tirto.id - Pengembang dan operator infrastruktur internet asal Singapura, Princeton Digital Group (PDG), mengubah pinjaman sebesar 105 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp1,71 triliun (asumsi kurs Rp16.350 per dolar AS) menjadi pembiayaan hijau untuk pembangunan data center campus JC2 berkapasitas 22 megawatt (MW) di Jakarta.
Perlu diketahui, data center campus merupakan fasilitas fisik yang digunakan untuk menyimpan sistem komputerisasi dan komponen pendukungnya, seperti sistem penyimpanan dan komunikasi data.
“Pembiayaan penting ini sejalan dengan Kerangka Pembiayaan Hijau (Green Financing Framework/GFF) PDG yang ditetapkan pada tahun 2024 dan mematuhi Prinsip Pinjaman Hijau (Green Loan Principles/GLP) yang diakui secara internasional. Disusun bekerja sama dengan Koordinator Pinjaman Hijau, PT Bank DBS Indonesia dan PT Bank UOB Indonesia,” jelas Chairman, CEO dan Co-founder PDG, Rangu Salgame, dalam keterangan resminya, dikutip Minggu (16/3/2025).
Lebih lanjut, Salgame menjelaskan, JC2 dirancang untuk keandalan dan skalabilitas yang menggabungkan sistem daya tak terputus modular hemat energi dan pabrik pendingin yang sangat efisien. Sehingga, pembangunan campus data center ini tak hanya sesuai dengan komitmen PDG terhadap pertumbuhan berkelanjutan dan pengelolaan lingkungan, melainkan juga membantu Indonesia dalam menumbuhkan ekonomi digital sekaligus mencapai target emisi nol bersih (net zero emission).
“Pembiayaan hijau sangat penting untuk pengembangan infrastruktur rendah karbon demi ketahanan lingkungan jangka panjang. Pembiayaan oleh bank-bank terkemuka ini merupakan bukti lebih lanjut tentang bagaimana PDG memecahkan masalah keberlanjutan sekaligus membangun AI dalam skala besar,” kata dia.
Sementara itu, campus data center JC2 ini merupakan yang pertama di Indonesia, menawarkan kapasitas bertenaga biomassa kepada pelanggan.
“Dengan memelopori inovasi seperti energi biomassa, kami menghadirkan pusat data yang mendukung ekonomi digital Indonesia sekaligus mendukung tujuan net-zero-nya,” sambung Salgame yang merupakan bos perusahaan pusat data yang kini telah beroperasi di Singapura, Jepang, India, Indonesia, Tiongkok dan Malaysia itu.
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Fahreza Rizky