tirto.id - Dari segi definisi, penelitian geografi bisa dimaknai sebagai kegiatan ilmiah yang dikerjakan secara sistematis dan dilakukan untuk menguji kebenaran hipotesis serta memecahkan masalah geografi (gejala alam) yang jadi objek riset.
Penelitian dalam studi geografi memiliki ciri khas yang berbeda dari bidang keilmuan lainnya. Ciri khas itu terletak pada pendekatan dalam penelitian. Beda dari riset di bidang ilmu yang lainnya, penelitian geografi menggunakan pendekatan keruangan, ekologis, dan kompleks wilayah, untuk menganalisis suatu masalah maupun solusinya.
Geografi merupakan disiplin ilmu yang mengkaji hubungan antara orang, tempat, serta lingkungan. Ahli geografi umumnya mencari tahu kenapa dan bagaimana suatu peristiwa terjadi, di mana serta mengapa sesuatu berada di permukaan bumi, bagaimana banyak tempat saling terhubung sekaligus berbeda satu sama lain, serta bagaimana interaksi antara wilayah maupun manusia dengan lingkungannya.
Luasnya obyek kajian itu membuat penelitian geografi sangat menarik dan kaya informasi. Kualitas ini lahir karena penelitian geografi bisa menyatukan banyak jenis pendekatan teoretis dan metodologis dengan pemeriksaan yang didasarkan pada bukti-bukti empiris.
Salah satu kelebihan geografi ialah kemampuan ahli bidang ini mengintegrasikan kajian lingkungan alam, aktivitas manusia, dan institusi sosial. Keunggulan ini menyebabkan banyak riset geografi bisa menyentuh banyak masalah paling mendesak di dunia, seperti perubahan iklim, kelangkaan air, punahnya keanekaragaman hayati, globalisasi dan ekonomi, pembangunan perkotaan dan wilayah, migrasi dan perubahan sosial, hingga kemiskinan.
Menukil ringkasan buku Rediscovering Geography: New Relevance for Science and Society (1997) yang dilansir di laman The National Academies Press, beragam teknik riset yang selama ini digunakan para ahli geografi tidak lahir dari ruang hampa. Semua teknik dikembangkan atas dasar kebutuhan mengatasi masalah tertentu, dan dengan demikian, mencerminkan pula fokus kajian geografi pada periode waktu tertentu.
Teknik-teknik tersebut mencerminkan pemahaman para ahli geografi mengenai jenis informasi yang penting untuk dikumpulkan; skala spasial tempat informasi harus dikumpulkan, disusun, dianalisis, sampai ditampilkan; strategi pengambilan sampel data hingga desain eksperimental; representasi data; serta metode analisis data.
Saat paradigma teoretis berubah, demikian pula teknik-teknik di penelitian empiris. Kemajuan disiplin geografi pun berjalan seiring dengan pengembangan teknik baru guna mengumpulkan, menganalisis, serta menafsirkan data di penelitian.
Keragaman perspektif dalam geografi terbukti membantu para ahli di bidang ini tetap terbuka terhadap pengaruh teori maupun pengembangan teknik baru. Sebagai contoh, ketika teknologi komputer bertambah maju, para ahli geografi segera mengadopsi teknik yang bernama Sistem Informasi Geospasial. Teknik ini memperkuat penelitian dan pengamatan spasial yang semula terbatas pada kegiatan pemetaan manual.
Contoh Masalah Penelitian Berdasarkan Jenis Fenomena Geografi
Masalah geografi merupakan bagian penting yang harus dipahami dalam mempelajari penelitian geografi. Masalah geografi mesti menunjukkan keterkaitan antar-variabel, yang dinyatakan dengan kalimat tanya, serta data untuk menjawabnya memungkinkan untuk dicari.
Adapun yang dimaksud dengan masalah geografi ialah semua persoalan yang terkait dengan fenomena geografi. Istilah terakhir juga sering disebut fenomena geosfer.
Namun, perlu dicatat, terdapat perbedaan antara fenomena geografi dengan gejala geografi. Fenomena geografi adalah kejadian atau peristiwa yang terjadi di alam maupun manusia yang dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan gejala geografi ialah keadaan atau peristiwa yang menjadi tanda-tanda akan terjadinya sesuatu di permukaan bumi.
Fenomena geografi itu perlu dipahami dalam mengidentifikasi masalah geografi. Ada beberapa macam fenomena geografi, yakni atmosfer (udara), hidrosfer (air), litosfer (lapisan bumi), biosfer (flora dan fauna) dan antroposfer (kependudukan).
Mengutip Modul Geografi Kelas X KD 3.3 dan 4.3 (2020) terbitan Kemdikbud), berikut penjelasan tentang masing-masing jenis fenomena geografi di atas, beserta contoh masalah yang dapat dicari penyebab maupun solusi untuk mengatasinya.
1. Atmosfer
Semua peristiwa yang terjadi di udara merupakan bagian dari fenomena geografi jenis atmosfer. Fenomena yang berkaitan dengan atmosfer ada banyak ragamnya. Contoh fenomena atmosfer yang bisa menjadi objek masalah dalam penelitian geografi adalah:
- Pemanasan global berupa peningkatan suhu di permukaan bumi sebagai akibat dari aktivitas manusia yang mengeluarkan gas karbondioksida, seperti penggunaan bahan bakar minyak bumi dan batu bara.
- Perubahan iklim yang memicu peningkatan suhu di permukaan bumi sehingga memicu gelombang panas yang ekstrem dan curah hujan yang tidak menentu.
- Perubahan cuaca yang tidak menentu, seperti hujan saat kemarau atau kekeringan ketika musim hujan.
- El-Nino yang merupakan peningkatan suhu permukaan laut di Samudera Pasifik yang menyebabkan sedikit curah hujan dan terjadinya kekeringan di wilayah Indonesia.
- Sebaliknya, La-Nina menyebabkan hujan lebat di Indonesia dan banjir melanda banyak daerah di tanah air.
2. Hidrosfer
Semua peristiwa yang terjadi di wilayah perairan baik perairan darat maupun perairan laut merupakan bagian dari fenomena geografi jenis hidrosfer. Contoh fenomena Hidrosfer yang bisa menjadi objek masalah dalam penelitian geografi adalah:
- Hujan asam berupa air hujan dengan pH di bawah 6 yang memicu korosi di bangunan, merusak tumbuhan, dan mengakibatkan gangguan pernapasan.
- Penurunan muka air tanah berupa berkurangnya cadangan air tanah akibat pengambilan secara berlebihan.
- Intrusi air laut (masuknya air laut ke dalam air tanah) sehingga air tanah menjadi asin.
- Tsunami yang berupa gelombang tinggi yang menghantam daratan menyebabkan kerusakan pada bangunan dan korban jiwa.
3. Litosfer
Semua peristiwa yang terjadi di permukaan maupun dalam bumi merupakan bagian dari fenomena geografi jenis litosfer. Contoh fenomena litosfer yang bisa menjadi objek masalah dalam penelitian geografi adalah:
- Terjadinya erosi dan sedimentasi dalam satu proses yang bersamaan.
- Aktivitas vulkanisme (gunung api) berupa keluarnya magma ke muka bumi yang menghasilkan material piroklastik, lava, lahar dan ekshalasi.
- Aktivitas tektonik berupa pergerakan lempeng yang menyebabkan patahan dan lipatan di permukaan bumi, serta berujung pada kemunculan gempa bumi.
4. Biosfer
Fenomena biosfer berkaitan dengan segala peristiwa yang terkait dengan keadaan flora maupun fauna yang ada di permukaan bumi. Contoh fenomena biosfer yang bisa menjadi objek masalah dalam penelitian geografi adalah:
- Keanekaragaman hayati yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
- Pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai bahan industri, pangan, obat-obatan, dan lainnya.
- Pengelolaan kawasan konservasi berupa tempat pelestarian flora dan fauna.
- Punahnya hewan endemik di suatu daerah yang menyebabkan gangguan di ekosistem alam.
- Illegal logging (pembalakan hutan) yang memicu rusaknya lingkungan hidup dan daur ekologi.
5. Antroposfer
Fenomena dan gejala antroposfer terkait dengan aktivitas penduduk. Contoh fenomena antroposfer yang dapat dijadikan objek masalah dalam penelitian geografi adalah:
- Peningkatan jumlah penduduk suatu daerah akibat melonjaknya angka kelahiran.
- Peningkatan jumlah pengangguran di Indonesia akibat berkurangnya lapangan pekerjaan.
- Kualitas pendidikan di Indonesia yang masih di bawah standar di dunia.
- Kemacetan lalu lintas di daerah pinggiran kota karena mobilitas penduduk sirkuler dari luar kota.
Contoh Rumusan Masalah Penelitian Geografi
Sebelum belajar membuat rumusan masalah penelitian geografi, perlu dipahami dulu definisi dari istilah 'masalah' dalam kegiatan riset. Maksud dari 'masalah' dalam penelitian adalah fenomena kesenjangan antara kondisi yang seharusnya terjadi dengan kondisi sebenarnya.
Kesenjangan antara kebutuhan dan keadaan, teori dengan praktik, dan aturan dengan pelaksanaan adalah contoh dari masalah yang dimaksud dalam penelitian. Sementara di konteks penelitian geografi, masalah itu berhubungan dengan ketidakseimbangan fenomena di permukaan bumi.
Masalah geografi itu perlu dirumuskan dalam bentuk pertanyaan supaya penelitian dapat terfokus untuk mencari jawabannya. Karena itulah, rumusan pertanyaan dalam penelitian geografi sangat berkaitan dengan masalah yang hendak dipecahkan.
Persyaratan umum yang harus terpenuhi agar suatu pertanyaan layak dirumuskan sebagai masalah di penelitian ilmiah adalah: setidaknya harus menarik, penting, dan memberi manfaat bagi kehidupan maupun pengetahuan.
Sebuah masalah penelitian sangat berperan dalam mengarahkan seorang peneliti untuk melakukan penelitiannya. Berikut adalah kriteria masalah geografi:
- Masalah menyatakan hubungan antara variabel satu dengan variabel lainnya.
- Masalah dinyatakan dalam kalimat tanya.
- Masalah mungkin dicari jawabannya karena ada ketersediaan data.
Adapun contoh fenomena yang bisa menjadi objek analisis untuk mencari masalah di penelitian geografi ialah:
- kerusakan hutan
- illegal fishing
- kekeringan
- longsor
- banjir
- gempa bumi
- kepadatan penduduk
- krisis budaya daerah
- kekurangan pangan
- hewan langka terancam punah.
Fenomena-fenomena di atas itu bisa dianalisis dengan perspektif persebaran ruang untuk merumuskan masalah penelitian geografi. Setelah masalah ditemukan, rumusan pertanyaan penelitian geografi bisa ditentukan.
Jadi, rumusan masalah penelitian geografi mesti berupa pertanyaan yang akan dicari jawaban dan kebenarannya melalui pengumpulan data dan analisisnya.
Pertanyaan penelitian membutuhkan jawaban yang dapat dijelaskan secara keilmuan. Maka itu, peneliti geografi tidak membutuhkan pertanyaan yang mustahil untuk dijawab dalam batas-batas penelitian.
Sementara itu, rumusan masalah geografi setidaknya perlu memuat tiga pertanyaan pokok yang menjadi ciri khas geografi, yaitu:
- WHAT: peristiwa atau fenomena apa yang menjadi permasalahan (terkait fakta kejadian).
- WHERE: di mana fenomena atau masalah tersebut terjadi (terkait lokasi dan ruang).
- WHY: penyebab fenomena atau masalah yang terjadi. Hal ini menunjukkan keterkaitan (relasi, interelasi dan interaksi) fenomena tersebut dengan fenomena-fenomena yang lain.
Selain perlu mengandung setidaknya tiga unsur di atas, rumusan masalah penelitian geografi juga harus berupa pertanyaan yang dilandasi teori, konsep, dan prinsip dalam ilmu geografi.
Karena itu, rumusan masalah dalam penelitian geografi mesti mencerminkan aspek keruangan. Dengan demikian, pertanyaannya juga perlu menyebutkan lokasi, penyebaran, dan asosiasi antar-fenomena gejala (relasi, interelasi, interaksi).
Contoh pertanyaan dalam rumusan masalah penelitian geografi:
1. Faktor apa yang paling berpengaruh terhadap longsor di daerah Puncak Bogor?
2. Mengapa masyarakat kota Jakarta lebih mudah mengalami perubahan budaya?
3. Bagaimana hubungan antara faktor perubahan penggunaan lahan dengan banjir di Jakarta?
4. Di mana saja wilayah yang mengalami penurunan muka tanah di Jakarta?
5. Bagaimana hubungan antara kepadatan penduduk dan kemiskinan di Pulau Jawa?
6. Mengapa ada perbedaan antara aliran sungai di Jawa dengan Kalimantan?
7. Bagaimana tingkat risiko bencana banjir di kota-kota Pantai Utara Jawa Barat?
8. Apa saja perbedaan kerusakan hutan di Kalimantan dengan Sumatra?
9. Apa pengaruh pertumbuhan penduduk pada alih fungsi lahan pertanian di Jawa Tengah?
10. Bagaimana pengaruh kebakaran hutan terhadap kualitas udara di Pontianak?
11. Apa pertumbuhan penduduk terhadap perkembangan pemukiman?
12. Bagaimana pengaruh laju pertumbuhan penduduk terhadap ketersediaan air bersih di Jakarta?
Editor: Iswara N Raditya