Menuju konten utama

Polisi Tangkap Sudirman dan Yusuf Pelaku Pencabulan di Tangerang

Kasus itu terungkap saat korban berusia 16 tahun melakukan pelaporan ke Polresta Tangerang pada 2 Juli 2024.

Polisi Tangkap Sudirman dan Yusuf Pelaku Pencabulan di Tangerang
Konferensi pers Polres Metro Tangerang Kota terkait pencabulan anak di panti asuhan, Selasa (8/10/2024). Foto/Dok. Polda Metro Jaya.

tirto.id - Satreskrim Polres Metro Tangerang Kota menangkap dan menahan Sudirman (49) selaku Ketua Yayasan salah satu panti asuhan di Tangerang serta Yusuf Bachtiar (30) sebagai pengasuh. Keduanya ditetapkan tersangka atas kasus pencabulan anak yang ada di panti asuhan tersebut.

Kapolres Metro Tangerang Kota, Kombes Pol Zain Dwi Nugroho, mengatakan bahwa para tersangka ditangkap di panti asuhan Kelurahan Kunciran Indah, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang. Penyidik juga tengah melakukan pengejaran kepada tersangka Yandi Supriadi (29) yang tidak memenuhi panggilan penyidik.

"S ini adalah pelaku utama. Saat kecil, YB dan YS adalah korban S. Ketiganya mempunyai penyimpangan seksual sesama jenis dan sudah ditetapkan sebagai tersangka," ungkap Zain dalam konferensi pers, Selasa (8/10/2024).

Zain menerangkan, kasus itu terungkap saat korban berusia 16 tahun melakukan pelaporan ke Polresta Tangerang pada 2 Juli 2024. Korban melaporkan pencabulan yang dilakukan oleh Sudirman di panti asuhan yang telah berdiri sejak 2006.

"Kasus ini terkuak saat kami terima laporan RK pada 2 Juli 2024. Kemudian kami lakukan penyelidikan lebih lanjut," ucap Zain.

Saat membuat Laporan di SPKT Polres Metro Tangerang Kota, RK didampingi oleh F yang merupakan kerabatnya. Atas laporan tersebut kemudian penyidik melakukan pemeriksaan visum di RSU Tangerang didampingi petugas hingga dimulainya proses penyelidikan.

"Kita proses dengan melakukan pemeriksaan pada para saksi dengan total 11 orang," kata Zain.

Diakui Zain, proses penyidikan sempat menuai hambatan karena korban dalam kondisi tertekan. Pemeriksaan kepada korban pun akhirnya dilakukan dengan pendampingan P2TP2A pada 30 September 2024.

Menurut Zain, penyidik juga bekerja sama dengan Dinas Sosial untuk menindaklanjuti korban lainnya. Total korban pun hingga saat ini adalah empat anak dan tiga dewasa.

"Awal kami terima tiga laporan, sekarang total ada tujuh laporan, mereka menjadi korban dengan rincian empat anak dan tiga dewasa," ujar Zain.

Tersangka dijerat dengan Pasal 76E juncto Pasal 82 UU Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Perppu Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan atau pencabulan dimaksud dalam Pasal 289 KUHP. Mereka terancam pidana minimal 5 tahun, maksimal 15 tahun atau denda paling banyak Rp5 miliar.

Baca juga artikel terkait PENCABULAN atau tulisan lainnya dari Ayu Mumpuni

tirto.id - Hukum
Reporter: Ayu Mumpuni
Penulis: Ayu Mumpuni
Editor: Anggun P Situmorang