Menuju konten utama

Perdoski: Tak Semua Orang Divaksin Mpox, Sudah Ada Targetnya

Pemberian vaksin Mpox hanya untuk populasi berisiko tinggi, misalnya seseorang yang pernah berkontak dengan penderita selama dua pekan terakhir.

Perdoski: Tak Semua Orang Divaksin Mpox, Sudah Ada Targetnya
Petugas kesehatan memasang poster sosialisasi penyakit cacar monyet di majalah dinding di Puskesmas Kedaung, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (1/11/2023). ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin/foc.

tirto.id - Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski), Dr. dr. Hanny Nilasari, menjelaskan pemberian vaksin Mpox yang hanya diberikan kepada populasi berisiko tinggi.

Menurut Hanny, vaksin Mpox bukanlah vaksin yang diberikan untuk semua kalangan, melainkan sudah ada target khususnya.

“Ini sudah ada target khusus. Bukan untuk umum tetapi untuk populasi khusus yang memang membutuhkan,” kata Hanny dilansir dari Antara, Jumat (30/8/2024).

Adapun kelompok yang disasar adalah LSL (lelaki berhubungan seks dengan lelaki) dengan kriteria tertentu dan orang dengan Human Immunodeficiency Virus (HIV).

Selain itu, vaksin Mpox juga menyasar individu yang pernah kontak dengan penderita Mpox dalam dua minggu terakhir, serta petugas laboratorium pemeriksa spesimen Mpox dan petugas kesehatan yang menangani pasien Mpox.

Hanny menekankan pentingnya pola hidup bersih untuk mencegah penularan virus Mpox atau cacar monyet ini.

"Pola hidup sehat dengan menjaga asupan gizi dan kebersihan tangan serta tidak berkontak dengan pasien yang mengalami infeksi ini, dan tidak menggunakan barang bersama merupakan hal yang penting diperhatikan," kata Hanny.

Ia mengatakan, masyarakat perlu hati-hati dan waspada agar penyakit zoonosis, yang berarti ditularkan dari hewan ke manusia kemudian menyebar dari manusia ke manusia ini tidak menjadi wabah.

Virus yang memiliki beberapa clade (varian) dengan beberapa gejala klinis berat dan ringan ini awalnya teridentifikasi di Afrika, selanjutnya menyebar ke seluruh dunia, termasuk Asia Tenggara hingga Indonesia.

"Perhatikan barang-barang di sekitar. Usahakan tidak menggunakan alat mandi bersama, handuk, atau sisir bersama di tempat umum karena masih potensial untuk menularkan infeksi," ujarnya.

Lebih lanjut Hanny menyampaikan, infeksi ini banyak dilaporkan di populasi khusus seperti kelompok yang melakukan kontak seksual sesama jenis, sehingga potensi risiko terbesar dialami oleh kelompok ini.

Menurut dia, sangat penting mengedukasi masyarakat untuk tidak melakukan kontak seksual berisiko dengan lebih dari satu pasangan.

Baca juga artikel terkait CACAR MONYET

tirto.id - Flash news
Sumber: Antara
Editor: Bayu Septianto