Menuju konten utama

Sofia Sahla Wakili Sumedang Kibarkan Merah Putih di Nusantara

Sofia Sahla, siswa kelas 11 menjadi anggota Paskibraka Nasional 2024 bertugas di Ibu Kota Nusantara (IKN).

Sofia Sahla Wakili Sumedang Kibarkan Merah Putih di Nusantara
(Kanan) Shilva teman satu angkatan Sofia Sahla siswa SMAN 1 Situraja anggota Paskibraka Ibu Kota Nusantara melihatkan foto bersama temannya. Kamis (15/08/2024). tirto.id/ Muhammad Akmal Firmansyah

tirto.id - Suasana sekolah begitu lenggang, para siswa khidmat mendengar guru mengajar di kelasnya masing-masing. Memasuki halaman sekolah SMA Negeri 1 Situraja di Jalan Kaum nomor 14 Situraja, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, pengunjung disambut dengan spanduk berwarna biru. Terlihat foto sosok siswi bernama Sofia Sahla, siswa kelas 11 yang menjadi anggota Paskibraka Nasional 2024 bertugas di Ibu Kota Nusantara (IKN).

Tak hanya Sofia dalam spanduk berukuran 3 meter kali 1 meter itu, terpampang juga Kepala Cadisdik Wilayah VII Jawa Barat, Endang Susilawati, dan Kepala SMAN Situraja, Iwan Kartiwa, ikut mengapit foto Sofia yang berada di tengah. Doa dan harapan tertulis juga dalam spanduk tersebut.

"Semoga ke depannya terus maju dan sukses selalu, terima kasih sudah mengharumkan nama SMAN Situraja yang semakin Kakoncara," demikian bunyi tulisan tersebut.

Dering lonceng istirahat menggema, pukul 12.30 WIB, kami menemui teman karib Sofia, Shilva Dwi Sagita. Ia mengungkapkan rasa bangga terhadap sahabatnya mewakili daerah ke nasional yang akan mengibarkan bendera merah putih di Ibu Kota Nusantara (IKN) dipimpin langsung oleh Presiden Joko Widodo.

Setiap Rabu, sepulang sekolah ia sering melatih fisik bersama Sofia. "Biasanya latihan fisik lari gitu," ujar Shilva saat ditemui oleh Kontributor Tirto, Kamis (15/08/2024).

Sebelum berangkat menuju karantina, Sofia bersama teman-temannya merayakannya dengan melakukan liwet bersama. Shilva menuturkan agenda tersebut semacam rutinitas yang dilakukan untuk saling guyub antar anak ABG itu.

Shilva dari sejak SMP satu sekolah dengan Sofia. Rasa kangen pada sahabatnya itu ia lakukan dengan membuka akun Instagram Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) RI. "Sering gitu swipe-swipe di Instagram BPIP mana ya Sofia, sengaja aja gitu cari," terangnya.

Ia terakhir berkomunikasi dengan sahabatnya itu melalui group WhatsApp kelas, gawai Sofia dikumpulkan untuk kefokusan berlatih dan menyiapkan pengibaran bendera merah putih saat hari proklamasi tiba.

"Kontak terakhir itu di grup kelas, katanya doain gitu mau seleksi, sebelum berangkat ke sana. Terus waktu itu ngobrolin tentang seleksi-seleksi dari tingkat kabupaten, provinsi dan nasional," ungkapnya.

Shilva tahu betul bagaimana sahabatnya mewakili Paskibraka dari tingkat kecamatan hingga nasional. "Bangga ikut seneng, kadang kangen kalau lihat di Instagram BPIP RI, keseharian Sofia dia pendiem dan baik juga," ujar Shilva.

SMA Negeri 1 Situraja

SMA Negeri 1 Situraja Kabupaten Sumedang dan spanduk ucapan selamat dan sukses pada Sofia Sahla siswa anggota Paskibraka Nasional. Kamis (15/08/2024). tirto.id/ Muhammad Akmal Firmansyah

Jadi Kebanggaan Guru

Rasa bangga juga dirasakan oleh Wali Kelas 11 SMAN 1 Situraja, Juju Jubaedah, mengaku senang dengan prestasi anak didiknya. Ia berandai semoga anak perempuannya bisa mengikuti jejak muridnya tersebut.

"Saya juga punya anak perempuan bisa nggak ya kaya gitu, kaya Sofia gitu," ujar Juju.

Di dalam kelas, Sofia dikenal sebagai pribadi yang konsisten. Ia juga suka berolahraga. "Ia ramah, rajin suka olahraga, sudah konsisten, sopan juga," terang Juju.

Juju sempat kaget saat melihat anak didiknya melepas jilbabnya sebelum pengukuhan. "Dengar dan melihat juga, sempat kaget, aturan tahun kemarin boleh ya, kok sekarang dibuka, kok bisa, aturannya berubah lagi," kata Guru Bahasa Inggris ini.

Sofia, dikenal setiap hari mengenakan jilbab baik di sekolah ataupun di rumah. Nada kekecewaan dituturkan juga oleh Kepala Sekolah SMAN 1 Situraja, Iwa Kartiwa mengenali Sofia Sahla sebagai sosok agamis serta berprestasi dalam akademik dan kecintaannya pada paskibraka.

"Beliau ada keterbatasan mungkin secara ekonomi, agak jauh tinggalnya dari sekolah, tapi semangat belajarnya luar biasa. Termasuk sangat berprestasi di bidang yang ia sukai, Paskibra. Sehingga bisa lolos ke tingkat nasional kan bukan prestasi yang main-main," ungkap Iwa.

Iwa sebagai pendidik menyayangkan dengan polemik melepas hijab tersebut, meski begitu ia berharap tidak menganggu konsentrasi para anggota Paskibraka.

"Secara pribadi, polemik ini cukup disayangkan ya, tapi mudah-mudahan tidak menganggu konsentrasi siswa kita khususnya Sofia Sahla," bebernya.

Iwa menyayangkan, anak didiknya yang sudah sedemikian jilbab sebagai identitasnya apabila harus membukanya.

"Disayangkan karena memang mungkin di tengah-tengah perjalanan ini, mempengaruhi juga, apalagi kalau berbicara mengenai rutinitas keseharian yang bersangkutan sangat agamis."

Iwa mendengar cerita dari orangtua Sofia, bagaimana anak didiknya melewati proses yang sangat ekstra mulai dari seleksi sampai terpilih mewakili sekolah bahkan provinsi Jawa Barat ke IKN.

"Prosesnya memang ekstra ya, yang bersangkutan menjalani seleksi dan sebagainya. Yang saya tahu misalkan dari orangtuanya menyampaikan dia sangat pandai manejemen waktu, sehingga waktu sekolah bisa dilaksanakan, dan kegiatan paskibra bisa berlanjut dengan baik," ungkap Iwa.

Perjuangan tidak mengkhianati hasil. Tak hanya, manajemen waktu sebagai bentuk kedisplinan Sofia juga memanjatkan doa di sepertiga malamnya.

"Menjaga kesehatannya juga, saya dengar juga ketika puncak-puncak dalam seleksi yang ketat suka meningkatkan ibadah malamnya dalam hal ini tahajud untuk memudahkan ikut serta dalam paskibra ini," ujar Iwa.

Di hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-79 ini, Iwa berharap kegaduhan tak menganggu konsentrasinya, anak didiknya masih bisa fokus pada tugasnya dan jilbabnya. Kebhinekaan Indonesia perlu dijaga kembali.

"Tapi mudah-mudahan kebersamaan itu bisa memperhatikan kebhinekaan, apalagi anak didik kami sudah sangat agamis dari awal disayangkan tiba-tiba melepas identitasnya," imbuhnya.

Sejak SMP Petugas Pengibar Bendera

Ayah Sofia Sahla Paskibraka IKN

(Tengah) Ayah Sofia Sahla, siswa anggota Paskibraka Nasional asal SMAN 1 Situraja kabupaten Sumedang. Kamis (15/08/2024). tirto.id/ Muhammad Akmal Firmansyah

Tatang Suyatna, ayah Sofia mengatakan, Sofia dari sejak sekolah tinggi pertama sudah mengikuti pengibaran bendera pusaka tingkat kecamatan. "Dari sejak SMP udah jadi paskibraka," ujar Tatang.

Saat terpilih menjadi petugas yang nanti mengibarkan bendera di Ibu Kota Nusantara tidak pernah terbayang olehnya. "Ini jauh dari ekspetasi, dari kampung gitu ya kan," ungkapnya.

Sofia sendiri merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, Tatang mengaku cita-cita sang anak untuk masuk akademi polisi baru pertama kali mendengar di media. "Baru tau ketika media tanya, ternyata cita-citanya Akpol," bebernya.

Merespons mengenai lepasnya jilbab pada anaknya, lelaki yang juga aparatur desa di Desa Sundamekar ini mengatakan, baru tahu ketika melihat di sosial media.

Anaknya sendiri giat dalam aktivitas remaja masjid, keseharian Sofia juga memakai jilbab. Tatang berharap saat hari proklamasi kemerdekaan RI nanti anaknya masih menggenakan jilbab.

"Keluarga berharap pengibaran lancar diberi kesehatan, diharapkan kembali memakai jilbab. Anaknya gamau melepas, Sofia ngaji solat lima waktu, kamu suka menasehati agar jangan tinggalkan solat. Kami percaya pada anak kami," jelas Tatang.

Baca juga artikel terkait HUT RI 2024 atau tulisan lainnya dari Akmal Firmansyah

tirto.id - News
Kontributor: Akmal Firmansyah
Penulis: Akmal Firmansyah
Editor: Anggun P Situmorang