tirto.id - Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, mencatat bahwa sebanyak 716 orang menjadi korban buntut dari aksi unjuk rasa yang berlangsung selama sepekan terakhir. Adapun jumlah tersebut merupakan korban yang diakumulasikan di luar dari pihak aparat kepolisian.
“Dan sebagai bagian yang terakhir dalam pembahasan tadi akhirnya kita mengetahui, mendapatkan bahwa ada 716 orang yang menjadi korban unjuk rasa. Di luar Polri, di Polri tersendiri,” kata Pramono kepada wartawan di Balai Kota, Jakarta Pusat, pada Senin (1/9/2025).
Pram mengatakan pembiayaan pengobatan ratusan korban luka tersebut akan ditanggung oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Sebagai informasi, aksi demonstrasi di sejumlah titik dimulai sejak Senin (25/8/2025). Aksi tersebut dihadiri dari sejumlah kalangan mulai dari pelajar hingga ojek online untuk menyuarakan kekecewaan masyarakat terhadap tunjangan anggota DPR.
Aksi tersebut kembali terjadi pada Kamis (28/8/2025) oleh para buruh hingga mahasiswa. Aksi tersebut awalnya kondusif berjalan secara kondusif hingga berujung ricuh pada sore hari.
Aksi semakin mencekam setelah kejadian yang menimpa Affan Kurniawan yang dilindas kendaraan taktis (rantis) polisi.
Masyarakat terutama para ojek online turun ke jalan untuk menunjukkan kemarahan terhadap pihak kepolisian yang telah menyebabkan kematian terhadap Affan.
Pada Jumat (29/8/2025), para pengemudi ojol kemudian melanjutkan aksi demonstrasinya dan kini menyasar Polda Metro Jaya dan Mako Brimob Kwitang.
Tuntutan mereka adalah meminta keadilan terhadap pelaku penabrak Affan dan memprotes tindakan kekerasan keterlaluan yang dilakukan polisi saat mengawal demonstrasi.
Eskalasi tersebut terus naik hingga sore hari bahkan menjelang dini hari. Tak hanya di Jakarta, aksi demonstrasi dan berujung bentrok juga terjadi di beberapa kota di Indonesia.
Massa pun mulai membakar sejumlah gedung seperti gedung DPRD dan Markas Kepolisian Daerah, serta berbagai fasilitas umum seperti halte dan stasiun. Sementara pihak kepolisian terus berupaya membubarkan massa menggunakan gas air mata.
Tak berhenti di situ, sejumlah orang tiba-tiba menggeruduk kediaman anggota DPR Ahmad Sahroni di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Mereka menjarah sejumlah barang mulai dari jam tangan, sejumlah uang, hingga berangkas uang yang berisi pecahan dollar.
Lebih lanjut penjarahan juga dilakukan ke rumah Eko Patrio, Uya Kuya hingga Menteri Keuangan Sri Mulyani. Hal ini dilakukan sebab sejumlah nama ini disorot publik akibat pernyataan kontroversialnya.
Penulis: Rahma Dwi Safitri
Editor: Bayu Septianto
Masuk tirto.id


































