Menuju konten utama

RS Yarsi Masih Rawat 11 Korban Ledakan SMAN 72, 1 Dirawat di ICU

RS Yarsi masih menangani sejumlah korban dengan gangguan pendengaran akibat ledakan di SMAN 72 Jakarta.

RS Yarsi Masih Rawat 11 Korban Ledakan SMAN 72, 1 Dirawat di ICU
Personil Gegana Brimob Polda Metro Jaya berjaga pasca terjadi ledakan di depan gerbang SMAN 72 Jakarta, Jumat (7/11/2025). ANTARA FOTO/Naufal Khoirulloh/foc.

tirto.id - Rumah Sakit (RS) Yarsi masih merawat 11 korban ledakan SMAN 72 Jakarta dari total 26 korban yang ditangani di tempat tersebut. Dari jumlah tersebut, satu korban ledakan masih menerima perawatan di Intensive Care Unit (ICU).

Direktur Medis RS Yarsi, Muhammadi, berujar kondisi sebagian besar pasien sudah menunjukkan hasil positif.

“Hari ini, di Rumah Sakit Yarsi, total korban yang kami layani sudah 26 orang dan tersisa ada 11 orang yang dalam rawat inap,” ujar Muhammadi saat memberikan keterangan di RS Yarsi, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Selasa (11/11/2025).

Ia menyebutkan satu pasien masih dirawat di ICU karena mengalami luka bakar dan cedera pada organ perut. Pasien tersebut sebelumnya sempat menjalani operasi dan kini kondisinya sudah jauh membaik.

Kini, pasien tersebut mampu bernapas secara spontan dan hanya menunggu proses pemulihan luka yang masih harus diganti perban secara berkala.

Selain pasien di ICU, RS Yarsi disebut juga masih menangani sejumlah korban dengan gangguan pendengaran akibat ledakan.

“Ada empat siswa yang mengalami tuli mendadak tanpa kerusakan membran telinga itu masuk ke hiperbarik untuk mendapatkan terapi oksigen bertekanan tinggi,” katanya.

Muhammadi melanjutkan dari hasil pemeriksaan, sebagian besar pasien dengan gangguan pendengaran menunjukkan perbaikan yang signifikan. Gejala seperti berdenging di telinga dan sakit kepala disebut sudah berkurang usai menjalani beberapa sesi terapi hiperbarik.

Sementara itu, enam pasien lainnya mengalami kebocoran gendang telinga akibat tekanan ledakan yang kuat. Dari jumlah tersebut, satu pasien akan menjalani operasi perbaikan gendang telinga atau timpanoplasti, sementara lima lainnya masih diobservasi untuk pemulihan alami.

Muhammadi menyatakan pasien yang akan menjalani operasi memiliki kerusakan membran yang lebih besar dibandingkan lainnya. Operasi tersebut direncanakan dalam waktu dekat setelah kondisi pasien dinilai cukup stabil untuk tindakan bedah.

Selain penanganan fisik, para korban juga mendapatkan pendampingan psikologis untuk membantu pemulihan trauma pasca ledakan.

“Di dampingi sama teman-teman psikologi kita dan kita dibantu juga dari Polda untuk melakukan psikoterapi dari tim Polda,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Polda Metro Jaya menetapkan status anak berkonflik hukum terkait kasus ledakan di SMAN 72 Jakarta. Dalam peristiwa ini, anak berkonflik hukum tersebut berinisial F dan masih berusia di bawah 18 tahun.

"Dari hasil sidik sementara anak yang berkonflik dengan hukum atau ABH yang terlibat dalam ledakan merupakan siswa SMA aktif bertindak secara mandiri, tak berhubungan dengan jaringan teror tertentu," ucap Kapolda Metro Jaya, Irjen Asep Edi Suheri, dalam konferensi pers di Gedung Promoter, Selasa (11/11/2025).

Baca juga artikel terkait LEDAKAN DI SMA KELAPA GADING atau tulisan lainnya dari Muhammad Naufal

tirto.id - Flash News
Reporter: Muhammad Naufal
Penulis: Muhammad Naufal
Editor: Bayu Septianto