tirto.id - Kehadiran Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) dari Kementerian Pekerjaan Umum (PU) di kawasan Gunungkidul berhasil mengubah pola tanam tradisional yang bergantung pada hujan.
Petani di Dukuh Bulak Blimbing, Kelurahan Karangrejek, Kapanewon Wonosari, kini bisa panen hingga tiga kali dalam setahun berkat infrastruktur yang menyediakan air irigasi sepanjang tahun.
Infrastruktur JIAT Blimbing yang dibangun dengan anggaran APBN ini terdiri dari sistem pompa air tanah dengan sumur sedalam 100 meter, didukung jaringan distribusi pipa sepanjang 4,67 kilometer.
Debit air produksi mencapai 30 liter per detik, mampu meningkatkan luas tambah tanam (LTT) hingga 32 hektar dan menjaga suplai air stabil.
Keberadaan JIAT mengakhiri ketergantungan petani pada hujan. Siswo Mulyono, petani setempat, mengaku kehidupan bertaninya kini lebih pasti.
"Airnya lancar, cukup untuk empat hektare sawah di blok kami. Sekarang kami bisa tanam tiga kali setahun, padi dan palawija seperti jagung atau kacang setelah panen padi. Kadang kalau masih sempat, lanjut lagi dengan sayuran," ujar Siswo dalam keterangan resmi Kementerian PU, dikutip Senin (6/10/2025).
Menurut Siswo, sistem irigasi berbasis pompa ini jauh lebih efektif dibanding sebelumnya menunggu musim hujan. Dengan biaya operasional sekitar Rp80 ribu per jam, air dapat disalurkan merata ke seluruh lahan tanpa harus menunggu musim hujan.
“Kalau dulu kami sebut ‘pupuk Jawa’, artinya andalan kami cuma hujan. Sekarang tidak lagi. Panen jadi pasti,” katanya.
JIAT tidak hanya menjamin panen, tetapi juga membuka peluang peningkatan pendapatan. Atmo Wijoyo, anggota Perkumpulan Petani Pemakai Air Tanah (P3AT) Desa Blimbing, mengatakan pompa air tanah telah menjadi penyelamat di wilayah rawan kekeringan.
"Kalau enggak ada sumur bor, bisa gagal panen," ungkapnya.
Berkat pasokan air yang andal, petani bisa melakukan diversifikasi tanaman bernilai ekonomi tinggi. "Bawang itu 60 hari sudah bisa panen. Masih ada untung, bisa buat sekolahkan anak," tutur Atmo.
Sementara itu, Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hanggodo, menegaskan pembangunan JIAT merupakan strategi pemerintah untuk ketahanan pangan nasional dengan memanfaatkan sumber daya air tanah berkelanjutan.
"Harapannya program ini bukan hanya meningkatkan hasil panen, tapi juga menumbuhkan ekonomi pedesaan dan memperkuat ketahanan pangan bangsa," ujar Dody.
Penulis: Nanda Aria
Editor: Dwi Aditya Putra
Masuk tirto.id







































