tirto.id - Masalah-masalah lingkungan merupakan suatu materi yang diajarkan melalui mata pelajaran Geografi kelas 11. Lantas, apa saja masalah tersebut dan bagaimana cara mengatasinya?
Lingkungan memegang peran penting dalam kehidupan manusia dan semua makhluk hidup di dalamnya. Berdasarkan KBBI, lingkungan dideskripsikan sebagai kawasan atau daerah tertentu yang ada di dalamnya.
Kita dapat melihat contoh kecil dari lingkungan bermain, isinya adalah orang-orang yang bermain dengan segala hal yang ada di sekitarnya. Kendati demikian, pengertian lingkungan secara lebih luas dapat mencakup bumi.
Bumi mengalami sejumlah permasalahan lantaran aktivitas individu yang ada di dalamnya.
Daftar Masalah Lingkungan
Berdasarkan ungkapan Budi Handoyo dalam Geografi untuk SMA Kelas XI (2021, hlm. 125), masalah lingkungan makin kompleks, terkait antar wilayah, dan segala ruang di permukaan bumi.
Berikut ini daftar masalah-masalah lingkungan tersebut.
1. Global Warming (Pemanasan Global)
Dilansir laman DLH Kota Semarang, masalah lingkungan ini didefinisikan sebagai kondisi di mana atmosfer bumi mengalami peningkatan suhu.
Hal ini terjadi lantaran manusia melakukan atau menggunakan suatu hal yang berpotensi meningkatkan suhu atmosfer, misalnya penggundulan hutan.
2. Pencemaran Udara
Masalah ini terjadi ketika kualitas udara di suatu wilayah mengalami pencemaran. Maksudnya, udara yang ada di sana kualitasnya tidak baik lantaran sudah terkontaminasi suatu zat.
Sebut contohnya terdapat wilayah yang polusi udaranya tinggi karena jumlah penggunaan kendaraannya besar.
3. Pencemaran Air
Hampir serupa, air juga dapat tercemar ketika ada individu-individu yang membuang sampah sembarangan di sungai. Hasilnya, air tersebut kualitasnya menurun dan lama-kelamaan tidak dapat digunakan sebagai sumber air.
4. Pencemaran Pantai dan Laut
Masalah lingkungan ini terjadi di sekitar pantai dan laut yang penuh dengan air. Sebut saja ada suatu pihak yang sengaja membuang limbah ke daerah tersebut, maka pantai dan laut akan terkontaminasi zat yang seharusnya tak ada di sana.
Oleh sebab itu, kualitas lingkungan di sana akan menurun.
5. Pencemaran Tanah
Tanah juga dapat tercemar lantaran beberapa limbah, misalnya plastik yang cenderung sulit diuraikan oleh tanah. Pencemaran ini berarti kualitas tanah menurun akibat aktivitas yang ada di sekitarnya.
6. Peningkatan Jumlah Populasi
Meningkatnya jumlah populasi manusia ternyata jadi masalah tersendiri bagi lingkungan. Ketika masyarakat berjumlah lebih banyak, sampah rumah tangga akan muncul cukup banyak pula.
Saat salah menempatkannya, limbah tersebut berpotensi membuat lingkungan tercemar.
Cara Mengatasi Masalah Lingkungan
Masalah lingkungan masing-masing mempunyai cara penanggulangannya. Hal ini perlu diperhatikan lantaran untuk menyelesaikan masalah, kita perlu mengetahui terlebih dahulu apa yang menyebabkannya terjadi.
Berikut ini sejumlah cara mengatasi masalah lingkungan tersebut.
1. Mengatasi Pemanasan Global
Ada berbagai macam hal yang dapat menyebabkan pemanasan global atau global warming. Di antaranya disebut dalam MIL UMRAH, yakni karena berkendara, penggunaan zat kimia untuk pendingin ruangan yang berlebihan, dan lain-lain.
Untuk menyelesaikan kasus tersebut, dapat dilakukan reboisasi (penanaman kembali pohon), memberikan batas penggunaan pendingin ruangan, dan mensosialisasikan kendaraan bertenaga listrik yang tak membuat udara tercemar.
2. Melakukan Pelestarian Udara
Udara yang tercemar diakibatkan oleh berbagai hal, misal pembakaran sampah, asap kendaraan, dan lain-lain. Untuk melestarikan udara, diperlukan penanaman pohon yang bertugas membersihkan udara. Selain itu, penggunaan kendaraan juga perlu disosialisasikan.
3. Mengatasi Masalah Lingkungan Air
Sumber air yang tercemar terjadi akibat pembuangan sampah, limbah, dan zat kimia berbahaya ke sungai/danau. Untuk mengatasinya, kita perlu mensosialisasikan cara pembuangan sampah dan limbah secara benar.
4. Melakukan Pelestarian Laut dan Pantai
Hampir serupa dengan mengatasi lingkungan air, kita harus menjaga pantai dan laut agar tetap bersih. Selain itu, bisa juga dilestarikan dengan penanaman hutan bakau, terumbu karang, dan tidak memperbolehkan nelayan menggunakan pukat harimau.
5. Melestarikan Tanah
Pelestarian tanah dapat dilakukan dengan penanaman kembali hutan yang sudah gundul. Selain itu, memberikan tempat khusus untuk membuang sampah agar tidak ada lagi orang yang membuang limbah ke tanah.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kualitas Lingkungan
Terlepas dari permasalahannya, kualitas lingkungan itu sendiri dapat mengalami peningkatan atau penurunan. Faktor yang memengaruhi hal tersebut dibagi menjadi dua macam, yakni faktor alam dan faktor sosial.
Berikut ini daftar faktor tersebut.
Faktor Alam
1. Iklim
Iklim dapat berpengaruh terhadap kualitas lingkungan hidup. Hal ini terjadi lantaran iklim bisa membuat manusia terhambat atau lancar dalam kegiatannya.
2. Perubahan Cuaca
Faktor ini dapat mempengaruhi kualitas lingkungan karena cuaca dapat menghambat aktivitas manusia. Kendati demikian, manusia yang mengalami hal ini bisa saja berkembang karena kreatifitasnya menghadapi situasi.
3. Kesuburan Tanah
Lingkungan dengan tanah yang subur akan dipenuhi oleh petani yang makmur, berbeda dengan petani yang bekerja di lahan tak subur. Oleh sebab itu, kesuburan ini berpengaruh dan perlu diakali agar tetap mengalami peningkatan kualitas.
4. Erosi
Bencana alam ini dapat mempengaruhi kualitas lingkungan karena memberikan sejumlah dampak bagi orang disekitar maupun lingkungan. Tanah yang mengalami erosi cenderung kurang dimanfaatkan karena mudah longsor.
5. Aktivitas Gunung Api
Sebut saja aktivitas gunung api berupa penyemburan karbon monoksida dan belerang. Hal ini bisa berpengaruh terhadap kualitas lingkungan, misalnya manusia dan makhluk hidup jadi sulit bernapas.
Faktor Sosial Budaya
1. Menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Dengan adanya ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia pada akhirnya bisa membuat lingkungan hidupnya meningkat kualitasnya.
2. Tradisi Masyarakat Setempat
Ada sejumlah tradisi yang memang dijalankan dengan mempertimbangkan manfaat alam. Oleh karena itu, tradisi biasanya tidak berpotensi menurunkan kualitas namun lebih meningkatkannya.
Editor: Dhita Koesno