Menuju konten utama

Menkominfo Sebut Ant International Ingin Investasi di Indonesia

Budi Arie mengatakan kerja sama dengan Ant International akan berfokus pada pengembangan UMKM.

Menkominfo Sebut Ant International Ingin Investasi di Indonesia
Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Budi Arie saat memberikan keterangan pers di Gedung Kominfo, Jakarta Pusat, Jumat (19/1/2024). tirto.id/Muhammad Naufal

tirto.id - Manajemen Ant International menemui Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Budi Arie Setiadi. Pertemuan tersebut dihadiri Chief Executive Officer Ant International, Senior Vice President Ant Group, Yang Peng, di Kementerian Kominfo, Jumat (19/4/2024).

Budi Arie mengatakan, Ant International berencana bekerja sama dengan Indonesia dalam tiga sektor, antara lain join lab, pembentukan digitaltalent scholarship, serta digital talent academy dan transfer technology serta soal tata kelola data.

“Jadi kita sadar, kita paham bahwa di masa depan ini digital economy menjadi penting. Karena itu, pembayaran sistem payment ini perlu diakselesari dan pihak Ant International ini bersedia untuk bekerja sama dengan Indonesia untuk mengakselarasi digital economy, khususnya digital payment dan fintech di Indonesia,” kata Budi Arie usai pertemuan.

Budi Arie mengatakan, kerja sama akan berfokus pada pengembangan UMKM. Mereka ingin agar transformasi digital fokus pada UMKM dan mengakselerasi digital economy. Mereka akan memberikan pendidikan dan pelatihan UMKM.

Selain itu, kata dia, pihak Ant International berencana untuk membangun fasilitas joint lab, antara di Jakarta atau di Yogyakarta. Ia juga mengklaim kerja sama tersebut akan segera dimulai dalam waktu dekat ini.

Sementara itu, Yang Peng mengaku bahwa pihaknya berambisi untuk mengembangkan bisnis mereka. Ia juga sudah berdiskusi dengan Bank Indonesia untuk memulai ekspansi di Indonesia.

“Jadi kami tidak membangun wallet sendiri, kami memberikan solusi untuk mobile payment seperti Dana, membangun hubungan baik dengan Bank Mandiri, Gojek. Strategi kami di market global adalah memberikan solusi business to consumer, kita tidak membuat wallet," kata Yang Peng saat memberikan keterangan.

Yang Peng mengaku, mereka perlu mengikuti regulasi Indonesia dalam aturan transaksi lintas batas negara. Ant International justru akan bekerja sama dengan mitra lokal untuk membahas pembayaran lintas negara. Ia berharap diskusi bisa segera selesai karena mereka ingin membawa bank dari negara lain seperti Cina, Korea Selatan, dan negara lain.

Dalam proyek joint lab, mereka ingin mendorong inklusi teknologi keuangan. Mereka ingin mendorong keamanan transaksi lintas batas negara. Mereka juga akan menawarkan sistem keamanan dalam menghadapi serangan AI. Ia berharap kerja sama tersebut bisa segera dilakukan.

“Kami berharap bisa terjadi tahun ini, teknologi, regulasi dan mitra kerja sama masih dibahas. Kami berharap bisa akselerasi proses,” kata dia.

Pihak Ant International masih membuka komunikasi dengan pemerintah mengenai kerja sama tersebut dan belum ada kesepakatan final mengenai hal ini.

Baca juga artikel terkait KOMINFO atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Bisnis
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Abdul Aziz