Menuju konten utama

Penelitian: Umur Panjang Tergantung Jenis Kelamin dan Ukuran Tubuh

Penelitian yang dipublikasikan oleh jurnal BMJ menjelaskan bahwa, wanita yang hidup sampai 90 tahun, rata-rata, lebih tinggi dan memiliki tubuh ideal sejak usia 20 tahun. 

Penelitian: Umur Panjang Tergantung Jenis Kelamin dan Ukuran Tubuh
Ekspresi kebahagian pasangan lansia. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Semua orang mungkin menginginkan umur yang panjang. Dari 100 tahun hingga 90 tahun. Tetapi hidup sampai umur 90 tahun mungkin tergantung pada ukuran tubuh Anda, baik tinggi dan berat badan serta tingkat aktivitas fisik Anda.

Hidup lebih lama juga lebih terjadi pada wanita dibanding laki-laki. Hal itu diungkapkan oleh penelitian terbaru.

Penelitian yang dipublikasikan oleh Journal of Epidemiology & Community Health, jurnal BMJ menjelaskan bahwa, wanita yang hidup sampai 90 tahun, rata-rata, lebih tinggi dan memiliki tubuh yang tidak memiliki berat badan berlebih sejak usia 20 tahun.

Penelitian ini membandingkan ukuran tubuh dan jenis kelamin.

Dibandingkan dengan wanita yang lebih pendek dan lebih berat, perempuan yang ramping memiliki umur yang lebih panjang.

Sedangkan perbandingan jenis kelamin tidak berhubungan dengan berat badan, melainkan banyaknya manfaat dari aktivitas fisik.

Penelitian yang bersifat observasional ini menunjukkan bahwa kesehatan pria dan wanita mungkin merespons secara berbeda terhadap BMI atau indeks massa tubuh mereka.

Penelitian ini diawali pada tahun 1986, para peneliti bertanya kepada lebih dari 7.000 pria dan wanita Norwegia antara usia 55 dan 69 tahun tentang tinggi, berat badan saat ini, dan berat badan pada usia 20 tahun.

Pria dan wanita ini juga memberi tahu para peneliti tentang aktivitas fisik mereka saat ini, yang meliputi jalan-jalan, berkebun, perbaikan rumah, berjalan atau bersepeda untuk bekerja dan berolahraga.

Pria dan wanita itu kemudian disortir ke dalam kuota aktivitas harian, yaitu mereka yang beraktivitas kurang dari 30 menit, 30 hingga 60 menit, dan 90 menit atau lebih.

Kelompok-kelompok dipantau sampai mereka meninggal atau mencapai usia 90 tahun. Para peneliti menemukan dari 7807 peserta, 433 pria dan 994 wanita hidup sampai usia itu.

Masalah yang dapat mempengaruhi umur panjang, merokok saat ini atau di masa lalu dan tingkat penggunaan alkohol, juga diperhitungkan.

Pria dan wanita dalam penelitian ini bernasib sangat berbeda ketika diukur menggunakan ukuran tubuh dan aktivitas olahraga mereka.

Wanita yang memiliki berat badan yang ringan pada usia 20 tahun dan menambah berat badan saat mereka berusia lebih, hidup lebih lama daripada wanita yang lebih berat.

Penelitian ini juga menemukan wanita yang lebih tinggi 5 kaki 9 inci, 31 persen hidup hingga umur 90-an dibandingkan wanita yang kurang dari 5 kaki 3 inci.

Sedangkan tinggi atau berat badan tampaknya tidak menjadi faktor untuk pria mencapai usia 90-an. Tingkat aktivitas lah yang mempengaruhi usia pria.

Pria yang menghabiskan 90 menit sehari atau lebih aktif 39 persen, lebih mungkin hidup sampai 90 tahun daripada pria yang aktif secara fisik kurang dari 30 menit.

Tetapi jika pria beraktivitas setiap 30 menit sehari, ada kemungkinan 5 persen pria itu mencapai usia 90 tahun.

Pada wanita, aktivitas juga berpengaruh. tetapi berbeda dengan pria yang melakukannya 90 menit, wanita maksimal beraktivitas fisik selama lebih dari 60 menit sehari atau hanya 21 persen lebih.

Harapan hidup rata-rata telah meningkat untuk sebagian besar dunia, tetapi penelitian terbaru menunjukkan perlambatan tren itu di beberapa negara maju.

Di Amerika Serikat misalnya, harapan hidup telah menurun selama beberapa tahun terakhir.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, overdosis obat dan bunuh diri mengakibatkan penurunan tren harapan hidup itu.

Tetapi penyebab utama kematian terbanyak masih tetap sama, yaitu penyakit jantung, kanker, dan stroke yang rata-rata semuanya dipengaruhi oleh kenaikan berat badan dan kurang olahraga.

"Sekarang sangat jelas bahwa kelebihan berat badan, obesitas, dan gaya hidup tidak aktif berbahaya bagi kesehatan. Penelitian seperti ini, yang meneliti bentuk asosiasi, dan bertanya apakah mereka sama dalam kelompok yang berbeda akan semakin penting," kata ahli epidemiologi David Carslake seperti dilansir CNN.

Baca juga artikel terkait PANJANG UMUR atau tulisan lainnya dari Febriansyah

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Febriansyah
Editor: Yandri Daniel Damaledo