tirto.id - Perubahan lingkungan merupakan isu global yang memperoleh perhatian serius dalam beberapa dekade terakhir. Tentu hal ini tidak terlepas dari fakta-fakta perubahan lingkungan yang merugikan keberlangsungan seluruh makhluk hidup di Bumi.
Dampak perubahan lingkungan dapat memicu ketidakseimbangan ekosistem karena perubahan iklim dan peningkatan suhu permukaan Bumi. Masalah-masalah tersebut sedang dialami kehidupan di Bumi saat ini.
Namun, apa buktinya telah terjadi perubahan lingkungan?
Beberapa bukti telah terjadinya perubahan lingkungan telah ditemukan para ilmuwan sejak lama. Salah satu bukti yang paling terlihat adalah peningkatan suhu rata-rata Bumi sejak Revolusi Industri pada abad ke-18.
Menurut NASA, peningkatan suhu Bumi sejak Revolusi Industri ditandai dengan peningkatan emisi gas rumah kaca yang memerangkap panas. Emisi gas rumah kaca diproduksi lewat penggunaan bahan bakar fosil.
Kondisi peningkatan suhu Bumi ini kemudian dikenal dengan istilah pemanasan global atau global warming.
Tentu selain peningkatan suhu Bumi ada beberapa fakta lain dari perubahan lingkungan. Namun, sebelum mengetahui tentang apa saja fakta-fakta dari perubahan lingkungan, ada baiknya memahami terlebih dahulu apa itu perubahan lingkungan dan global warming.
Pengertian Pemanasan Global & Perubahan Lingkungan
Menurut pemaparan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), pemanasan global adalah kondisi saat emisi gas rumah kaca menyelubungi Bumi sehingga memerangkap panas matahari.
Kondisi pemanasan global atau global warming menyebabkan suhu permukaan Bumi naik dan perubahan iklim. Global warming juga erat kaitannya dengan perubahan lingkungan.
Menurut Mardayeli Danhas dan Yun Hendri Danhas dalam Pendidikan Lingkungan (2020), perubahan lingkungan adalah terjadinya perubahan keseimbangan di dalam atau pada suatu ekosistem.
Perubahan lingkungan ini bisa disebabkan oleh faktor dari luar ekosistem. Artinya, jika perubahan terjadi karena adanya ketidaknormalan komponen di dalam ekosistem maka belum bisa disebut perubahan lingkungan.
Hal ini karena ekosistem bisa menstabilkan keadaannya sendiri sesuai dengan siklus yang dibentuk oleh setiap komponen.
Contoh gambaran perubahan lingkungan misalnya ada sebuah ekosistem hutan heterogen yang secara alamiah terus menjalani siklus sesuai interaksi antar komponennya.
Namun, suatu ketika ada faktor eksternal, yaitu manusia ingin memangkas hutan heterogen tersebut menjadi lahan sawit yang produktif. Akibatnya, banyak pohon-pohon di hutan yang dibersihkan serta hewan-hewan tergusur.
Hal ini menyebabkan perubahan lingkungan, di mana sebelumnya lingkungan tersebut dikenal sebagai hutan heterogen alami namun berubah menjadi hutan sawit yang dikelola manusia.
Fakta-fakta Perubahan Lingkungan
Perubahan lingkungan memberikan dampak yang signifikan bagi kelangsungan hidup penghuni suatu ekosistem. Lantas, apa saja fakta-fakta dari perubahan lingkungan?
Menurut Ayuk Ratna Puspaningsih dkk. dalam Ilmu Pengetahuan Alam (2021), berikut fakta-fakta perubahan lingkungan:
1. Perubahan lingkungan menyebabkan peningkatan suhu
Salah satu fakta paling mencolok tentang pemanasan global adalah peningkatan suhu rata-rata Bumi.
Berdasarkan data dari The National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), suhu di permukaan Bumi sudah meningkat 0,08° Celcius per dekade sejak 1880 atau 16°C secara total.
Peningkatan suhu ini menyebabkan suhu udara rata-rata di berbagai wilayah meningkat dan memicu adanya perubahan iklim.
2. Perubahan lingkungan menyebabkan cairnya es di kutub
Pemanasan global juga menyebabkan cairnya es di kutub. Sejak beberapa dekade terakhir Kutub Utara (Arktik) dan Kutub Selatan (Antartika) mengalami pencairan es yang signifikan.
Padahal es di kutub berperan besar dalam mencegah perubahan iklim di bumi. Masih menurut NOAA, permukaan es putih memantulkan lebih banyak energi Matahari kembali ke angkasa dari pada air laut yang gelap.
Tanpa es di kutub, Bumi akan menyerap lebih banyak radiasi Matahari dan memicu iklim menjadi lebih banyak. Selain itu, es menjaga suhu di kutub tetap dingin demi menjaga keanekaragaman spesies di dalamnya.
Jika suhu semakin panas, maka spesies-spesies yang tinggal di kutub juga dapat terancam.
3. Perubahan lingkungan menyebabkan naiknya permukaan laut
Salah satu dampak serius dari cairnya es kutub adalah naiknya permukaan laut. Kenaikan muka air laut disebabkan oleh mencairnya es-es daratan seperti Greenland.
Air laut yang semakin banyak banyak dapat memicu pantai-pantai erosi, mempengaruhi ekosistem pesisir, dan mengancam komunitas yang berada di daerah pesisir.
Tidak hanya itu, kota-kota besar yang kebanyakan berada di dekat pantai juga terancam tenggelam di masa depan sehingga dapat memengaruhi kondisi ekonomi, sosial, dan kesehatan.
4. Perubahan lingkungan menyebabkan hilangnya salju di Puncak Jaya
Tak hanya memengaruhi kondisi secara global, perubahan lingkungan juga memicu dampak negatif pada ekosistem dalam negeri.
Akibat pemanasan global, salju abadi di Puncak Jaya gunung Jaya Wijaya diprediksi terancam hilang dalam waktu dekat.
Berdasarkan pengamatan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), salju abadi di gunung tertinggi Indonesia itu akan musnah pada 2025. Hal ini menyebabkan Indonesia tak lagi memiliki kenampakan alam berupa kenampakan salju di negara tropis.
5. Perubahan lingkungan memicu cuaca ekstrem
Perubahan lingkungan juga memicu cuaca ekstrem yang lebih sering terjadi. Banjir, kekeringan, badai tropis yang lebih kuat, dan fenomena cuaca ekstrem lainnya semakin umum terjadi akibat perubahan iklim.
Cuaca ekstrem tidak hanya mengganggu lingkungan hidup manusia, tetapi pertanian dan sumber makanan. Selama cuaca ekstrem berlangsung, produksi pertanian menjadi berkurang dan dapat memicu kelangkaan bahan pangan.
6. Perubahan lingkungan menyebabkan kepunahan spesies tertentu
Pemanasan global juga berkontribusi pada kepunahan spesies tertentu. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, suhu yang terlalu panas dapat memicu beberapa spesies di wilayah dingin kesulitan beradaptasi dan mati.
Jika berlangsung terus menerus, maka kondisi semacam ini dapat menyebabkan kepunahan. Ini berdampak besar pada keanekaragaman hayati Bumi. Tidak hanya itu, kepunahan suatu spesies dapat mengancam kestabilan rantai makanan.
Editor: Dhita Koesno