tirto.id - Wakil Menteri Dalam Negeri, Bima Arya Sugiarto, menegaskan bahwa Kemendagri telah melakukan koordinasi dengan Forkopimda Kabupaten Sampang untuk menjaga kondusifitas di wilayah tersebut.
Sebelumnya, terjadi pembacokan di Sampang, Madura, pada Minggu (17/11/2024), yang menyebabkan satu orang tewas. Peristiwa di Desa Ketapang Laok ini dipicu perbedaan dukungan pada calon Bupati Sampang oleh sebagian warga di Pilkada 2024.
"Sedang kita dalami dan harus betul-betul ditegakkan proses hukum di sana, agar ada keadilan bagi semua dan agar suasana kondusif. Tetapi kami sudah menerima laporan dari Forkopimda di sana, juga sudah melakukan pertemuan, silaturahmi dengan para tokoh agama, para kiai," kata Bima Arya dalam Seminar bertajuk 'Menata Ulang Desain Sistem Pemilu Indonesia' di Jakarta Pusat, Selasa (19/7/2024).
Dia menambahkan bahwa saat ini kondisi di Sampang telah kondusif dan mitigasi juga telah dilakukan oleh pemerintah daerah setempat agar peristiwa serupa tidak terulang.
"Dan InsyaAllah sejauh ini kondisinya kondusif. Tapi kami akan monitor secara ketat, kami akan mengkoordinasi dengan teman-teman Forkopimda di sana untuk melakukan mitigasi supaya tidak terjadi konflik yang meluas di sana," katanya.
Bima Arya mengungkapkan bahwa kementeriannya telah melakukan identifikasi terhadap wilayah rawan konflik selama Pilkada 2024. Dia membagi kategorinya yang terdiri atas warna merah, kuning, dan hijau. Merah artinya rawan konflik, kuning perlu pencermatan, dan hijau bermakna landai atau aman.
Namun saat dikonfirmasi daerah mana saja yang rawan terhadap konflik selama Pilkada 2024, Bima enggan mengungkapnya.
"Kami sudah identifikasi ada zona merah, kuning dan hijau. Hijau itu landai, kuning itu perlu kita cermati, merah ini karena ada konflik laten, karena ada tensi politik yang tinggi dan karena ada faktor-faktor yang lain," kata dia.
Penulis: Irfan Amin
Editor: Irfan Teguh Pribadi