Menuju konten utama

Menhaj Gus Irfan Tak Mau Lagi Ada Korupsi Dalam Urusan Haji

Gus Irfan tak mau pembentukan Kementerian Haji dan Umrah hanya menjadi formalitas saja.

Menhaj Gus Irfan Tak Mau Lagi Ada Korupsi Dalam Urusan Haji
Menteri Haji dan Umroh Irfan Yusuf mengikuti pelantikan menteri dan wakil menteri Kabinet Merah Putih di Istana Negara, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (8/9/2025). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/tom.

tirto.id - Menteri Haji dan Umrah Republik Indonesia, Mochamad Irfan Yusuf atau Gus Irfan, mengingatkan jajarannya agar menjalankan tugas penyelenggaraan haji dan umrah dengan bersih, akuntabel, dan transparan. Ia menekankan tidak boleh ada praktik korupsi, manipulasi data dan pungutan liar dalam layanan haji.

“Kita boleh berkaca dari apa yang terjadi sebelumnya untuk introspeksi. Namun ke depan, Kemenhaj harus bersih, akuntabel, dan transparan. Tidak boleh ada permainan dalam urusan haji,” ujar Gus Irfan dalam keterangannya, Kamis (25/9/2025).

Menurut Gus Irfan pembentukan Kementerian Haji dan Umrah (Kemenhaj) merupakan amanah besar dari Presiden Prabowo Subianto yang harus dibuktikan manfaat dan keberadaannya bagi bangsa. Terlebih, katanya, pembentukan lembaga baru ini tidak boleh hanya menjadi formalitas.

“Kalau sekadar sama saja, tentu tidak ada gunanya, apalagi kalau lebih buruk. Kita wajib membuktikan bahwa Kemenhaj tidak salah dibentuk. Kemenhaj harus menjadi wajah baru yang berintegritas, profesional, dan berorientasi target,” ujar Gus Irfan.

Lebih jauh, Gus Irfan juga menyoroti isu kesehatan jemaah haji, khususnya terkait istithaah kesehatan, yang menjadi perhatian pada penyelenggaraan haji 2025. Menurutnya hal ini menjadi penting agar jemaah pulang dalam keadaan yang sebaik-baiknya.

“Kita ingin jemaah haji pulang ke tanah air dengan kecintaan yang lebih besar kepada negaranya. Haji harus menjadi jalan membangun keadaban dan peradaban bangsa,” ujar Menteri.

Selain itu, Gus Irfan menyebut bahwa pembangunan Kampung Haji tengah diproses untuk memperkuat pemberdayaan masyarakat. Dia juga mengingatkan besarnya perputaran dana dalam penyelenggaraan haji yang mencapai hampir Rp20 triliun yang harus dikelola secara amanah, akuntabel, dan transparan.

Terkait peran Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU), Gus Irfan menegaskan pentingnya fungsi pembinaan jemaah agar lebih optimal, tulus, bersih, dan profesional. Dia optimistis bahwa Kemenhaj akan mampu menjalankan amanah besar ini dengan menghadirkan penyelenggaraan haji yang bermakna bagi bangsa dan negara.

Baca juga artikel terkait HAJI atau tulisan lainnya dari Rahma Dwi Safitri

tirto.id - Flash News
Reporter: Rahma Dwi Safitri
Penulis: Rahma Dwi Safitri
Editor: Bayu Septianto