Menuju konten utama

RI Harus Lepas Ketergantungan Komoditas untuk Jadi Negara Maju

Menurutnya ketergantungan pada ekspor komoditas mentah membuat ekonomi Indonesia justru rentan terhadap guncangan global.

RI Harus Lepas Ketergantungan Komoditas untuk Jadi Negara Maju
Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. (FOTO/Yohanes Hasiholan)

tirto.id - Tim Asistensi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Raden Pardede, menegaskan bahwa Indonesia perlu melepaskan ketergantungannya terhadap sektor komoditas jika ingin menjadi negara maju pada tahun 2045.

Ekonom senior itu menekankan bahwa ketergantungan pada ekspor komoditas mentah membuat ekonomi Indonesia justru rentan terhadap guncangan global, seperti fluktuasi harga dan permintaan dunia.

Raden kemudian memberi contoh sejumlah negara di kawasan Asia, yang dinilai berhasil tumbuh pesat karena melepaskan ketergantungan pada sektor komoditas.

“Di sisi lain kita enggak bisa hanya bergantung kepada komoditas. Ini adalah catatan yang saya bandingkan dengan berbagai negara lain. Negara lain ini contohnya adalah seperti Malaysia, Vietnam, Cina, dan lainnya. Mereka tidak terlampau tergantung kepada komoditas,” kata Raden saat pemaparan dalam Forum Diskusi Capaian Satu Tahun Kinerja Kabinet Merah Putih di Bidang Perekonomian, Senin (20/10/2025).

Menurut Raden, penguatan sektor manufaktur dan jasa justru merupakan kunci utama untuk menciptakan ekonomi yang lebih produktif dan berkelanjutan.

"Kita enggak bisa tergantung kepada komoditas, kita harus memiliki sektor manufaktur atau jasa," ujar Raden.

Indonesia, kata dia, perlu bekerja lebih keras untuk memperkuat fondasi industri agar dapat 'naik kelas' dan sejajar dengan negara-negara yang telah berhasil bertransformasi dari ekonomi berbasis sumber daya menjadi ekonomi berbasis inovasi dan nilai tambah.

“Ya, sektor manufaktur dan jasa, itu intinya. Kita dibandingkan dengan negara lain memang tidak terlalu buruk, tapi kita harus bekerja lebih keras,” paparnya.

Raden pun menekankan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia harus terus didorong agar mampu melampaui 6 persen per tahun secara berkelanjutan. Hal itu penting untuk meningkatkan pendapatan per kapita nasional dan mempercepat pencapaian visi Indonesia Emas 2045.

Raden melanjutkan, dengan memperkuat daya saing sektor manufaktur dan jasa, Indonesia diharapkan dapat keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah dan melengang sebagai negara maju.

Baca juga artikel terkait EKONOM atau tulisan lainnya dari Natania Longdong

tirto.id - Insider
Reporter: Natania Longdong
Penulis: Natania Longdong
Editor: Dwi Aditya Putra