Menuju konten utama

Peta Suriah-Israel, Jarak Kedua Negara, & Update Perang Hari Ini

Jarak Suriah dan Israel, serta update situasi perang hari ini setelah Israel beberapa kali melancarkan serangan ke Suriah.

Peta Suriah-Israel, Jarak Kedua Negara, & Update Perang Hari Ini
Peta Suriah. foto/istockphoto

tirto.id - Hubungan Suriah dan Israel dilaporkan semakin memanas saja. Berapa sebenarnya jarak kedua negara dan bagaimana update perang hari ini, Jumat, (18/7/2025)?

Situasi kedua negara semakin memanas akibat serangan yang dilakukan Israel terhadap Suriah hingga berpotensi memicu konflik baru.

Ketika kedua negara terlibat konflik dan saling serang, warga yang tinggal di Suriah merasa khawatir bisa muncul perang baru. Simak informasi terkini mengenai jarak Suriah dan Israel serta update perang hari ini.

Berapa Jauh Jarak Suriah dan Israel?

Jika melakukan pencarian melalui Google, diketahui jarak antara Suriah dan pendudukan Israel adalah sekitar 740 km. Dengan jarak ini, dibutuhkan sekitar lebih dari 9 jam untuk berkendara.

Jarak tersebut setara dengan jarak kota-kota yang ada di barat dan timur Pulau Jawa. Misalnya jarak Kota Bandung dan Kota Malang sejauh 773 km. Ini bisa ditempuh selama 9 jam lebih 49 menit dengan berkendara.

Jarak Kota Surabaya dan Kota Bandung membutuhkan waktu 9 jam lebih 17 menit berkendara dengan jalur sepanjang kira-kira 701 km.

Sementara itu, di antara Suriah dan tanah pendudukan Israel terdapat Dataran Tinggi Golan. Ini merupakan wilayah perbukitan di sepanjang perbatasan Israel dan Suriah.

Dataran Tinggi Golan menghadap ke lembah hulu Sungai Yordan di sebelah barat serta dibatasi oleh Sungai Yordan dan Laut Galilea di sebelah barat.

Kemudian Gunung Hermon di sebelah utara, Wadi Al-Ruqqad di sebelah timur, dan Sungai Yarmouk di sebelah selatan. Di sekitarnya, ada beberapa negara. Di antaranya seperti Lebanon, Palestina, hingga Yordania.

Peta Timur Tengah

Peta Timur Tengah. foto/istocphoto

Bagaimana Update Perang Hari Ini?

Israel telah melancarkan rangkaian serangan terhadap Damaskus, ibu kota Suriah. Ini secara tidak langsung turut mengintensifkan kampanye yang diklaim mendukung kelompok minoritas Arab.

Suriah mengecam keras serangan Israel dengan menyebut sebagai “eskalasi berbahaya.” Kementerian Luar Negeri Suriah pada Rabu (16/7/2025) kemudian menuduh Israel menjalankan “kebijakan yang disengaja” untuk “memicu ketegangan, menyebarkan kekacauan, dan merusak keamanan serta stabilitas di Suriah”.

Akibat serangan tersebut, menurut pejabat Suriah dikutip Al Jazeera (16/7/2025), tiga orang tewas dan sebanyak 34 orang luka.

Tidak hanya menyerang pusat kota Damaskus, Israel juga menyerang sasaran di Suria selatan, tempat pertempuran antara kelompok Druze, suku Badui, dan pasukan keamanan Suriah yang telah berlangsung selama lebih dari empat hari terakhir.

Israel, yang telah menduduki Dataran Tinggi Golan Suriah, mengatakan bahwa operasinya bertujuan melindungi minoritas Druze yang dianggap sebagai sekutu potensial.

Selain itu, demi menyerang pasukan pro-pemerintah yang dituduh menyerang lebih dulu. Suriah menolak tudingan ini dan menyebut sebagai aksi “serangan terang-terangan”.

Serangan Israel Ke Suriah

Serangan Udara Israel Menghantam Kementerian Pertahanan Suriah dan Sebuah Lokasi di Dekat Istana Kepresidenan di Damaskus, pada 16 Juli 2025, di Tengah Meningkatnya Bentrokan antara Pasukan Rezim dan Milisi Druze di Sweida. Israel Menegaskan Kembali Komitmennya untuk Melindungi Komunitas Druze Suriah Berdasarkan Ikatan Sejarah dan Kekeluargaan. Reuters/Rami Alsayed/NurPhoto

Mengutip AP News, gencatan senjata sebelumnya diumumkan pada hari Selasa (15/7/2025). Akan tetapi, cepat runtuh usai seorang pemimpin Druze terkemuka, Sheikh Hikmat Al-Hijri, mengingkari perjanjian. Serangan Israel terus berlanjut setelah pengumuman gencatan senjata.

Jumat, (18/7/2025), pagi hari ini, Israel dilaporkan kembali melancarkan serangan udara. Serangan menyasar konvoi pejuang Bedouin yang dilaporkan sedang bergerak menuju Sweida melalui jalan raya Palmyra-Homs.

Konvoi diyakini menjadi bagian dari upaya ofensif kelompok Bedouin terhadap suku Druze, meski pemerintah Suriah sebelumnya telah menarik pasukan dan mengupayakan gencatan senjata.

Israel membenarkan bahwa serangan dilakukan terhadap konvoi Bedouin dengan dalih melindungi kelompok Druze.

Kendati demikian, “sejumlah analis di Israel” yang tidak disebutkan, menurut Al Jazeera, menilai langkah itu lebih berkaitan dengan kepentingan politik dalam negeri serta strategi jangka panjang Israel di wilayah selatan Suriah.

Baca juga artikel terkait INTERNASIONAL atau tulisan lainnya dari Umu Hana Amini

tirto.id - Edusains
Kontributor: Umu Hana Amini
Penulis: Umu Hana Amini
Editor: Beni Jo