tirto.id - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah meminta para pengelola desa wisata segera melakukan simulasi penerapan tatanan kehidupan normal baru (new normal) setelah ditutup sementara akibat pandemi COVID-19.
"Kami minta pengelola desa wisata untuk melakukan simulasi tentang rencana pembukaan kembali operasional dan simulasi itu menjadi bukti persiapan dalam menyambut wisatawan dengan penerapan protokol kesehatan," kata Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah Sinoeng Noegroho Rachmadi di Semarang, Senin (29/6/2020) dilansir dari Antara.
Disporapar Jateng merekomendasikan pelaksanaan simulasi new normal desa wisata diikuti maksimal 50 orang, melibatkan pihak terkait terutama pemerintah kabupaten/kota dan Gugus Tugas Penanganan COVID-19 setempat, serta disampaikan ke masyarakat melalui media sosial masing-masing.
Selanjutnya, simulasi harus dievaluasi dan hasilnya menjadi pertimbangan Gugus Tugas Penanganan COVID-19 dan pemerintah kabupaten/kota dalam pemberian izin operasional.
"Kami juga minta simulasi normal baru di desa wisata dilakukan secara terbatas dan bertahap," ujarnya.
Diharapkan simulasi new normal pada desa wisata bisa berlangsung secara simultan dan menyeluruh dengan tetap melihat perkembangan pandemi COVID-19.
Ia menyebut beberapa desa wisata di Kota Semarang, Kabupaten Slawi, dan Kabupaten Banyumas sudah melakukan simulasi ini.
"Kendati demikian, kami hanya merekomendasikan simulasi normal baru di desa-desa wisata yang berada di zona hijau dan kuning, sedangkan zona merah tidak atau belum boleh," katanya.
Sementara itu, Provinsi Jawa Tengah per Senin (29/6/2020) menempati urutan kedua provinsi di Indonesia yang penyumbang kasus COVID-19, di bawah Jawa Timur. Terdapat tambahan kasus baru sebanyak 198 orang dan sembuh 43 pasien di Jawa Tengah per hari ini.
Total kasus COVID-19 di Jawa Tengah hingga hari ini seperti dilansir dari laman corona.jatengprov.go.id mencapai 3.966 kasus dimana 314 orang diantaranya telah meninggal dunia. Tercatat pula sebanyak 8.649 dikategorikan PDP dan 50.452 masuk kategori ODP.
Penulis: Bayu Septianto
Editor: Bayu Septianto