tirto.id - Deputi Statistik Sosial Badan Pusat Statistik (BPS), Ateng Hartono, mengatakan hingga Maret 2025 jumlah penduduk miskin masih terkonsentrasi di Pulau Jawa. Dengan jumlah penduduk miskin mencapai 12,56 juta orang, Pulau Jawa berkontribusi sebesar 52,66 persen terhadap kemiskinan secara nasional.
Jika diperinci, persentase penduduk miskin di Jawa Tengah pada Maret 2025 dilaporkan sebesar 9,48 persen, turun tipis dari posisi September 2024 yang sebesar 9,58 persen. Kemudian, di Jawa Barat porsi penduduk miskin ada sebanyak 7,02 persen, turun tipis dari September 2024 sebanyak 7,08 persen.
Selanjutnya, jumlah penduduk miskin di Jawa Timur menjadi yang terbanyak dari provinsi lain di Pulau Jawa, dengan jumlah penduduk miskin per Maret 2025 sebanyak 9,50 persen, turun dari kondisi September 2024 sebanyak 9,56 persen.
“Jumlah penduduk miskin masih terkonsentrasi di Pulau Jawa, yaitu sebanyak 12,56 juta penduduk miskin berada di Pulau Jawa, atau kontribusinya sekitar 52,66 persen terhadap total jumlah penduduk miskin nasional,” kata Ateng, dalam Konferensi Pers, di Kantor BPS, Jumat (25/7/2025).
Sebaliknya, Kalimantan menjadi daerah dengan jumlah penduduk miskin paling sedikit, yaitu sebanyak 0,89 juta orang atau setara 3,75 persen dari total penduduk miskin nasional.
“Jika dibandingkan antara Maret 2025 dengan September 2025, hampir seluruh pulau mengalami penurunan jumlah dan persentase penduduk miskinnya. Penurunan paling tinggi terjadi di Bali dan Nusa Tenggara, yaitu pada Maret 2025 menurun 0,22 persen poin dibandingkan September 2024,” imbuhnya.
Kemudian, Maluku dan Papua menjadi daerah yang mengalami peningkatan jumlah penduduk miskin paling besar, yakni sebesar 0,28 persen poin, menjadi 1,49 juta orang di Maret 2025. Secara nasional, jumlah penduduk miskin di Maluku dan Papua berkontribusi hingga 6,25 persen dari total penduduk miskin di Tanah Air.
“Nah, kecuali di Maluku dan Papua yang persentase dan jumlah kemiskinannya mengalami peningkatan,” tutur Ateng.
Secara nasional, jumlah penduduk miskin pada Maret 2025 tercatat sebanyak 23,87 juta orang, setara 8,47 persen dari total penduduk pada September 2024. Jika dibandingkan dengan September 2024 yang sebanyak 24,06 juta orang atau 8,57 persen dari total penduduk, jumlah penduduk miskin turun 0,10 persen.
Lebih lanjut, Ateng menjelaskan, orang-orang yang dikategorikan sebagai penduduk miskin adalah mereka yang memiliki pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan, yang pada Maret 2025 ditetapkan sebesar Rp609.160. Garis kemiskinan ini lebih tinggi dari posisi September 2024 yang senilai Rp595.242 per kapita per bulan.
"Maret 2025, jumlah penduduk miskin di Indonesia sebanyak 23,85 juta orang. atau turun 0,2 juta orang dibandingkan dengan kondisi September 2024," katanya.
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Hendra Friana
Masuk tirto.id







































