Menuju konten utama

OJK Pastikan Stabilitas Jasa Keuangan Masih Terjaga

Premi asuransi jiwa dan asuransi umum/reasuransi per September 2018 masing-masing tercatat sebesar Rp 141,14 triliun dan Rp 62,74 triliun.

OJK Pastikan Stabilitas Jasa Keuangan Masih Terjaga
Deputi Komisioner Manajemen Strategis dan Logistik OJK, Anto Prabowo. FOTO/uii.ac.id

tirto.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai bahwa stabilitas sektor jasa keuangan masih dalam kondisi terjaga meskipun berada di tengah ketidakpastian di pasar keuangan global.

Deputi Komisioner Manajemen Strategis dan Logistik OJK, Anto Prabowo, mengatakan, perang dagang antara AS-Tiongkok yang terus berlanjut diproyeksikan akan menurunkan volume perdagangan dan pertumbuhan dunia.

Sementara itu, langkah The Fed menaikkan suku bunganya diproyeksikan akan berpengaruh pada pengetatan likuiditas di pasar keuangan global.

"Kedua hal tersebut mendorong International Monetary Fund menurunkan estimasi pertumbuhan ekonomi global tahun 2018 dan tahun 2019 dari 3,9 persen menjadi 3,7 persen di bulan Oktober," ujar Anto dalam keterangan resminya, Kamis (25/10/2018).

Selain itu, dinamika yang terjadi di eksternal itu juga turut mempengaruhi kinerja pasar keuangan domestik. Per 19 Oktober 2018, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat pelemahan sebesar 2,3 persen secara month to date dengan investor non-residen mencatatkan net sell sebesar Rp5,3 triliun.

Sejalan dengan pasar saham, investor non-residen di pasar Surat Berharga Negara (SBN) juga mencatat net sell sebesar Rp 0,8 triliun mtd. Imbal hasil (yield) SBN tenor jangka pendek, menengah, dan panjang tercatat kembali meningkat masing-masing sebesar 13 bps, 53 bps, dan 23 bps mtd.

"Peningkatan yield ini terjadi sejalan dengan pelemahan di pasar keuangan Emerging Markets lainnya," imbuh Anton.

Premi asuransi jiwa dan asuransi umum/reasuransi per September 2018 masing-masing tercatat sebesar Rp 141,14 triliun dan Rp 62,74 triliun.

Sementara di pasar modal, pada periode Januari sampai dengan 22 Oktober 2018, penghimpunan dana melalui penawaran umum saham, right issue dan surat utang korporasi telah mencapai Rp 143 triliun, dengan emiten baru sebesar 50 perusahaan.

"Total dana kelolaan investasi tercatat sebesar Rp 739,95 triliun, meningkat 7,89 persen dibandingkan akhir tahun 2017," katanya lagi.

Untuk sektor perbankan, Anto memaparkan bahwa, pertumbuhan kredit dan piutang pembiayaan masing-masing tumbuh sebesar 12,69 persen yoy dan 6,06 persen yoy. Dari sisi penghimpunan dana, Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan tumbuh sebesar 6,60 persen yoy.

"Profil risiko lembaga jasa keuangan juga masih terjaga pada level yang manageable. Rasio non performing loan (NPL) gross perbankan tercatat sebesar 2,66 persen, sedangkan rasio non performing financing (NPF) perusahaan pembiayaan berada pada level 3,17 persen," jelas Anton.

Sementara untuk permodalan, lembaga jasa keuangan tercatat pada level yang cukup tinggi. capital adequacy ratio (CAR) perbankan per September 2018 tercatat sebesar 23,33 persen, sedangkan risk based capital industri asuransi umum dan asuransi jiwa masing-masing sebesar 315 persen dan 430 persen.

"Dinamika di pasar keuangan diperkirakan masih akan berlanjut seiring masih tingginya downside risk di lingkup global, antara lain berlanjutnya trade war dan pengetatan likuiditas," tuturnya.

Baca juga artikel terkait OJK atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Alexander Haryanto