tirto.id - Banjir bandang termasuk bencana alam yang kerap terjadi di berbagai wilayah Indonesia. Lalu, apa saja penyebab banjir bandang dan bagaimana cara menanggulanginya?
Banjir bandang melanda Kelurahan Rua, Ternate, Maluku Utara, pada hari Minggu (25/8), pukul 03.30 WIT. Hujan dengan intensitas tinggi sempat mengguyur Ternate dan sekitarnya sejak Sabtu (24/8), malam hingga Minggu pagi.
Banjir bandang membawa material lumpur dan menerjang puluhan rumah warga hingga menyebabkan sedikitnya 10 unit rumah rusak berat. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan 13 orang meninggal dunia.
Pendataan jumlah korban jiwa dan dampak kerusakan masih terus dilakukan. Sejumlah pihak masih melakukan evakuasi dan masyarakat diimbau tetap waspada terhadap potensi banjir susulan.
Apa Itu Banjir Bandang?
Banjir terjadi ketika volume air di suatu wilayah meningkat sehingga merendam atau menggenangi wilayah daratan. Salah satu penyebab banjir adalah curah hujan tinggi dan semakin meningkatkan volume air.
Sementara pengertian banjir bandang adalah banjir yang terjadi secara tiba-tiba dengan volume dan kecepatan aliran besar serta memiliki kemampuan erosi tinggi.
Menurut laman Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTB, banjir bandang dapat didefinisikan sebagai banjir yang datang tiba-tiba dengan debit air besar dan disebabkan terbendungnya aliran air pada alur sungai.
Banjir bandang bisa terjadi setelah hujan lebat turun dalam waktu singkat di sebagian daerah aliran sungai (DAS) atau alur sungai yang sempit di bagian hulu.
Banjir bandang umumnya membawa debris atau material berupa batu, longsoran, dan lumpur dalam alirannya. Oleh karena itu, banjir bandang ini sangat berbahaya karena bersifat merusak (destruktif) dan hanya membutuhkan waktu cukup cepat.
Penyebab Banjir Bandang
Banjir bandang biasa terjadi akibat hujan yang sangat deras, tapi juga bisa terjadi akibat faktor lain. Berdasarkan jurnal Karakterisasi Bencana Banjir Bandang di Indonesia (2013) yang ditulis Seno Adi, berikut beberapa penyebab banjir bandang yang patut diwaspadai:
- Bentuk permukaan yang bergunung atau berlereng curam.
- Formasi geologi di wilayah tersebut terdiri dari batuan vulkanik muda.
- Vegetasi tidak mendukung penyerapan air hujan. Misalnya hutan gundul dan lahan kritis.
- Terjadi perubahan tutupan lahan. Misalnya vegetasi hutan berubah menjadi non hutan.
- Terjadi longsor yang menutup atau membendung aliran sungai di bagian hulu.
- Perilaku masyarakat sekitar yang mengeksploitasi lingkungan tanpa dilakukan konservasi tanah dan air.
Ciri-Ciri Banjir Bandang
Banjir bandang tentunya berbeda dengan banjir air biasa karena menimbulkan dampak kerusakan yang signifikan pada lingkungan dan kehidupan masyarakat di sekitarnya.
Adapun ciri-ciri banjir bandang antara lain:
- Banjir bandang biasanya terjadi secara tiba-tiba, singkat, dan cepat.
- Membawa material dalam alirannya, dapat berupa bebatuan, kayu/pohon, hingga lumpur.
- Bersifat merusak dan bisa menimbulkan korban jiwa (tidak sempat dievakuasi karena terjadi sangat cepat).
- Hujan deras dan lama.
- Banyak pohon yang tumbang.
- Debit air lebih tinggi.
- Air menjadi lebih keruh karena tercampur tanah/lumpur.
- Penyusutan muka air sungai.
- Adanya suara gemuruh.
Cara Menanggulangi Banjir Bandang
Upaya menanggulangi bencana banjir bandang membutuhkan peran serta kerja sama antara pemerintah dan masyarakat luas.
Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menanggulangi bencana banjir bandang dari segi sebelum, saat terjadi, dan setelah banjir bandang:
A. Sebelum terjadi banjir bandang
1. Mengidentifikasi daerah mana yang rawan atau berpotensi mengalami banjir bandang.2. Membuat sistem peringatan dini, misalnya sensor curah hujan di daerah rawan banjir bandang atau geophone yang bisa menangkap getaran dan gemuruh banjir bandang yang dipasang di tepi sungai.
3. Membentuk tim penanggulangan banjir bandang di tingkat warga.
4. Bergotong royong membersihkan lingkungan sekitar, terutama area sekitar sungai dan saluran air di sekitar rumah.
5. Menentukan lokasi pengungsian dengan dilengkapi fasilitas yang memadai. Misalnya dapur umum, kamar mandi, P3K, hingga air bersih.
6. Buat rencana evakuasi dan jalur penyelamatan apabila banjir bandang datang. Sertakan pula persiapan peralatan evakuasi standar.
7. Jika memungkinkan, tinggikan dan perkuat bangunan rumah atau buat dinding penghalang banjir.
8. Bagi warga, selalu amankan dokumen-dokumen penting di tempat yang jauh dari jangkauan air.
9. Tidak membangun rumah/bangunan di bantaran sungai
10. Tidak mengeksploitasi lingkungan dan melaksanakan penghijauan, terutama di hulu sungai.
B. Saat terjadi banjir bandang
1. Segera mengungsi ke daerah yang lebih tinggi sedini mungkin atau langsung menuju tempat pengungsian yang sudah disiapkan sebelumnya.2. Jika meninggalkan rumah, lakukan hal-hal di bawah ini:
- Matikan listrik.
- Amankan dokumen berharga.
- Tinggalkan rumah dalam keadaan terkunci dan aman.
C. Setelah banjir bandang
1. Tetap waspada terhadap banjir susulan. Selalu ikuti instruksi pihak yang berwenang.2. Segera bersihkan rumah dan halaman dari sisa air banjir, lumpur, dan sampah.
3. Jika banjir bandang sudah sangat merusak dan menimbulkan korban jiwa, perlu koordinasi dengan pemerintahan daerah atau pihak-pihak lain yang berwenang.
4. Waspada terhadap binatang liar seperti ular yang mungkin ikut terbawa aliran banjir.
5. Tetap menjaga kesehatan dengan cara menggunakan air bersih atau menggunakan antiseptik.
Penulis: Erika Erilia
Editor: Beni Jo & Yulaika Ramadhani