tirto.id - Menteri Agama (Menag), Nasaruddin Umar, mengatakan, jemaah haji asal Indonesia disebut Pemerintah Arab Saudi sebagai jemaah paling tertib dan minim melakukan pelanggaran selama menjalankan ibadah di Tanah Suci. Hal itu disampaikannya usai mendapatkan laporan langsung dari Menteri Urusan Haji Arab Saudi.
“Sampai hari ini kami mendapatkan pengakuan dari menteri haji bahwa per hari ini jamaah haji yang paling tertib, paling gampang diatur, dan paling tidak banyak melakukan pelanggaran, baik di sekitar Haram sekarang ini, apalagi juga menggunakan bus yang untuk rekreasi ke mana-mana,” ujar dalam konferensi pers yang digelar secara daring pada Rabu (4/6/2025).
Nasaruddin mengatakan, meski ada sedikit catatan, secara umum jemaah Indonesia dinilai mampu menaati aturan yang berlaku, termasuk juga dalam pengelolaan transportasi dan mobilisasi menuju Armuzna (Arafah, Muzdalifah, dan Mina).
“Kalaupun ada bus yang ke mana-mana itu, biasanya yang seperti itu diorganisir oleh jamaah haji khusus, memang jumlahnya sangat sedikit [dibanding] jemaah reguler. Insya Allah sangat taat terhadap kami dan juga teman-teman dari pengelola jamaah haji khusus juga,” tutur Menag.
Lebih jauh, Imam Besar Mesjid Istiqlal itu juga mengapresiasi delapan syarikah (penyedia layanan) yang telah berkomitmen untuk bekerja sama terhadap pelayanan jemaah Indonesia. Menurutnya, syarikah telah menunjukkan pelayanan secara kompak tanpa melihat pembagian wilayah atau kontrak.
“Jadi misalnya kalau ada orang yang tertinggal di hotel, syarikah manapun juga, tetap diangkut oleh syarikah yang berbeda, karena tidak ada lagi delapan syarikah, tetap the only one syarikah untuk melayani dan mengabdikan diri kepada bangsa Indonesia,” terang Menag.
Ia juga menyebut bahwa simulasi dan persiapan di Arab Saudi sudah dilakukan secara menyeluruh dan jelas. Oleh karena itu, dia memastikan mobilisasi jemaah berlangsung lancar pada puncak haji.
Meski begitu, Menag juga meminta agar setiap kekurangan dimaklumi dengan realistis mengingat jumlah jemaah Indonesia mencapai lebih dari 220 ribu orang. Terlebih, jemaah juga datang dengan latar belakang dan kebutuhan yang sangat beragam.
“Dan kami berharap mudah-mudahan jemaah kita nanti pulang, ya tersenyumlah. Pasti ada kelemahan-kelemahan, jangankan 220 ribu bapak-ibu sekalian. Satu keluarga kita saja, ada suami istri, ada anak tiga, pasti ada masalah,” pungkas Menag.
Penulis: Fahreza Rizky
Editor: Andrian Pratama Taher
Masuk tirto.id


































