tirto.id - Selama merawat pasien COVID-19, ada enam perawatan terkonfirmasi meninggal. Satu perawat di antaranya dilaporkan meninggal setelah terjangkit Corona.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Harif Fadhillah mengatakan perawat atas nama Ninuk Dwi meninggal karena Corona. Sedangkan lima perawat lain yang telah meninggal statusnya saat perawatan sebagai pasien dalam penagwan (PDP).
"DPP PPNI mengucapkan Innalillahi wa innaillaihi raji'un, atas berpulangnya ke Rahmatullah dalam tugas kemanusiaan enam rekan kami," kata Harif, Senin (6/4/2020), dikutip dari Antara.
Keenam perawat tersebut yakni:
- Ninuk Dwi yang bertugas sebagai perawat di ruang ICU Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta;
- Sugiarto yang bertugas sebagai perawat tim bedah medis Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto Jakarta;
- Harmoko sebagai perawat di PKM Tambak Aji;
- Letkol (Kowal) Mulatsih, perawat Rumah Sakit Marinir Cilandak;
- Setia Wibowo, perawat di Rumah Sakit Premier Bintaro;
- Mursyida perawat di PK Kp Teleng.
Petugas medis merupakan golongan rentan dan berisiko terkena terinfeksi Corona. Salah satu pemicunya adalah kelangkaan alat pelindung diri, sehingga ada perawat yang menggunakan jas hujan sebagai pengganti pakaian hazmat.
Salah satu perawat di Rumah Sakit Pusat Infeksi (RSPI) Sulianto Suroso, Widyastuti mengatakan, APD adalah pakaian standar untuk menangani pasien COVID-19. Sebelumnya ia pernah merawat pasien Ebola, Mers, hingga Zika.
Presiden Joko Widodo saat ini tengah digugat terkait kelalaian yang menyebabkan kematian penderita COVID-19. Salah satu gugatannya dilandasi ketidaksiapan pemerintah RI menangani Corona, termasuk adanya kelangkaan APD yang membuat petugas medis berisiko kena Corona.