tirto.id - Beberapa ibu mungkin pernah kesusahan menidurkan anaknya. Tetapi setelah diayunkan beberapa kali dalam gendongan atau dalam tempat tidur berbentuk ayunan, si bayi akan pelan-pelan tertidur dan mulai terlelap.
Penelitian terbaru menjelaskan ada hubungan mengayunkan tubuh dan kenyamanan tidur kita.
Penelitian yang dipubliikasikan oleh Current Biology ini menunjukkan bahwa, berayun atau goyang tidak hanya mengarah pada tidur yang lebih baik, tetapi juga meningkatkan konsolidasi memori selama tidur. Penelitian ini dilakukan pada orang dewasa muda dan pada tikus.
"Tidur nyenyak berarti tertidur dengan cepat dan kemudian tertidur sepanjang malam. Relawan kami tertidur lebih cepat ketika diguncang dan memiliki periode tidur yang lebih lama terkait dengan lebih sedikit gairah di malam hari. Dengan demikian, hal ini menunjukkan bahwa goyang baik untuk tidur," kata Laurence, penulis penelitian.
Bayer dan rekan-rekan mereka sebelumnya menunjukkan bahwa goyang atau berayun terus menerus saat tidur siang selama 45 menit membantu orang untuk tertidur lebih cepat dan tidur lebih nyenyak.
Dalam studi baru, yang dipimpin oleh Laurence Bayer dan Sophie Schwartz, University of Geneva, Swiss, mereka ingin mengeksplorasi efek goyang pada tidur dan gelombang otak yang terkait saat tidur sepanjang malam.
Para peneliti meminta 18 orang dewasa muda yang sehat untuk menjalani eksperimen ini untuk tidur di laboratorium.
Malam pertama dimaksudkan agar mereka terbiasa tidur di sana. Mereka kemudian tinggal dua malam lagi, satu orang tidur di tempat tidur goyang lembut atau ayunan bergoyang dan yang lainnya tidur di tempat tidur yang tidak bergerak.
Data menunjukkan bahwa, partisipan tertidur lebih cepat saat bergoyang. Begitu tertidur, mereka juga menghabiskan lebih banyak waktu untuk tidur.
Dalam proses penelitian ini juga para peneliti ingin tahu bagaimana tidur yang lebih baik memengaruhi memori.
Para peserta ditugaskan untuk menghafal 46 pasangan kata acak. Hasilnya, tidur malam dengan goyang atau ayunan meningkatkan ingatan mereka tiga kali lipat.
Tidur dengan berayun juga ditemukan mampu menyinkronkan gelombang otak selama tidur. Hal itu terjadi dalam jaringan talamokortikal otak, sebuah sistem yang diketahui terlibat dalam konsolidasi tidur dan memori, proses malam hari di mana otak memproses dan menyimpan ingatan jangka panjang.
"Apa yang mengejutkan adalah bahwa kami jelas menunjukkan osilasi otak spesifik dari tidur yang tanpa REM kemudian disinkronkan dan dilatih oleh ritme gerakan di tempat tidur. Ini berpotensi menjadi jalan yang sangat menjanjikan untuk penelitian klinis di masa depan," kata Bayer.
Dilansir Science American penelitian dengan topik serupa dilakukan pada tikus oleh Konstantinos Kompotis dan rekannya dengan tujuan mengeksplorasi apakah goyang meningkatkan tidur pada spesies lain.
Hasilnya, seperti dalam penelitian pada manusia, goyang memperpendek waktu yang dibutuhkan tikus untuk tertidur dan meningkatkan jumlah waktu tidur.
Bahkan frekuensi goyang terbaik untuk tikus ditemukan empat kali lebih cepat daripada pada manusia, para peneliti menunjukkan bahwa goyang mengurangi waktu yang diperlukan untuk tertidur dan meningkatkan waktu tidur pada tikus seperti pada manusia. Namun, tikus tidak menunjukkan bukti tidur lebih dalam.
“Temuan ini telah memberikan wawasan baru ke dalam mekanisme neurofisiologis yang mendasari efek stimulasi goyang atau berayun pada tidur. Temuan ini juga mungkin relevan untuk pengembangan pendekatan baru untuk merawat pasien dengan insomnia dan gangguan suasana hati, serta orang tua, yang sering menderita kurang tidur dan gangguan memori,” jelas Bayer.
Editor: Yandri Daniel Damaledo