tirto.id - Timothy Anugerah Saputra (TAS) adalah mahasiswa Universitas Udayana di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Sosiologi. Ia meninggal dunia pada Rabu (15/10) di RSUP Prof Ngoerah, Bali.
Artikel ini mengandung unsur penjelasan bunuh diri dan tidak bertujuan untuk menginspirasi siapa pun. Depresi bukan lah persoalan sepele. Jika Anda merasakan tendensi untuk melakukan bunuh diri, atau melihat teman atau kerabat yang memperlihatkan tendensi tersebut, segera berdiskusi dengan psikolog, psikiater, maupun klinik kesehatan jiwa.
Timothy diduga mengalami masalah kesehatan mental hingga mengakhiri hidup dengan cara melompat dari lantai 4 gedung FISIP pada Rabu (15/10).
Timothy, yang merupakan mahasiswa semester tujuh tersebut meninggal dunia setelah mendapat pertolongan di RSUP Prof Ngoerah.
Sosok Timothy Anugerah yang Dikenal Ramah dan Baik
Untuk mengenang sosok Timothy, beberapa kawan membagikan video perkenalan saat TAS masih mahasiswa dan beredar di media sosial.
Dalam posting itu muncul komentar dari rekan SMA, dosen, hingga guru yang pernah mengajar Timothy. Mereka mengenang TAS sebagai sosok yang ramah, baik, dan sopan.
Timothy juga dikenal sebagai seorang sosialis. Ia tergabung dalam organisasi Front Muda Revolusioner.
"Timothy adalah pribadi yang lembut, rendah hati, dan selalu berpikir positif. Namun ketika membela ide-ide revolusioner sosialisme, ia menjadi sosok yang paling tegas," demikian tertulis di Instagram Fornt Muda Revolusioner dalam obituari untuk mengenang Timothy.
Wakil Dekan III FISIP Unud, I Made Anom Wiranata, mengungkap bahwa korban telah memiliki masalah kesehatan mental sejak duduk di bangku SMP.
Hal tersebut disampaikan Anom dalam sidang organisasi mahasiswa (ormawa) yang digelar oleh Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) FISIP Unud melalui akun Instagram resminya, Kamis (16/10/2025).
"Saudara T ini, menurut penuturan ibunya, memiliki masalah kesehatan mental. Sejak SMP, saudara T mendapatkan penanganan medis dari konselor, ada terapinya. Lalu sampai dengan SMA, yang bersangkutan menolak untuk mendapat terapi lanjutan ketika masuk ke Udayana. Kami tidak mengetahui penyebabnya, tetapi itu yang terjadi," ungkap Anom.
Kisah Timothy viral setelah muncul tangkapan layar percakapan nir-empati dari grup mahasiswa di Universitas Udayana (Unud).
Dalam tangkapan layar yang beredar, mahasiswa FISIP, FKP, dan Kedokteran tampak menertawakan kematian TAS. Mereka juga membandingkan fisik TAS dengan konten kreator Kekeyi.
Perundungan secara terang-terangan ini menuai kecaman dari mahasiswa Unud dan warganet. Tindakan tersebut sangat tidak berempati kepada mendiang.
Menanggapi beredarnya informasi di media sosial terkait ucapan nir-empati terhadap almarhum mahasiswa FISIP, Universitas Udayana telah memberikan klarifikasi.
Unud menyatakan, percakapan yang beredar terjadi setelah peristiwa meninggalnya almarhum, bukan sebelumnya.
Unud juga akan menindak tegas setiap bentuk perundungan dan tindakan nir-empati yang bertentangan dengan nilai-nilai akademik.
Editor: Addi M Idhom
Masuk tirto.id


































