tirto.id - Nama Ahmad Massoud mencuat berkat pernyataannya baru-baru ini, terlebih tentang kesiapannya melawan kelompok Taliban yang kini menguasai negara Afghanistan. Ia pun menyebut bakal mengikuti jejak sang ayah Ahmad Shah Massoud yang mati terbunuh dua puluh tahun lalu.
Dalam sebuah opini yang ditulisnya di The Washington Post, Ahmad Massoud adalah anak dari komandan mujahidin Ahmad Shah Massoud yang berperang melawan rezim Taliban. Namun, tepat pada 9 September 2001, ayahnya dibunuh, yang disebut Massoud, atas perintah Taliban dan al-Qaeda.
Untuk itu, Ahmad Massoud bersiap mengikuti jejak sang ayah dan bersama para pejuang mujahidin menghadapi Taliban. "Kami memiliki gudang amunisi dan senjata yang telah kami kumpulkan dengan sabar sejak zaman ayahku, karena kami tahu hari ini akan datang," tulisnya pada 18 Agustus lalu.
Pemimpin Front Perlawanan Nasional Afghanistan itu juga mengatakan, mereka juga memiliki tentara yang sekarang berjalan ke perbukitan Panjshir dengan peralatan. Mantan anggota Pasukan Khusus Afghanistan juga telah bergabung dengan perjuangan mereka.
Britannica melaporkan, Ahmad Shah Massoud adalah pemimpin komando kelompok militan paling gigih melawan Soviet dari benteng di lembah Sungai Panjashr (umumnya lembah Panjshr) timur laut Kabul.
Massoud termasuk di antara para komandan yang berafiliasi dengan Islamic Society (salah satu kelompok mujahidin paling berpengaruh), yang dipimpin oleh seorang seorang cendekiawan terlatih Burhanuddin Rabbani.
Berita Terkini Afghanistan
Aljazeera melaporkan, kelompok Taliban mengatakan, ratusan pejuangnya sedang menuju lembah Panjshir, salah satu dari sedikit bagian Afghanistan yang belum dikendalikan oleh kelompok itu.
Sejak Taliban menyerbu dan menguasai Afghanistan, sedikit perlawanan mulai muncul dari beberapa mantan pasukan pemerintah yang berkumpul di Panjshir, utara Kabul, yang telah lama dikenal sebagai benteng anti-Taliban.
“Ratusan Mujahidin Imarah Islam sedang menuju negara bagian Panjshir untuk mengendalikannya, setelah pejabat negara setempat menolak untuk menyerahkannya secara damai,” tulis kelompok Taliban di akun Twitter berbahasa Arabnya pada hari Minggu.
Ahmad Massoud, pada hari Minggu, juga mengatakan, dia berharap mengadakan pembicaraan secara damai dengan kelompok Taliban seminggu yang lalu, tetapi pasukannya siap untuk berperang.
“Kami ingin membuat Taliban menyadari bahwa satu-satunya jalan ke depan adalah melalui negosiasi,” katanya kepada kantor berita Reuters melalui telepon dari kubunya di Lembah Panjshir.
“Kami tidak ingin perang pecah.”
Massoud mengatakan, para pendukungnya siap berperang jika kelompok Taliban mencoba menyerang lembah Panjshir. “Mereka ingin membela, mereka ingin bertarung, mereka ingin melawan rezim totaliter mana pun.”
Kendati demikian, ada beberapa ketidakpastian tentang apakah operasi pasukan Taliban telah dimulai atau belum. Seorang pejabat Taliban mengatakan kepada Reuters bahwa serangan telah diluncurkan di Panjshir. Di sisi lain, seorang ajudan Massoud memastikan tidak ada tanda-tanda bahwa pasukan itu benar-benar memasuki lembah dan tidak ada laporan pertempuran.
Editor: Iswara N Raditya