Menuju konten utama

Profil Ponpes Al Hanifiyah Kediri yang Ternyata Tak Berizin

BM, 14 tahun, santri asal Banyuwangi, meninggal dunia setelah dianiaya di Ponpes Al Hanifiyah Kediri. Simak profil lengkap ponpes.

Profil Ponpes Al Hanifiyah Kediri yang Ternyata Tak Berizin
Ilustrasi Penganiayaan. foto/IStockphoto. foto/IStockphoto

tirto.id - Ponpes Al Hanifiyah Kediri menjadi perhatian publik. Salah satu santri meninggal dunia setelah mengalami penganiayaan. Empat rekan korban sudah ditetapkan sebagai tersangka hingga terancam 15 tahun penjara.

Kepolisian Resor Kediri Kota, Jawa Timur, telah menetapkan empat tersangka kasus penganiayaan di Ponpes Al Hanifiyah Kediri hingga menyebabkan korban meninggal.

Mereka terdiri dari MN (18 tahun) asal Sidoarjo, MA (18 tahun) asal Kabupaten Nganjuk, AF (16 tahun) asal Denpasar Bali, dan AK (17 tahun) asal Surabaya.

Korban meninggal, BM (14 tahun), adalah adik angkatan pelaku. BM merupakan santri asal Afdeling Kampunganyar, Dusun Kendenglembu, Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi.

"Kasus ini terjadi di salah satu pondok pesantren di Mojo, Kabupaten Kediri. Kami tetapkan empat tersangka dan kami lakukan penahanan untuk proses penyelidikan lebih lanjut," ucap AKBP Bramastyo Priaji, Kapolres Kediri Kota, dikutip laman Antaranews.

Menurut keterangan kepolisian, peristiwa penganiayaan terhadap BM telah terjadi secara berulang-ulang karena masalah kesalahpahaman. Kendati demikian, para pelaku dikenakan Pasal 80 ayat 2 tentang perubahan Undang-Undang Perlindungan Anak. Ancaman hukumannya adalah 15 tahun penjara.

Ponpes Al Hanifiyah Kediri Tanpa Izin Kemenag

Pondok Pesantren (Ponpes) Al Hanifiyah atau PPTQ Al Hanifiyyah merupakan sebuah lembaga pendidikan Islam yang berlokasi di Dusun Kemayan, Desa Kranding, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur.

Mengutip akun Instagram @pptqalhanifiyyah, ponpes ini berdiri sejak tahun 2014 atau 1435 Hijriah. Selain ponpes, lembaga tersebut juga menyelenggarakan sistem pendidikan berupa MTQ Al-Hanifiyyah dan TPQ Al Hanifiyyah.

Pengasuh Ponpes Al Hanifiyah adalah Fatihunada atau kerap disapa Gus Fatih. Saat ini, ponpes memiliki total santri sebanyak 93 orang. Rinciannya 74 putri dan 19 putra.

Gus Fatih selaku pimpinan mengaku tidak mengetahui kejadian penganiayaan yang dialami salah satu santrinya. Pada Jumat (23/2), ia mendapatkan laporan bahwa korban sudah dalam kondisi meninggal dunia.

"Saat itu saya capai dan dibangunkan. Saya dapat laporan anak itu jatuh terpeleset di kamar mandi. Saat itu juga tidak muncul dugaan dan saya tidak sempat melihat karena mengurus ambulans dan keperluan untuk berangkat ke sana (Banyuwangi)," ucap Gus Fatih.

Kepala Bidang Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, Mohammad As'adul Anam menyebutkan, Ponpes Al Hanifiyah ternyata tidak memiliki izin setelah dilakukan penyelidikan.

"Tempat kejadian itu ada di Pondok Al Hanifiyyah, bukan Pondok Al Ishlahiyyah. Tapi, korban belajar di MTs Sunan Kalijogo di Pondok Al Islahiyyah. Keberadaan pondok pesantren tersebut belum memiliki izin operasional pesantren," tegas As'adul Anam, Selasa (27/2).

Ponpes Al Hanifiyah diketahui tidak terdaftar alias tidak mengantongi Nomor Statistik Pesantren (NSP) yang biasa dikeluarkan Kementerian Agama (Kemenag).

"Dia itu bukan pesantren tetapi mengaku dirinya pesantren. Dia pesantren yang tidak diakui negara," kata M. Ali Ramdhani, Dirjen Pendidikan Islam Kemenag.

Ia menambahkan, Ponpes Al Hanifiyah memang berbentuk sebuah pesantren secara umum. Namun, tidak memiliki izin.

Kemenag sebenarnya sudah membikin regulasi PMA 73 tahun 2022 dan PKMA 82 tahun 2023 tentang penanganan dan pencegahan kekerasan seksual di satuan pendidikan. Mereka juga dilaporkan sudah melakukan sosialisasoi agar pesantren menjadi tempat ramah anak.

Di dalam struktur, Kemenag mempunyai kepala seksi pesantren yang menjangkau wilayah kabupaten/kota. Tugasnya mengawasi dan melakukan pembinaan terhadap pesantren-pesantren yang berizin.

Berangkat dari kasus meninggalnya santri di Ponpes Al Hanifiyah, mereka menghimbau kepada orang tua agar lebih selektif ketika memasukkan anak ke sebuah ponpes. Salah satu caranya ialah mengecek NSP hingga mencari tahu asal usul pengasuh.

Baca juga artikel terkait KEDIRI atau tulisan lainnya dari Beni Jo

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Beni Jo
Penulis: Beni Jo
Editor: Dipna Videlia Putsanra