Menuju konten utama

Menbud Fadli Zon Bantah Soeharto Langgar HAM: Mana Buktinya?

Menurut Fadli Zon, Soeharto memenuhi syarat sebagai pahlawan nasional berdasarkan kajian Pemerintah Pusat, pemerintah daerah, serta elemen masyarakat.

Menbud Fadli Zon Bantah Soeharto Langgar HAM: Mana Buktinya?
Menteri Kebudayaan Fadli Zon memberikan sambutannya saat membuka acara pameran seni rupa Art Jakarta 2025 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (3/10/2025). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/sgd

tirto.id - Menteri Kebudayaan (Menbud), Fadli Zon, membantah Presiden ke-2 Soeharto terlibat dalam sejumlah kasus dugaan pelanggaran hak asasi manusia (HAM). Fadli lantas mencari pihak yang memiliki fakta terkait keterlibatan Soeharto dalam sejumlah kasus pelanggaran HAM.

Hal ini disampaikan Fadli Zon merespons penolakan masyarakat atas usulan Soeharto menjadi pahlawan nasional.

"Enggak pernah ada buktinya kan [Soeharto terlibat kasus pelanggaran HAM], enggak pernah terbukti. Pelaku genosida apa? Enggak ada. Saya kira enggak ada itu," ucapnya usai menemui Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu (5/11/2025).

"Ya, apa faktanya apa? Ada yang berani menyatakan fakta? Mana buktinya? Kan kita bicara sejarah dan fakta dan data gitu. Ada enggak? Enggak ada kan? Saya kira itu," sambung dia.



Fadli menganggap penilaian masyarakat atas usulan Soeharto menjadi pahlawan nasional sebagai masukan. Akan tetapi, Soeharto termasuk dalam 49 total usulan nama pahlawan nasional.

Menurut dia, Soeharto memenuhi syarat sebagai pahlawan nasional. Pemenuhan syarat itu disebut telah melalui kajian Pemerintah Pusat, pemerintah daerah, serta elemen masyarakat.

"Jadi, memenuhi syarat dari bawah, dari beberapa layer itu sudah memenuhi syarat. Enggak ada masalah dan itu datangnya dari masyarakat juga," katanya.



Di satu sisi, Fadli mengatakan, Serangan Umum 1 Maret 1949 merupakan salah satu alasan Soeharto dipertimbangkan menjadi pahlawan nasional. Soeharto pada 1 Maret 1949 yang berpangkat letnan kolonel memimpin serangan merebut DI Yogyakarta dari Belanda.



Ia menilai, Serangan Umum 1 Maret merupakan peristiwa penting dalam sejarah Indonesia. Sebab, serangan itu disebut sebagai salah satu alasan RI diakui dunia.

Menurut Fadli, Belanda kala itu tidak menganggap RI sebagai negara. Kemudian, Belanda menyerang Tanah Air pada 1 Maret 1949. Soeharto yang memimpin Serangan Umum 1 Maret 1949 disebut berjasa usai mempertahankan Indonesia kala itu.

Fadli turut menyinggung peran Soeharto saat Indonesia masih terlibat perang dalam negeri maupun dengan pihak asing.

"Belum lagi operasi pembebasan Irian Barat dan lain-lain. Jadi, ada, ada rinciannya. Nanti rinciannya kalau mau lebih panjang nanti saya berikan," ujar dia.



Sebagai informasi, sejumlah warganet (netizen) menolak Soeharto menjadi pahlawan nasional. Netizen X/Twitter kompak membuat tagar #SoehartoBukanPahlawan.



Mayoritas netizen X mengingatkan sejumlah aksi kekerasan yang terjadi era Soeharto. Misalnya, Petrus 1984, penculikan aktivitas 1997, Tanjung Priok 1984, serta Kudatuli 1996.

Rentetan aksi tersebut tak cuma menimbulkan korban luka-luka, tetapi juga korban meninggal dari masyarakat sipil.

Baca juga artikel terkait PAHLAWAN NASIONAL atau tulisan lainnya dari Muhammad Naufal

tirto.id - Flash News
Reporter: Muhammad Naufal
Penulis: Muhammad Naufal
Editor: Andrian Pratama Taher