Menuju konten utama

Fenomena El Nino, La Nina dan Dampaknya pada Cuaca di Indonesia

Pengertian El Nino, dampak El Nino di Indonesia, kapan El Nino akan berakhir dan apa bedanya dengan La Nina menurut BMKG.

Fenomena El Nino, La Nina dan Dampaknya pada Cuaca di Indonesia
Sejumlah bocah bermain di area persawahan yang terdampak kekeringan akibat musim kemarau di Desa Pajukukang, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Minggu (25/6/2023). ANTARA FOTO/Arnas Padda/foc.

tirto.id - El Nino dan La Nina merupakan dua istilah yang berkaitan dengan iklim dan cuaca. Diketahui cuaca di Indonesia dapat berubah-ubah akibat dampak dari kedua fenomena alam tersebut.

Istilah El Nino dan La Nina diambil dari bahasa Spanyol. El Nino berarti anak laki-laki, sedangkan La Nina berarti anak perempuan. Jadi, kedua fenomena alam ini tentunya memiliki pengertian yang berkebalikan.

Arti El Nino

Menurut laman BMKG, El Nino adalah fenomena memanasnya Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah. Pemanasan ini akan membuat permukaan laut menjadi lebih hangat dari biasanya.

Air laut juga akan mengalir ke timur atau ke arah Peru (Amerika Selatan). Sementara itu, meningkatnya suhu permukaan laut akan memicu pertumbuhan awan di Samudra Pasifik bagian tengah hingga ke timur. Hal ini akan mengurangi curah hujan di Indonesia sehingga menimbulkan kekeringan.

Arti La Nina

Sedangkan La Nina adalah kebalikan dari El Nino. La Nina adalah fenomena menurunnya Suhu Muka Laut (SML) di Samudra Pasifik bagian tengah sehingga kondisi laut di area tersebut mengalami pendinginan di bawah kondisi normal.

Suhu permukaan laut yang dingin akan mengurangi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah. Sementara itu, air laut hangat yang tadinya berada di pesisir Peru akan kembali bergerak ke barat menuju Indonesia dan berpotensi meningkatkan curah hujan di negara kita.

Penyebab Terjadinya El Nino dan La Nina

Berdasarkan informasi dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Aceh, penyebab terjadinya El Nino dan La Nina adalah adanya interaksi antara permukaan laut dengan atmosfer di kawasan Pasifik tropis. Perubahan suhu muka laut akan mempengaruhi atmosfer di atasnya, begitu pula sebaliknya.

Interaksi atmosfer dan laut ini akan berosilasi antara kondisi hangat (El Nino) ke kondisi dingin (La Nina) dengan siklus setiap 3-4 tahun. Akibatnya, pola iklim di seluruh dunia juga bisa ikut berubah setiap 3-4 tahun.

Sementara itu, El Nino dan La Nina umumnya berlangsung sekitar 9 hingga 12 bulan. Namun, pernah juga terjadi El Nino dan La Nina yang berlangsung lebih lama dari itu.

Dampak El Nino dan La Nina Terhadap Cuaca di Indonesia

El Nino berpotensi mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia. Hal ini menyebabkan cuaca Indonesia menjadi lebih panas dan terjadi kekeringan.

Cuaca yang sangat panas dan kekeringan tentunya menimbulkan dampak negatif tersendiri bagi kehidupan masyarakat. Misalnya berkurangnya ketersediaan air bersih, keringnya lahan pertanian, hingga potensi kebakaran hutan.

Sementara saat La Nina terjadi, curah hujan di Indonesia justru akan meningkat. Hal ini menyebabkan cuaca di Indonesia menjadi lebih dingin.

Namun, curah hujan tinggi yang terjadi secara terus-menerus juga bisa menimbulkan bencana. Mulai dari banjir, longsor, gagal panen, hingga memudahkan penularan suatu penyakit.

Menurut BMKG, kondisi cuaca panas yang melanda Indonesia saat ini juga merupakan dampak dari fenomena El Nino.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengungkapkan bahwa jika dilihat dari data satelit, El Nino diprediksi masih akan terus berlangsung sampai akhir Oktober, bahkan hingga akhir tahun 2023.

Namun, November nanti diperkirakan akan terjadi transisi dari musim kemarau ke musim hujan karena pengaruh masuknya angin monsun dari arah Asia. Dengan demikian, dampak El Nino diharapkan bisa menghilang dan kekeringan di Indonesia bisa teratasi dengan turunnya hujan.

Baca juga artikel terkait PENGERTIAN EL NINO atau tulisan lainnya dari Erika Erilia

tirto.id - Gaya hidup
Kontributor: Erika Erilia
Penulis: Erika Erilia
Editor: Nur Hidayah Perwitasari