Menuju konten utama

Purbaya Tak Cemas Cadangan Devisa Terendah sejak Juli 2024

Purbaya menilai modal investor asing yang telah meninggalkan Indonesia akan segera kembali.

Purbaya Tak Cemas Cadangan Devisa Terendah sejak Juli 2024
Purbaya Yudhi Sadewa, Selasa (30/1/2024). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/tom.

tirto.id - Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewa, mengaku tidak khawatir dengan penurunan cadangan devisa (cadev) September 2025 yang turun menjadi 148,7 miliar dolar AS, dari bulan sebelumnya yang masih sebesar 150,7 miliar. Posisi cadangan devisa tersebut menjadi yang terendah sejak Juli 2024 yang saat itu berjumlah 154,4 miliar dolar AS.

“Nggak ada concern (kekhawatiran),” ujarnya singkat, di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, dikutip Jumat (10/10/2025).

Menurutnya, sudah sewajarnya cadangan devisa berkurang, karena digunakan untuk membiayai utang luar negeri, membayar impor barang dan jasa, serta menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

Di sisi lain, Purbaya mengaku tidak khawatir cadangan devisa turun hingga 2 miliar dolar AS karena indeks harga saham gabungan (IHSG) mencatatkan kinerja apik dalam beberapa waktu terakhir. Kenaikan harga saham ini dinilai menjadi cerminan bahwa kepercayaan diri masayarakat terhadap peekonomian Indonesia masih terjaga.

Dengan kondisi tersebut, ia menilai modal investor asing yang telah meninggalkan Indonesia akan masuk lagi.

“Itu sinyal confidence ke ekonomi dan ke perusahaan-perusahaan mulai membaik, kan?” (Ke depan investor) asing pelan-pelan akan masuk lagi. Jadi, untuk menambah sentiment positif ke ekonomi, harus seperti itu memang. Cadev digunakan untuk itu,” lanjut Purbaya.

Sementara itu, sebelumnya Bank Indonesia (BI) menjelaskan, turunnya cadangan devisa September 2025 dipengaruhi antara lain oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah. Penyesuaian juga terjadi akibat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah Bank Indonesia dalam menghadapi ketidakpastian pasar keuangan global yang tetap tinggi.

Posisi cadangan devisa akhir September 2025 tersebut, kata Ramdan, setara dengan pembiayaan 6,2 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

"Bank Indonesia menilai cadangan devisa ini tetap kuat mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," ucap dia.

Ke depan, Bank Indonesia meyakini ketahanan sektor eksternal tetap kuat sejalan dengan prospek ekspor yang tetap terjaga serta neraca transaksi modal dan finansial yang diprakirakan tetap mencatatkan surplus. Ini sejalan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian domestik dan imbal hasil investasi yang tetap menarik.

"Bank Indonesia terus meningkatkan sinergi dengan Pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal guna menjaga stabilitas perekonomian untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," pungkas dia.

Baca juga artikel terkait PURBAYA YUDHI SADEWA atau tulisan lainnya dari Qonita Azzahra

tirto.id - Insider
Reporter: Qonita Azzahra
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Hendra Friana