tirto.id - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) memandang negara kepulauan seperti Indonesia dan negara-negara kecil di Pasifik sangat terancam eksistensinya oleh kenaikan air laut.
Hal ini menanggapi sebuah penelitian yang diterbitkan pada Senin (29/8/2022) bahwa lapisan es Greenland yang mencair dengan cepat pada akhirnya akan menaikkan permukaan laut global sebesar 10,6 inci atau 27 sentimeter (cm).
“Karena ini menunjukkan satu ancaman serius di tingkat global ya, negara-negara yang kepulauan, negara-negara yang kayak Indonesia, terus negara-negara kecil di Pasifik, itu adalah negara-negara yang sangat terancam eksistensinya oleh kenaikan air laut,” kata Manajer Kampanye Pesisir dan Kelautan WALHI Parid Ridwanuddin ketika dihubungi Tirto pada Rabu (31/8/2022).
Dia juga menyebut bahwa Indonesia menghadapi ancaman dari dua sisi, yaitu ancaman kedaulatan atau geopolitik dan ancaman soal menyusutnya ruang kedaulatan karena pulau-pulau kecil tenggelam. Berdasarkan identifikasi Harian Kompas dengan menggunakan simulasi Climate Central, terdapat 199 kabupaten atau kota dan 21 ibu kota provinsi akan ada di bawah permukaan laut alias tenggelam.
“Nah, itu saya yang diwawancara salah satunya. Maka, sebetulnya dengan percepatan mencairnya es kemudian kenaikan air laut, maka itu kota-kota di pesisir di Indonesia atau kabupaten pesisir di Indonesia itu akan terancam tenggelam,” ungkap Parid.
Dia pun mengatakan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021, ada lebih dari 12 ribu desa pesisir di Indonesia. Di mana beberapa di antaranya telah tenggelam di Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah (Jateng) tenggelam.
Lanjut Parid, salah satu desa yang tenggelam di Demak adalah Desa Bedono. "Kalau pernah berkunjung ke situ, itu mengerikan. Karena itu sudah tidak layak dijadikan tempat tinggal. Desanya tenggelam, nah kemudian ada banyak orang yang mengungsi,” terang dia.
Oleh karena itu, Parid memprediksi ke depannya akan banyak orang-orang yang kehilangan desa atau rumahnya karena air laut meningkat akibat pencairan es di Greenland. Mereka akan mencari tempat baru atau mengungsi.
“Karena dia sudah enggak bisa tinggal, dia bukan ikan. Nah, tentu yang lain mereka akan secara ekonomi akan meningkat kan bebannya itu,” pungkas dia.
Sebelumnya, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pada Senin, 29 Agustus 2022, lapisan es Greenland yang mencair dengan cepat pada akhirnya akan menaikkan permukaan laut global setinggi 10,6 inci atau 27 cm. Angka ini ditaksir lebih dari dua kali lipat dari perkiraan sebelumnya. Hal itu disebabkan karena fenomena yang disebut “es zombie”.
Rekan Penulis Studi sekaligus Ahli Glasiologi di Geological Survey of Denmark and Greenland, William Colgan menjelaskan bahwa es zombie merupakan es yang masih melekat pada area es yang lebih tebal, namun tidak lagi diisi ulang oleh gletser induk yang saat ini hanya menerima lebih sedikit salju. Tanpa pengisian ulang, es yang hancur akan mencair akibat perubahan iklim dan pasti akan menaikkan permukaan laut.
“Ini es mati. Itu hanya akan mencair dan menghilang dari lapisan es. Es ini telah dibuang ke laut, terlepas dari skenario iklim (emisi) apa yang kita ambil sekarang,” tutur Colgan dalam sebuah wawancara, dilansir dari kantor berita Associated Press (AP), Senin (29/8/2022).
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Maya Saputri