Menuju konten utama

Pemerintah Siapkan Insentif Baru Dorong Penyerapan Tenaga Kerja

Insentif baru ini disebut akan lebih menarik ketimbang super deduction tax yang telah ditawarkan pemerintah.

Pemerintah Siapkan Insentif Baru Dorong Penyerapan Tenaga Kerja
Menko Bidang Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar menyampaikan paparan materi saat menghadiri dialog terbuka dan kuliah umum di Universitas Islam Negeri Walisongo, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (19/6/2025). Kegiatan yang diikuti puluhan akademisi dan mahasiswa tersebut mengangkat tema tentang Membangun Ekosistem Pemberdayaan Masyarakat Desa: Kolaborasi Pemerintah, Akademisi dan Pesantren Menuju Nol Kemiskinan yang diharapkan dapat memutus rantai kemiskinan melalui pendidikan. ANTARA FOTO/Makna Zaezar/nz

tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar mengatakan pemerintah tengah menyiapkan insentif baru untuk memperkuat sinergi antara dunia pendidikan vokasi dan industri.

Bahkan insentif yang ditujukan untuk meningkatkan penyerapan tenaga kerja tersebut akan lebih menarik ketimbang super deduction tax yang telah ditawarkan pemerintah.

“Saya mengingatkan kepada seluruh dunia industri, jangan segan-segan melakukan upaya bersama dengan pemerintah. Kami siap untuk duduk bersama, mencari jalan keluar agar mendapatkan insentif-insentif yang memungkinkan dunia industri berkolaborasi dengan dunia pendidikan,” ujarnya usai rapat koordinasi terbatas dengan sejumlah kementerian dan pelaku industri di Kantor BP Jamsostek, Jakarta, Senin (28/7/2025).

Pria yang akrab disapa Cak Imin tersebut juga menjelaskan, salah satu fokus utama dalam Rakortas ini adalah menyelaraskan kurikulum vokasi dengan dinamika industri yang terus berkembang.

Dalam kesempatan sama, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengungkapkan bahwa industri membutuhkan tenaga kerja dengan beragam tingkat keahlian, mulai dari skill tinggi hingga tenaga terlatih level menengah.

“Ada yang membutuhkan highly skilled, yang pendidikannya tinggi. Tapi ada juga yang pendidikannya tidak terlalu tinggi tapi membutuhkan pelatihan tambahan. Membutuhkan vocational. Nah, ini yang tadi kita coba rambu, nanti kita rumuskan,” ujarnya.

Suahasil pun mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,87 persen (yoy) harus diimbangi dengan penyerapan tenaga kerja yang masif. Sebab, menurutnya pertumbuhan berkualitas harus diiringi penurunan angka pengangguran.

“Pertumbuhan ekonomi berkualitas harus berdampak pada penurunan pengangguran dan kemiskinan,” tambahnya.

Baca juga artikel terkait INSENTIF atau tulisan lainnya dari Nanda Aria

tirto.id - Insider
Reporter: Nanda Aria
Penulis: Nanda Aria
Editor: Hendra Friana