Menuju konten utama

Mengapa Medan Magnet di Kutub Utara Bergeser Begitu Cepat?

Kutub magnet utara bergerak ke arah Siberia lebih cepat dari yang diprediksi para ilmuwan.

Mengapa Medan Magnet di Kutub Utara Bergeser Begitu Cepat?
Ilustrasi kutub utara. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Ada fenomena tidak biasa di kutub utara saat ini. Kutub magnet utara yang berada di wilayah Arktik bergerak aneh tidak seperti biasanya. Ia bergerak ke arah Siberia lebih cepat dari yang diprediksi.

Pergerakan aneh ini tentu saja memantik perhatian para ilmuwan geomagnetik. Bergesernya medan magnet di kutub utara bakal mempengaruhi sistem navigasi.

Khawatir akan mengacaukan pelayaran, penerbangan atau aktivitas yang berkaitan dengan navigasi di wilayah Arktik, para ilmuwan di World Magnetic Model (WMM) terpaksa harus memperbarui data mereka dan mengumumkannya di situs resmi pada 4 Februari 2019. Pembaruan itu lebih cepat dari yang dijadwalkan seharusnya pada 2020 mendatang.

Posisi magnet kutub yang dipetakan WMM dijadikan acuan oleh sejumlah instansi pemerintahan seperti Departemen Pertahanan AS, Kementerian Pertahanan Inggris, Organisasi Perjanjian Atlantik Utara (NATO), Organisasi Hidrografi Internasional (IHO), dan berbagai sistem navigasi sipil termasuk Google Maps.

Selama ini WMM adalah otoritas yang tugasnya melacak dan memperbarui posisi medan magnet Bumi. Pembaruan data dilakukan tiap lima tahun sekali. Terakhir kali WMM diperbarui pada 2015. WMM dikerjakan oleh U.S. National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) dan British Geological Survey (BSG).

Adalah James Clark Ross, seorang perwira Angkatan Laut Inggris yang pada 1 Juni 1831 memetakan medan magnet kutub utara di di pulau-pulau yang tersebar di wilayah Nunavut, Kanada. Sejak pertama kali ditemukan, titik kutub magnet utara terus bergerak aktif.

Bukan berita baru bahwa kutub magnet utara selalu bergerak bergeser. Tetapi tetap saja, yang mencuri perhatian saat ini adalah akselerasi pergerakannya.

“Kami tahu dari log kapal-kapal tua bahwa dalam 400 tahun terakhir, kutub magnet utara telah menggantung di sekitar Kanada utara. Sampai tahun 1900-an, mungkin bergerak puluhan kilometer, bolak-balik,” kata Ciaran Beggan, ahli geofisika di British Geological Survey di Edinburgh, dilansir dari The Guardian.

Beggan menjelaskan dalam 50 tahun terakhir kutub magnet utara mulai bergerak ke arah utara meninggalkan Kanada. Dalam 30 tahun terakhir, mulai bergerak terus menjauh. Kecepatan pergerakannya berubah-ubah, dari yang lima hingga 10 kilometer per tahun, menjadi 50 sampai 60 kilometer per tahun saat ini. “Sekarang bergerak cepat menuju Siberia," Ujar Beggan.

Apa Penyebabnya?

Perlu dipahami bahwa medan magnet kutub berbeda pengertiannya dengan kutub secara geografis. Contohnya adalah dalam kasus pergeseran medan magnet kutub utara. Meski disebut medan magnet di kutub utara, tetapi letaknya tidak benar-benar persis di kutub utara secara geografis di kawasan Arktik. Apalagi sifat kutub magnet selalu bergerak aktif.

Sejauh ini, belum diketahui secara pasti apa penyebab utama magnet kutub utara bisa bergerak sedemikian agresif. Tetapi dugaan kuat menyasar ke sumber pembangkit medan magnet Bumi itu sendiri.

Beggan berpendapat, aktifnya pergerakan magnetik kutub utara diperkirakan sangat dipengaruhi oleh aktivitas di inti Bumi. Di kedalaman sekitar tiga kilometer dari permukaan Bumi, besi dan nikel cair bersuhu sangat tinggi mengalir deras, berputar-putar dan berliku-liku layaknya aliran jet di angkasa. Akibatnya, pergerakan cairan besi bersuhu tinggi itu menghasilkan medan magnet yang kuat dan mengelilingi planet Bumi. Ketika aliran tersebut berpindah, maka pusat medan magnet juga ikut berpindah.

"Kutub magnet utara telah terperangkap dalam (aliran) jet ini dan mendorongnya dengan cepat ke Siberia," kata Beggan. Sedangkan di kutub selatan, pergerakan magnetnya jauh lebih lambat karena perbedaan pergerakan cairan inti Bumi.

Penjelasan senada juga diungkapkan oleh William Brown, peneliti bidang geomagnetika global di British Geological Survey (BSG) yang juga anggota tim pembaru WMM. Brown menyebut bahwa perubahan cepat medan magnet di kutub utara sangat dipengaruhi oleh pergerakan cairan inti Bumi.

"Terkadang ia bergerak lebih cepat, sewaktu-waktu ia melambat. Alasan perubahan yang signifikan ini karena aliran cairan besi yang lebih cepat di beberapa daerah," jelas Brown dilansir dari The Verge.

Sementara itu, penjelasan lain terkait penyebab anomali pergerakan magnet kutub utara juga dapat merujuk pada pemaparan Phil Livermore, geofisikawan dari University of Leeds, mengenai medan magnet tarik menarik. Phil dalam presentasinya di forum American Geophysical Union 2018, menyebutkan kutub magnet utara tampaknya dikendalikan oleh dua bidang medan magnet. Satu letaknya di bawah Kanada utara, dan satu di bawah Siberia. Secara historis, yang di bawah Kanada utara tampaknya lebih kuat menjaga kutub magnet dalam cengkeraman. Namun baru-baru ini itu berubah.

"Bidang (medan magnet) Siberia tampak seperti memenangkan pertempuran," katanya. "Ini semacam menarik medan magnet sampai ke sisi kutub geografisnya." Disinggung soal kaitannya dengan pergerakan cairan inti bumi, "Mungkin ada tautan di sana," kata Phill. "Itu tidak pasti, tapi itu bisa saja."

Ensiklopedia National Geographic menjelaskan, medan magnet bumi punya peran penting dalam melindungi planet bumi. Tugasnya untuk melindungi bumi dari jilatan angin dari matahari atau yang biasa disebut angin surya. Pasalnya, angin surya dapat merusak lapisan ozon yang berfungsi melindungi kehidupan di bumi dari radiasi sinar ultraviolet.

Selain itu, medan magnet bumi di utara dan selatan juga bisa bertukar posisi. Artinya, kutub selatan bisa dihuni oleh medan magnet dari kutub utara, dan sebaliknya. Namun, peristiwa pembalikan yang disebut “lemparan kutub” ini bukan merupakan peristiwa yang dapat menyebabkan bencana bagi kehidupan di Bumi. Tidak ada perubahan nyata yang dirasakan tumbuhan dan hewan, aktivitas glasial, ataupun mempengaruhi letusan gunung berapi.

Nyatanya, kutub utara dan selatan pernah bertukar posisi secara magnetis. Artinya, ketika jarum kompas menunjukkan ke utara, itu akan diarahkan ke Antartika, alih-alih ke Arktik kutub utara. Dikutip dari Space, pertukaran terakhir kali terjadi sekitar 780.000 tahun yang lalu. Dalam 20 juta tahun terakhir, magnet utara dan selatan telah berputar berulang kali. Itu tampaknya terjadi dalam siklus ulang tahun setiap 200.000 hingga 300.000 tahun sekali.

infografik kutub magnet utara bergeser cepat

infografik kutub magnet utara bergeser cepat

Dampak Perubahan Magnet Kutub Utara

Kecil kemungkinannya dampak perubahan magnet kutub utara dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari. Terlebih bagi penghuni belahan Bumi bagian selatan yang menjauh dari wilayah kutub utara.

"Saya tidak ingin melebih-lebihkan efek dari kejadian ini. Di belahan Bumi bagian selatan, model (WMM) saat ini masih cukup baik. Hanya kawasan di sekitar kutub magnet utara kesalahan yang terjadi bisa menjadi sangat terasa," ujar Arnaud Chulliat, peneliti dari University of Colorado Boulder dan NOAA dan salah satu tim pembaru WMM.

Salah satu alasan mengapa WMM bisa mengetahui perubahan cepat dari magnet kutub utara adalah karena medan magnet bumi sedang dipantau lebih dekat dari biasanya oleh peralatan canggih milik European Space Agency's (ESA). Tiga satelit ESA dalam misi luar angkasa Swarm yang mempelajari medan magnet bumi, dikerahkan untuk mengamati dan mengukur lebih detail pergerakan medan magnet setiap 90 menit sekali. Ditambah ada 160 observatorium penelitian yang terus meneliti.

Meski pembaruan di luar jadwal yang ditetapkan ini belum pernah terjadi sebelumnya dan penyebabnya masih diraba-raba, para peneliti tetap bersikukuh bahwa tidak perlu mengkhawatirkan tentang dampak buruk yang dapat ditimbulkan.

"Jangan panik. Medan magnet memang berubah, dan kami melihatnya berubah lebih cepat dari dugaan sebelumnya. Ini merupakan hal yang kita tahu saat ini. Kami tidak memahami bagaimana cara kerjanya, tapi kami tahu bahwa itu terjadi," tutur Brown.

Baca juga artikel terkait FENOMENA ALAM atau tulisan lainnya dari Tony Firman

tirto.id - Humaniora
Penulis: Tony Firman
Editor: Suhendra