tirto.id - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa UGM mendirikan tenda biru yang bertuliskan “Pindahan Kelas, Bersama Rakyat UGM Full Melawan” di halaman Gedung Pusat Universitas Gadjah Mada (UGM), Rabu (14/5/2025).
Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes mahasiswa terhadap sederet kasus seperti kekerasan seksual di lingkungan kampus tersebut. Tak hanya itu, mahasiswa juga memprotes kebijakan pemotongan anggaran pemerintah, sehingga berdampak ke kampus.
Berdasarkan pantauan kontributor Tirto, mahasiswa tampak berkumpul, menyalakan api unggun sejenak, bermain gitar sembari bernyanyi. Mereka turut mendendangkan lagu karya Iwan Fals berjudul Serdadu.
Salah satu massa yang tidak ingin dimediakan namanya, mengatakan aksi ini sebagai bentuk protes atas kebijakan pemotongan anggaran yang dilakukan pemerintah, sehingga memengaruhi dana kampus.
“Itu memengaruhi kami mulai dari pelaksanaan dalam tingkat UKM, maupun secara akademik karena banyak fasilitas menjelang sore itu sudah ditutup karena harus dimatikan listriknya”, katanya.
Dia mengatakan mahasiswa tidak mendapatkan hak sepenuhnya, padahal telah membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT) dengan biaya mahal. Dia juga mempersoalkan kampus yang ditudingnya telah mengintimidasi mahasiswa.
"Eggak berpihak sama mahasiswa, enggak sedikit juga yang diintimidasi pihak fakultasnya juga," tutur dia
Wakil Rektor Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Alumni, Arie Sujito, memandang aksi itu bagian dari aspirasi mahasiswa.
“Ya enggak apa-apa, itu, kan, sedang aksi, yang penting bisa menjaga diri," kata Arie, saat ditemui di Gedung Pusat UGM.
Arie meminta mahasiswa untuk menjaga diri dan tidak mudah terprovokasi.
Arie mengatakan UGM memiliki komitmen untuk menangani kasus kekerasan seksual secara transparan serta terukur dalam proses pengambilan keputusan.
“Komitmen UGM kuat soal itu, kan, ada satgas yang menangani juga," tukas Arie.
Penulis: Abdul Haris
Editor: Fransiskus Adryanto Pratama