Menuju konten utama

Para Tenaga Kesehatan RSUP Sardjito Demo Protes THR yang Disunat

Massa kemudian bersorak, saat jajaran direksi menyatakan pembayaran gaji dan THR telah dilunasi.

Para Tenaga Kesehatan RSUP Sardjito Demo Protes THR yang Disunat
Massa aksi yang terdiri dari pekerja RSUD Sardjito menuntut transparansi insentif THR. Aksi dilaksanakan dengan damai dan operasional rumah sakit tetap berjalan, Selasa (25/3/2025). tirto.id/Siti Fatimah

tirto.id - Ratusan pekerja yang terdiri dari tenaga keseharan (nakes) dan pekerja administrasi berbondong-bodong masuk ke ruang utama Gedung Diklat RSUP Sardjito Yogyakarta pada Selasa (25/3/2025) siang.

Jajaran direksi duduk di ruangan tersebut menghadapi pekerjanya yang menggeruduk untuk tanya terkait transparansi tunjangan hari raya (THR) yang hanya diturunkan sebesar 30 persen dari insentif.

Ruangan tempat audiensi sesak dipadati massa yang mengenakan seragam dari masing-masing satuan kerjanya di RSUP Sardjito. Menandakan bahwa massa tetap melaksanakan ketugasannya agar operasional rumah sakit tetap berjalan. Namun, pada lengan mereka terikat pita hitam.

Audiensi berjalan dengan pemaparan yang dilakukan oleh Direktur SDM RSUP Sardjito yang menyebut bahwa pembayaran gaji dan insentif THR telah disampaikan pada 18 dan 19 Maret 2025.

Massa kemudian bersorak, saat jajaran direksi menyatakan pembayaran gaji dan THR telah dilunasi. Tidak diam, Direktur Utama RSUP Sardjito, dr Eniarti, pun berdiri dari kursinya.

“Tolong ya, kita di sini untuk berdiskusi," ujar Eniarti yang dibalas sorakan dari massa.

“Masalah duit,” kata salah satu massa yang berada di dalam ruangan.

Astagfirullahaladzim," sebut Eniarti merespons makian yang ditujukan kepadanya.

Bukan mereda, massa jusru semakin riuh. Menertawakan sikap Eniarti lalu kembali menyoraki, "Huuuuuuu."

Eniarti masih melanjutkan kata-katanya, dengan mengeluhkan sikap yang ditujukan kepadanya.

“Bagaimana kami mau melanjutkan kalau bapak ibu semua tidak mau mendengarkan. Coba kita selesaikan ini, nanti mau bicara silakan," ujar Eniarti.

Massa terdiam sejenak memberikan waktu bagi Eniarti untuk berbicara, pidato tentang etika.

“Tapi dengan etika. Hargai diri kita. Kita ini profesional. Kalau Anda ingin dihargai, hargai orang lain dan diri kita," seru Eniarti yang kembali dihujani sorakan oleh massa.

Di tengah sorakan itu, Eniarti kemudian menyerah dan duduk kembali ke kursinya.

Dalam audiensi, dr Bhirowo Yudo Pratomo mengatakan bahwa pekerja di RSUP Sardjito telah berupaya maksimal. Bahkan kerap kerja tujuh hari dalam seminggu. “Tapi reward dirasa belum layak," lontarnya diikuti sorakan dukungan dari massa.

Aksi pekerja RSUD Sardjito

Massa aksi yang terdiri dari pekerja RSUD Sardjito menuntut transparansi insentif THR. Aksi dilaksanakan dengan damai dan operasional rumah sakit tetap berjalan, Selasa (25/3/2025). tirto.id/Siti Fatimah

Sementara dari perwakilan keperawatan, Edi Sukoco mempertanyakan penentuan grade yang berimbas pada gaji dan insentif. Menurut Edi, penentuan grade tidak konsisten.

Bahkan dalam penyaluran insentif THR, ada pembedaan dua golongan. Hanya grade 1-6 yang mendapat insentif THR sekitar Rp2 juta dengan besaran sekitar 30 persen dari total insentif. Hal itu disebutnya kontra produktif untuk RSUP Sardjito.

“Ini dapat memicu demotivasi, ini sudah terjadi dan dibiarkan. Sekarang adanya cuma ditekan dan was-was. Ini tidak sehat," tegasnya.

Eniarti menanggapi aspirasi dari Bhirowo dan Edi. Namun, dia juga menantang massa yang terus menyorakinya untuk maju ke depan forum.

Sikap Eniarti ini, akhirnya memicu massa yang awalnya bertahan di dalam forum bergerak keluar ruangan atau walkout. Massa kemudian melanjutkan aksi damai di depan Gedung Administrasi Pusat (GAP) RSUP Sardjito.

Usai audiensi, Eniarti menanggapi aksi ini dengan enteng. "Tuntutan adalah hak. Bisa saja," sebutnya.

Namun, Eniarti juga mengatakan akan melakukan evaluasi. "Kalau memang itu haknya mereka, insyaallah akan kami berikan, tapi tetap juga ada rambu-rambu indikator yang terhadap kemampuan keuangan rumah sakit yang harus dijaga," ujarnya.

Ketika ditanya, apakah hanya RSUP Sardjito yang memberikan insentif THR sebesar 30 persen, Eniarti menyatakan bahwa itu tergantung oleh kebijakan masing-masing rumah sakit.

"Pendapatan tentunya berbeda," ucapnya.

Sementara disinggung terkait RSCM yang mampu memberikan 100 persen insentif THR bagi pekerjanya, Eniarti bilang itu ada penghitungan sendiri.

“Kami simulasikan dulu, tidak bisa menyampaikan sekarang. Berikan kami kesempatan, kami mau salat dulu," ujarnya kemudian berlalu meninggalkan media.

Baca juga artikel terkait TENAGA KESEHATAN atau tulisan lainnya dari Siti Fatimah

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Siti Fatimah
Penulis: Siti Fatimah
Editor: Abdul Aziz

Artikel Terkait