tirto.id - PT Timah (Persero) Tbk mulai mengembangkan penambangan primer di daratan. Langkah ini diambil untuk mengantisipasi berkurangnya cadangan timah aluvial di laut.
Direktur Pengembangan Usaha PT Timah (Persero) Tbk, Suhendra Yusuf Ratuprawiranegara, menyatakan cadangan timah aluvial dari laut di area operasional perusahaannya diprediksi mulai menyusut pada 2029. Maka itu, PT Timah melirik tambang primer untuk menyiapkan cadangan jangka panjang.
"Kami nanti juga akan masuk penambangan primer. Ini yang jadi concern kami. Kami lagi mau melakukan penataan kembali, tata kelola bagaimana mining practice itu dilakukan oleh kami sebagai perusahaan yang bertanggung jawab terhadap penambangan timah," kata dia dalam Media Gathering di Pangkal Pinang pada Sabtu (23/08/2025).
PT Timah saat ini mempunyai Wilayah Izin Usaha Pertambangan seluas 500.000 hektare di daratan dan laut Kepulauan Bangka Belitung. Namun, kata Suhendra, potensi timah primer di daratan belum digarap secara maksimal. Padahal potensi cadangannya mencapai ratusan ribu ton.
Cadangan timah aluvial selama ini masih menjadi sumber utama untuk produksi PT Timah. Sekitar 70% terkonsentrasi di laut. Namun, umur cadangan itu diperkirakan tidak panjang.
"Di sini lah proses responsive atau transformasi kami lakukan. Ada cadangan di tambang primer ini yang belum kami garap secara optimal, dan kami mengetahui cadangan itu cukup besar dalam hitungan ratusan ribu ton," kata Suhendra.

Menurut Suhendra, PT Timah sudah memiliki empat lokasi tambang timah primer. Namun, ke depan fokus utama pengembangan adalah tambang di Paku, Kabupaten Bangka Selatan, dan Batu Besi, Kabupaten Belitung.
Sejalan dengan itu, perusahaan juga menyiapkan teknologi yang mumpuni. Pengembangan tambang timah primer diawali re-feasibility study untuk menyesuaikan teknologi yang akan dipakai dengan kondisi geologi di lokasi.
Apabila studi ini menunjukkan hasil positif, perusahaan bisa masuk ke fase produksi dengan lebih pasti. "Umur tambang rencana kami akan memulainya lima tahun ke depan. Mulai dari sekarang, kami akan coba optimalkan," ujar Suhendra.
Menurut dia, transisi menuju tambang primer adalah bagian dari strategi jangka panjang agar PT Timah tetap menjadi pemain utama di industri timah global. Saat ini, Indonesia masih menjadi eksportir timah terbesar kedua di dunia setelah China.
Editor: Addi M Idhom
Masuk tirto.id


































