tirto.id - Juru Bicara Prabowo-Sandiaga, Dahnil Anzar Simanjuntak menilai wajar pernyataan Sekretaris TKN Jokowi-Maruf Amin, Hasto Kristianto yang menyatakan pasangan nomor urut 01, Jokowi-Maruf dapat poin 5, sementara pasangan nomor urut 02, Prabowo-Sandiaga dapat poin minus 3 di masa awal kampanye Pilpres 2019.
"Ya, biarkan saja. Wong Hasto kok yang ngomong. Tugas dia kan memang membagus-baguskan Jokowi-Ma'ruf," kata Dahnil kepada Tirto, Sabtu (13/10/2018).
"Kalau kami yang penting merebut hati rakyat," imbuhnya.
Dalam kesempatan ini, Dahnil pun menyindir Hasto. Menurutnya, angka yang disebutkan Sekjen PDIP itu kurang besar jika ingin membuat kehebohan. "Sekalian saja Hasto bilang, 1 juta Jokowi, Prabowo minus 5 juta. Enggak apa-apa. Wong Hasto kok," kata Dahnil.
Sebelumnya, Hasto menyatakan pidato yang disampaikan capres Joko Widodo dalam pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia di Bali menunjukkan sikapnya sebagai seorang negarawan.
“Berbagai nilai yang diungkap oleh Presiden Jokowi berangkat atas kritik terhadap perang dagang dan pentingnya koreksi atas ketidakadilan antara negara kaya dan miskin,” kata Hasto melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (13/10/2018).
Hasto lantas membandingkan pidato Jokowi dengan pidato capres nomor urut dua, Prabowo Subianto. Menurut Hasto, pidato kedua kandidat capres itu sangat berbeda karena Prabowo sering menyampaikan hal-hal negatif dan bernada mengancam.
Sementara Jokowi, kata Hasto, selalu mengedepankan kekuatan moral terhadap pentingnya tatanan dunia baru yang lebih berkeadilan. Apabila dinilai berdasarkan poin, kata Hasto, maka Jokowi mendapatkan nilai 5 sementara Prabowo mendapat nilai 0.
“Bahkan seandainya pidato Pak Prabowo yang bersifat negatif dan bernada mengancam seperti ancaman Indonesia bubar, pidato kebohongan terencana kasus oplas Ratna Sarumpaet, dan pidato ekonomi kebodohan yang kesemuanya bernada negatif tanpa basis nilai kenegarawanan yang kuat, maka score Pak Prabowo berkurang menjadi minus,” ungkap Hasto.
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Alexander Haryanto