Menuju konten utama

Perbedaan Kista dan Tumor, Apakah Bisa Berubah Jadi Kanker?

Tumor dan kista kerap disangka sama padahal berbeda. Lantas, apakah kista bisa berubah menjadi kanker? Simak di sini.

Perbedaan Kista dan Tumor, Apakah Bisa Berubah Jadi Kanker?
Ilustrasi tumor jinak.

tirto.id - Kista dan tumor sekilas tampak mirip, sama-sama berupa benjolan. Keduanya juga dapat tumbuh di bagian tubuh mana pun.

Selain di kulit, tumor dan kista juga bisa menjangkit di jaringan, organ, maupun tulang. Secara tingkatan, terdapat kondisi kista maupun tumor yang tergolong jinak dan ganas, bergantung pada gejala yang muncul.

Kendati kerap disamakan, sejatinya ada sejumlah perbedaan kista dan tumor yang bersifat mendasar. Apa saja itu? Simak di bawah ini.

Apa yang Dimaksud dengan Tumor?

Dilansir laman web resmi Cleveland Clinic, tumor merupakan massa jaringan padat yang terbentuk Ketika sel-sel abnormal berkumpul. Tidak semua tumor termasuk kanker.

Secara umum, tumor terbagi menjadi dua jenis, yakni tumor jinak dan ganas. Tumor jinak tidak tergolong kanker. Sementara tu, jenis yang ganas bisa saja berkembang menjadi kanker.

Dalam banyak kasus, pandangan terkait tumor jinak kerap diremehkan. Padahal, tumor jinak bisa serius jika mereka menekan struktur vital, seperti pembuluh darah dan saraf.

Beberapa jenis tumor ganas di antaranya termasuk tumor tulang (osteosarkoma), tumor otak (glioblastoma), tumor paru-paru, dan tumor kulit (karsinoma).

Namun, tumor yang menyerang kulit, tulang, maupun otak, juga bisa didefinisikan sebagai tumor jinak. Ini bergantung pada jaringan spesifik yang diserang, misalnya osteoma, meningioma, dan adenoma hipofisis.

Apa Itu Kista?

Kista adalah kantung mirip jaringan selaput yang mengandung cairan, udara, atau zat lain. Sama seperti tumor, kista dapat tumbuh di bagian tubuh mana saja. Lalu, seperti apa bentuk penyakit kista?

Kista akan terasa lembut saat disentuh. Perihal ini pula yang menjadi salah satu aspek perbedaan kista dan tumor.

Jenis kista yang umum terjadi di antaranya kista payudara, kista epidermoid, kista hati, kista pilar, kista ginjal, dan kista ovarium.

Beberapa jenis kista mesti ditangani secara medis. Namun, sebagian yang lain tidak. Beberapa faktor yang menentukan perlu-tidaknya penanganan medis kista, yakni:

  • jenis kista;
  • lokasi kista;
  • menimbulkan sakit atau ketidaknyamanan; serta
  • menimbulkan infeksi dan peradangan.

Perbedaan Kista dan Tumor

Untuk membedakan kista dan tumor, diperlukan metode tertentu seperti teknik pencitraan atau tindakan biopsi. Prosedur ini melibatkan pengambilan sampel jaringan yang terkena atau seluruh area yang berpotensi untuk dipelajari di bawah mikroskop.

Metode USG dan CT scan juga sering digunakan untuk menegaskan perbedaan kista dan tumor, terutama yang terletak jauh di dalam tubuh. Namun, Anda bisa membedakan keduanya melalui ciri-ciri berikut.

1. Penyebab tumbuhnya

Menurut Healthline, kista berkembang karena iritasi atau cedera dan infeksi penyumbatan saluran dalam folikel rambut, degenerasi jaringan sendi ikat, ataupun ovulasi.

Sementara itu, dikutip dari Foxchase, tumor tumbuh akibat dari pertumbuhan sel yang abnormal sehingga terjadi pembengkakan. Sel-sel tua yang bertahan dan sel-sel baru terbentuk di berbarengan, yang kemudian menimbulkan tumor.

2. Kecepatan pertumbuhan

Dilansir Healthline, tumor dinilai mampu tumbuh dan berkembang lebih cepat dibanding kista. Oleh karena itu, cara mudah untuk menemukan perbedaan kita dan tumor adalah melihat Waktu pertumbuhannya.

3. Karakteristik

Kista cenderung menimbulkan warna merah dan bengkak pada bagian yang terjangkit. Selain itu, di tengah bagian yang terkena kista biasanya muncul komedo.

4. Perpindahan lokasi

Tumor bersifat tetap atau tak berpindah dan hanya berkembang pada satu tempat. Tumor yang jinak tidak tumbuh atau menyerang bagian tubuh lainnya. Jika perkembangan tumor meluas atau berpindah ke bagian lain, dapat dipastikan itu merupakan tumor ganas dan dapat menyebabkan kanker.

5. Cairan yang keluar

Kista biasanya mengeluarkan cairan berwarna putih, kuning, atau hijau. Sementara itu, tumor tidak menimbulkan keluarnya cairan seperti. Ihwal warna sebenarnya bisa dilihat salah satunya dalam kasus kista ovarium.

Perbedaan kista coklat dan kista ovarium salah satunya bisa dilihat dari segi warna. Seperti warnanya, kista coklat mengandung zat berwarna gelap yang tampak menyerupai corak cokelat. Namun, kista ovarium tidak selalu berwarna demikian.

6. Tekstur

Tumor cenderung lebih keras teksturnya saat dipegang dibanding kista. Hal ini dikarenakan kista berisi cairan yang ada di jaringan membran.

7. Tingkat risiko

Kista pada umumnya tidak berbahaya. Sebagian besar kista tidak memerlukan perawatan dan dapat hilang dengan sendirinya. Namun dalam beberapa kasus, kista dapat berbahaya tergantung dari lokasi dan gejalanya. Sementara itu, tumor ganas berpotensi menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius.

Meskipun tidak semua penyakit kista dan tumor berbahaya dan membutuhkan perawatan, seseorang yang menderita kondisi ini harus memeriksa segera benjolan yang timbul jika terlihat tumbuh dengan cepat.

Apakah Kista Bisa Berubah Menjadi Kanker?

Menurut penjelasan situs web resmi Mayo Clinic, kebanyakan kista bersifat non-kanker. Artinya, mayoritas tergolong jinak dan tidak bakal berubah menjadi kanker.

Namun, dalam kasus lain bisa berisiko lebih berat. Suatu kanker juga bisa menyebabkan kista jika dalam kasus jenis kista ganas.

Baca juga artikel terkait GWS atau tulisan lainnya dari Destri Ananda Prihatini

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Destri Ananda Prihatini
Penulis: Destri Ananda Prihatini
Editor: Yandri Daniel Damaledo
Penyelaras: Fadli Nasrudin