Menuju konten utama

PPNI Sebut 6 Perawat Pasien Corona COVID-19 Meninggal

Enam perawat meninggal usai menangani pasien COVID-19. Saat meninggal lima di antaranya berstatus PDP dan satu perawat positif Corona.

PPNI Sebut 6 Perawat Pasien Corona COVID-19 Meninggal
Petugas pemakaman menurunkan peti jenazah pasien COVID-19 di TPU Pondok Ranggon, Jakarta, Senin (30/3/2020). Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto per Senin (30/3/2020) pukul 12.00 WIB menyatakan jumlah pasien positif COVID-19 di Indonesia telah mencapai 1.414 kasus, pasien yang telah dinyatakan sembuh sebanyak 75 orang, sementara kasus kematian bertambah delapan orang dari sebelumnya 114 orang menjadi 122 orang. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.

tirto.id - Selama merawat pasien COVID-19, ada enam perawatan terkonfirmasi meninggal. Satu perawat di antaranya dilaporkan meninggal setelah terjangkit Corona.

Ketua Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Harif Fadhillah mengatakan perawat atas nama Ninuk Dwi meninggal karena Corona. Sedangkan lima perawat lain yang telah meninggal statusnya saat perawatan sebagai pasien dalam penagwan (PDP).

"DPP PPNI mengucapkan Innalillahi wa innaillaihi raji'un, atas berpulangnya ke Rahmatullah dalam tugas kemanusiaan enam rekan kami," kata Harif, Senin (6/4/2020), dikutip dari Antara.

Keenam perawat tersebut yakni:

  1. Ninuk Dwi yang bertugas sebagai perawat di ruang ICU Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta;
  2. Sugiarto yang bertugas sebagai perawat tim bedah medis Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto Jakarta;
  3. Harmoko sebagai perawat di PKM Tambak Aji;
  4. Letkol (Kowal) Mulatsih, perawat Rumah Sakit Marinir Cilandak;
  5. Setia Wibowo, perawat di Rumah Sakit Premier Bintaro;
  6. Mursyida perawat di PK Kp Teleng.
"Namun untuk hasil laboratorium lima lainnya kami belum dapat akses. Kecuali Ninuk yang telah resmi diumumkan positif COVID-19," katanya.

Petugas medis merupakan golongan rentan dan berisiko terkena terinfeksi Corona. Salah satu pemicunya adalah kelangkaan alat pelindung diri, sehingga ada perawat yang menggunakan jas hujan sebagai pengganti pakaian hazmat.

Salah satu perawat di Rumah Sakit Pusat Infeksi (RSPI) Sulianto Suroso, Widyastuti mengatakan, APD adalah pakaian standar untuk menangani pasien COVID-19. Sebelumnya ia pernah merawat pasien Ebola, Mers, hingga Zika.

Presiden Joko Widodo saat ini tengah digugat terkait kelalaian yang menyebabkan kematian penderita COVID-19. Salah satu gugatannya dilandasi ketidaksiapan pemerintah RI menangani Corona, termasuk adanya kelangkaan APD yang membuat petugas medis berisiko kena Corona.

View this post on Instagram

Berita duka kembali datang dari garda terdepan dalam penanganan virus corona di Indonesia. Kali ini enam perawat di Indonesia meninggal dunia. • Kabar ini disampaikan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Dua di antaranya sudah terkonfirmasi positif, sedangkan yang lainnya masih dalam status pasien dalam pengawasan (PDP). • Saat dikonfirmasi detikcom, Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Harif Fadillah, Skep, SH, MKep membenarkan hal tersebut. • "Sudah ada enam yang meninggal. Satu statusnya positif corona, Ninuk, yang lain hasilnya belum keluar, masih PDP," jelasnya saat dihubungi detikcom Minggu (5/4/2020). • Berikut daftar enam perawat yang meninggal dunia selama pandemi virus corona COVID-19: 1. Ninuk Dwi, SKep (Perawat ICU RSCM) 2. Sugiarto, Amd, Kep (Perawat RSPAD GS) 3. Harmoko, SKep Ns SH MH(Kes) (Perawat PKM Tambak Aji) 4. Letkol (KOWAL) Mulatsih, WA, AMK, SH (Perawat RS Marinir Cilandak) 5. Setia Aribowo , Amd, Kep (Perawat RS Premier Bintaro 6. Mursyida, Amd, Kep (Perawat PKM Kp Teleng) Kekurangan alat pelindung diri (APD) juga masih menjadi sorotan terkait keamanan para garda terdepan dalam menangani pasien corona. Mengingat risiko besar mereka karena melakukan kontak dekat dengan pasien setiap harinya.

A post shared by DPP PPNI (@dpp_ppni) on