Menuju konten utama

Siapa Pelaku Bullying Zara & Benarkah Anak Pejabat di Malaysia?

Kematian seorang siswi asal Malaysia, Zara Qairina Mahathir, masih menyisakan teka-teki. Termasuk dugaan perundungan dan adanya pelaku bullying.

Siapa Pelaku Bullying Zara & Benarkah Anak Pejabat di Malaysia?
Ilustrasi Perundungan Anak. foto/Istockphoto

tirto.id - Kematian Zara Qairina Mahathir (13) tengah menjadi perhatian publik Malaysia. Siswi sekolah keagamaan di Sabah itu diduga meninggal akibat bullying di sekolah. Belakangan, spekulasi pelaku perundungan adalah anak pejabat setempat mencuat di internet.

Sebelumnya, Zara Qairina merupakan siswi Sekolah Menengah Kebangsaan Agama Tun Datu Mustapha yang terletak di Papar, Sabah, Malaysia.

Pada Rabu (16/7) sekitar pukul 03.00 pagi waktu setempat, Zara ditemukan tak sadarkan diri di saluran pembuangan dekat gedung asrama putri yang ia tinggali selama bersekolah. Zara diduga terjatuh dari lantai tiga asrama dan mengalami sejumlah cedera serius hingga tak sadarkan diri. Keesokan harinya, Zara dinyatakan meninggal setelah sempat dirawat di Rumah Sakit Queen Elizabeth I.

Seiring perkembangan kasus ini, spekulasi bahwa Zara terjatuh karena dirundung oleh siswi lain mencuat di internet. Warganet Malaysia juga menduga kasus ini melibatkan petinggi Malaysia karena pengusutan kasus disinyalir tak dilakukan dengan prosedur yang benar.

Mencuatnya spekulasi kaitan kasus ini dengan tokoh berpengaruh di Malaysia, warganet kemudian beramai-ramai menaikkan tagar #justiceforzara di media sosial. Kasus ini juga membuat Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim ikut buka suara, menyebut proses penyelidikan telah dilakukan secara transparan.

"Siapa pun yang terlibat dalam tindakan kriminal seperti pembunuhan tidak akan dilindungi. Terlepas dari apakah mereka Datuk Seri atau Tan Sri, kami akan menyelidiki jika ada bukti," katanya pada Minggu (3/8), dikutip dari media Malaysia, Berita Harian.

Benarkah Anak Pejabat Malaysia Pelaku Dugaan Perundungan Zara?

Spekulasi tentang keterlibatan anak pejabat Malaysia yang jadi pelaku perundungan Zara Qairina kerap diutarakan warganet Malaysia karena kejanggalan dalam proses pengusutan kasus oleh pihak berwajib.

Seturut Channel News Asia, kuasa hukum pihak keluarga Zara memberikan keterangan pada Minggu bahwa polisi tidak memeriksa baju yang dikenakan Zara pada hari ia terjatuh.

Sebelumnya, pada 30 Juli, pihak keluarga Zara juga menyatakan bahwa proses pengusutan kasus ini tidak melibatkan proses autopsi yang biasa digunakan untuk memverifikasi ada/tidaknya bekas tindak pidana pada tubuh korban.

Selain itu, muncul di media sosial tentang tiga siswa yang pindah dari Sekolah Menengah Kebangsaan Agama Tun Datu Mustapha pada hari yang sama dengan ditemukannya Zara dalam keadaan tak sadarkan diri.

Isu kepindahan tiga siswa itu muncul seiring dengan isu bahwa pelaku perundungan Zara adalah tiga siswa yang dikenal dengan nama panggilan Kak Wana, Kak Dedeng, dan Tomboi.

Isu-isu tersebut membuat warganet berspekulasi bahwa ada pihak berpengaruh yang terlibat dalam kasus ini, menyebutnya sebagai "sosok VVIP".

Namun, sejauh ini, tak ada konfirmasi resmi tentang keterlibatan "sosok VVIP", baik dari pihak berwenang maupun dugaan dari keluarga korban.

Bahkan, keluarga korban menyangkal bahwa pihaknya telah menuduh adanya keterlibatan sosok berpengaruh dalam kematian Zara. Kuasa hukum pihak keluarga, Hamid Ismail dan Shahlan Jufri, menyebut spekulasi tersebut tidak berdasar dan tidak berasal dari keluarga korban.

"Noraidah, ibu dari Zara Qairina, tidak pernah mengeluarkan pernyataan apapun yang mengaitkan kematian Zara Qairina dengan individu VVIP manapun. Asumsi atau tuduhan semacam itu tidak berdasar dan tidak berasal dari klien kami," tutur Hamid Ismail, dikutip dari media Malaysia, Harian Metro.

Pihak kepolisian Malaysia disebut telah menyelesaikan investigasi terkait kematian Zara. Pengusutan tersebut melibatkan 60 saksi yang diperiksa, termasuk Kak Wana, Kak Dedeng, dan Tomboi.

Namun, pihak keluarga meminta polisi untuk membuka kembali penelusuran dan menyertakan proses autopsi terhadap jenazah korban.

Baca juga artikel terkait INTERNASIONAL atau tulisan lainnya dari Rizal Amril Yahya

tirto.id - Aktual dan Tren
Kontributor: Rizal Amril Yahya
Penulis: Rizal Amril Yahya
Editor: Dicky Setyawan