tirto.id - Sekretaris Tim Kampanye Nasional Jokowi-Maruf, Hasto Kristiyanto menyatakan pidato yang disampaikan capres Joko Widodo dalam pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia di Bali menunjukkan sikapnya sebagai seorang negarawan.
“Berbagai nilai yang diungkap oleh Presiden Jokowi berangkat atas kritik terhadap perang dagang dan pentingnya koreksi atas ketidakadilan antara negara kaya dan miskin,” kata Hasto melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (13/10/2018).
Hasto lantas membandingkan pidato Jokowi dengan pidato capres nomor urut dua, Prabowo Subianto. Menurut Hasto, pidato kedua kandidat capres itu sangat berbeda karena Prabowo sering menyampaikan hal-hal negatif dan bernada mengancam.
Sementara Jokowi, kata Hasto, selalu mengedepankan kekuatan moral terhadap pentingnya tatanan dunia baru yang lebih berkeadilan. Apabila dinilai berdasarkan poin, kata Hasto, maka Jokowi mendapatkan nilai 5 sementara Prabowo mendapat nilai 0.
“Bahkan seandainya pidato Pak Prabowo yang bersifat negatif dan bernada mengancam seperti ancaman Indonesia bubar, pidato kebohongan terencana kasus oplas Ratna Sarumpaet, dan pidato ekonomi kebodohan yang kesemuanya bernada negatif tanpa basis nilai kenegarawanan yang kuat, maka score Pak Prabowo berkurang menjadi minus,” ungkap Hasto.
Sekjen PDIP ini bahkan menyarankan konsultan Tim Prabowo untuk memikirkan ulang strateginya dalam berkampanye. “Strategi menyerang, hoaks, strategi menakut-nakuti, ataupun meniru model kampanye pilpres negara lain sudah selayaknya ditinjau ulang, diganti dengan kampanye ala Indonesia yang santun dan penuh kegembiraan,” kata Hasto.Dalam pidatonya kemarin, kata Hasto, Jokowi sempat mendapat standing applaus dua kali dari para peserta Annual Meeting IMF-World Bank. “Ditinjau dari gagasan, Presiden Jokowi mengedepankan kekuatan moral terhadap pentingnya tatanan dunia baru yang lebih berkeadilan dengan tawaran pentingnya kolaborasi,” ujar Hasto mengambil intisari Pidato Jokowi.
Menanggapi tudingan Hasto tersebut, Juru Bicara Prabowo-Sandiaga, Dahnil Anzar Simanjuntak menilai wajar pernyataan tersebut. "Ya, biarkan saja. Wong Hasto kok yang ngomong. Tugas dia kan memang membagus-baguskan Jokowi-Ma'ruf," kata Dahnil kepada Tirto, Sabtu (13/10/2018).
Menurut dia, yang penting dilakukan Tim Prabowo-Sandiaga saat ini adalah merebut hati rakyat agar bisa menang di Pilpres 2019. "Kalau kami yang penting merebut hati rakyat," imbuhnya.
Editor: Alexander Haryanto