tirto.id - Pasar saham global kembali berjatuhan pada perdagangan Kamis (12/3/2020), setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan travel ban sementara dari Eropa, untuk mengatasi penyebaran virus Corona. Pengumuman Trump memperburuk kondisi pasar, yang sebelumnya terpukul setelah WHO mengumumkan COVID-19 sebagai pandemi.
Merespons pengumuman WHO, bursa Wall Street langsung jatuh. Indeks Dow Jones secara resmi masuk dalam kondisi “bear market”. “Bear market” merupakan satu kondisi, saat indeks ditutup turun 20% atau lebih, di bawah titik tertingginya yang terbaru. Dow Jones tercatat sudah turun hingga 20,3% berdasarkan capaian intraday-nya.
Pada perdagangan Rabu (11/3/2020), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 1,464,94 poin (5,86%) ke level 23.553,22. Indeks S&P 500 melemah 140,85 poin (4,89%) ke level 2.741,38, dan Nasdaq Composite melemah 392,20 poin (4,7%) ke level 7.952,05.
Mengikuti pelemahan di Wall Street, saham-saham di bursa Asia Pasifik langsung berjatuhan. Indeks MSCI tercatat turun 4,1% ke titik terendahnya sejak awal 2019. Sementara Nikkei anjlok hingga 5,3%. Indeks Australia anjlok 7,4%, Kospi Korsel turun 4,6%.
🚨 BREAKING 🚨
— World Health Organization (WHO) (@WHO) March 11, 2020
"We have therefore made the assessment that #COVID19 can be characterized as a pandemic"-@DrTedros#coronaviruspic.twitter.com/JqdsM2051A
Kekhawatiran investor bertambah setelah pengumuman dari Presiden Trump. Travel ban yang diumumkan Trump dikhawatirkan akan menambah gangguan bisnis dan juga perekonomian dunia.
Presiden Trump mengumumkan AS akan menghentikan sementara perjalanan dari Eropa, kecuali dari United Kingdom, ke Amerika Serikat selama 30 hari, mulai Jumat (13/3). Namun, Trump menegaskan perdagangan tidak akan terdampak oleh pembatasan tersebut.
Mengikuti kejatuhan pasar saham global, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis pagi langsung anjlok.
IHSG dibuka melemah 113,14 poin atau 2,2 persen ke posisi 5.040,97. IHSG sempat jatuh di bawah level 5.000, sebelum akhirnya ditutup pada level 5.013,432 pada sesi I, yang berarti melemah 2,94%.
"Kami perkirakan IHSG akan melanjutkan pelemahan seiring melemahnya bursa global dan regional," tulis hasil riset Samuel Sekuritas yang dikutip Antara di Jakarta, Kamis.
Merebaknya virus Corona memang terus memicu aliran modal keluar. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengungkapkan aliran modal asing yang keluar dari Indonesia (capital outflow) sejak 25 Januari hingga 4 Maret 2020 mencapai Rp40,16 triliun. Penyebab utama kaburnya aliran modal asing itu adalah wabah virus corona atau COVID-19.
“Ini dampak temporary dari virus corona bahwa year to date (ytd) itu terjadi outflow, net outflow Rp40,16 triliun (ytd),” kata Perry di Hotel Pullman Jakarta, Rabu.
Perry merinci modal asing keluar tersebut terdiri dari obligasi pemerintah Rp31,76 triliun, portofolio saham dengan nilai outflow sebesar Rp4,87 triliun, dan sisanya melalui instrumen lain.
Di Indonesia, kasus COVID-19 telah mencapai 34 orang dengan 1 orang di antaranya (WNA) meninggal dunia dan 2 orang pasien telah pulih.
Editor: Hendra Friana