Menuju konten utama
Prabowo & Anies Bertemu Susi

Membaca Daya Pikat Susi Pudjiastuti bagi Bakal Capres di 2024

Meski tak aktif di politik praktis, Susi Pudjiastuti masih punya magnet hingga Airlangga, Prabowo sampai Anies Baswedan menyambanginya.

Membaca Daya Pikat Susi Pudjiastuti bagi Bakal Capres di 2024
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (kanan) didampingi Ketua Umum Pandu Laut Nusantara atau mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjastuti (kiri) tiba di Bandara Susi Beach Strip, Pantai Barat, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Senin (17/7/2023). ANTARA FOTO/Adeng Bustomi/foc.

tirto.id - Susi Pudjiastuti menjadi pembicaraan saat pendaftaran pilpres semakin dekat. Meski bukan dari jajaran kader partai politik, tapi Susi menjadi sosok yang cukup diperhitungkan oleh elite politik, khususnya yang akan bertarung pada Pemilu 2024. Di antaranya Airlangga Hartarto yang bertemu Susi pada Rabu 19 Oktober 2022. Momen itu diunggah di akun Instagram @susipudjiastuti115.

Melalui tulisan di kolom caption, Susi mengaku membahas politik dengan ketua umum Partai Golkar tersebut. Silaturahim tersebut hingga akhirnya memunculkan spekulasi bahwa Susi hendak bergabung dengan partai berlogo pohon beringin itu.

“Seandainya Susi yang apolitik ini diajakin jadi mau berpolitik, saran netizen pilih warna yang mana ya? Apakah yang kuning milik Pak Airlangga atau warna lainnya?" kata Susi.

Tahun ini, pesona Susi masih belum pudar, meskipun ia tidak memiliki jabatan publik. Bahkan, beberapa waktu lalu, Ketua Umum DPP Partai Gerindra sekaligus Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto berkunjung ke Pangandaran.

Prabowo datang dalam acara gerakan bersih-bersih pantai di kediaman Susi di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Senin (17/7/2023). Prabowo mengklaim tak ada isu politik yang dibahas dengan Susi. Hanya dalam rangka membersihkan laut di sekitar pantai Pangandaran.

“Untuk membersihkan pantai yang dilakukan Pandu Laut saya sangat apresiasi. Sangat penting untuk masa depan. Berpikir lingkungan hidup, saya ingin ikut mendukung juga, ingin membantu apa pun," kata Prabowo.

Senada dengan Prabowo, Susi juga membantah ada isu politik yang dibahas dengan Prabowo. Menurutnya, Prabowo hanya membicarakan soal lingkungan dan momen acara bersih-bersih. Sesuai dengan topik acara yang diselenggarakan oleh panitia.

“Politik ini bukan soal capres-cawapres. Kehadiran Pak Prabowo ke sini sebagai bukti beliau peduli terhadap isu konservasi, isu kelautan," kata Susi.

Tak hanya Airlangga dan Prabowo, Anies Baswedan, bakal capres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan juga ikut menemui Menteri Kelautan dan Perikanan periode 2014-2019. Dari informasi yang diterima, Anies dan timnya diterima Susi sebagaimana dua elite politik lainnya yaitu berbicara dan menikmati suasana Pantai Pangandaran.

“Apa kabar?” sapa Anies. “Baik, tapi sunsetnya gone, somebody stole the sun,” jawab Susi sambil bercanda dan langsung ditanggapi dengan tawa keduanya.

Saat dihubung Tirto, Susi menyebut bahwa kedatangan ketiga kolega politiknya ke Pangandaran tidak memiliki maksud politik. Hanya sekadar silaturahim teman lama.

Dia berkelakar bahwa tiga bakal capres, yakni Airlangga, Prabowo, dan Anies Baswedan masih mau datang dan menyapa dirinya dan tak melupakan teman lama.

“Saya senang ternyata kawan-kawan saya orang-orang besar dan penting dan ternyata masih ingat saya,” kata Susi.

Walaupun, saat ini Susi memiliki elektabilitas yang lumayan tinggi untuk menjadi bakal capres atau cawapres, tapi dia enggan menjadikan hal itu sebagai pembahasan bila ada tokoh politik atau bakal capres yang mampir ke rumahnya.

“Tidak ada," ungkapnya.

Kunjungan kerja Mendag di Pasar Pananjung Pangandaran

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (tengah) didampingi Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata (kiri) dan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti (kanan) saat sidak harga sembako di Pasar Pananjung, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Kamis (20/7/2023). ANTARA FOTO/Adeng Bustomi/rwa.

Bertindak Pasif dalam Politik, tapi Diincar Elite Politik

Susi yang hingga saat ini tidak aktif dalam politik praktis, tapi memiliki elektabilitas yang lebih unggul dari nama lain yang berhasrat menjadi bakal cawapres. Lembaga Survei Indonesia (LSI) juga merekam dukungan terhadap Susi Pudjiastuti pada survei April 2023. Susi menjadi satu dari 17 nama kandidat cawapres.

Susi berada di posisi 11 dalam daftar itu. Meski elektabilitas Susi hanya 0,9 persen, tapi ia mengungguli beberapa nama ketum parpol dan tokoh nasional lainnya, seperti Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, Ahmad Heryawan, Sri Mulyani, Tri Rismaharini, Zulkifli Hasan, dan Tito Karnavian.

Keberadaan Susi untuk menjadi bakal cawapres Anies Baswedan bahkan diharapkan oleh banyak pihak. Setidaknya oleh dua partai politik yang saat ini menjadi bagian Koalisi Perubahan untuk Persatuan, yaitu Nasdem dan PKS.

Wakil Ketua Umum DPP Partai Nasdem, Ahmad Ali mengatakan, Susi Pudjiastuti layak untuk disandingkan menjadi bakal cawapres Anies Baswedan dalam Pilpres 2024. Menurut dia, ada sejumlah faktor yang menjadi latar belakang, di antaranya adalah kemampuan Susi dalam berwirausaha bersama masyarakat dan sosoknya yang bisa menjadi representasi pemimpin perempuan.

“Ibu Susi kita tahu kapasitasnya dan jabatan menterinya, dan sudah pasti nasionalis, berpikir global, representasi perempuan, memiliki kedekatan dengan akar rumput masyarakat bawah," kata Ahmad Ali.

Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera juga menyampaikan hal serupa. Mardani menyampaikan bahwa Susi memiliki spirit yang sama dengan Koalisi Perubahan. Sehingga layak apabila disandingkan dengan Anies Baswedan.

“Basis sosiologis dan geografis penting. Tapi Bu Susi kuat di basis spirit perubahan. Kondisi Indonesia yang berjalan tapi tidak ada rasa, cocok dengan karakter militan dan pendobrak Bu Susi," ujarnya.

Sementara itu, Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat, Kamhar Lakumani mengungkapkan, pertemuan Anies dengan Susi hanya sekadar pertemuan biasa. Karena keduanya memiliki latar belakang yang sama, yaitu sebagai mantan menteri Presiden Joko Widodo. Sehingga Demokrat menyebut pertemuan kedua belah pihak tidak membahas soal isu politik. Demokrat tetap ingin menjodohkan Anies dengan Agus Harimurti Yudhoyono.

“Kami menilai ini pertemuan yang positif. Tak ada kaitan dengan wacana cawapres. Tidak selalu pertemuan antara Mas Anies dengan tokoh-tokoh lainnya dimaknai sebagai pembahasan cawapres," jelasnya.

Susi Pudjiastuti dan Masa Depan Politiknya

Pengamat politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Wasisto Raharjo Jati menilai, posisi Susi saat ini masih belum memiliki kepastian. Walaupun rumahnya sudah dikunjungi oleh tokoh politik yang berpotensi menjadi bakal capres. Mengingat Susi bukan dari tokoh partai politik yang memiliki tiket untuk mengusung capres maupun cawapres.

"Saya pikir itu tergantung pada dinamika politik ke depan mengingat periode sekarang masih dalam proses penjaringan dan penjajakan nama potensial," kata Wasisto.

Dia menilai, Susi memiliki efek ekor jas untuk meningkatkan elektabilitas capres yang dia dampingi. Hal itu dikarenakan latar belakang Susi di kabinet masa lalu, dan keaktifannya di media sosial dalam berbagai isu.

“Bu Susi merupakan salah satu tokoh wanita populer yang ada di Indonesia. Tentu kalau terkait efek politik itu kembali lagi pada penafsiran publik terhadap postingan foto dan narasi caption di sosmed," ungkapnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno menilai, saat ini elektabilitas Susi masih belum mumpuni. Kalau Susi bergabung dengan Anies yang memberatkan adalah Demokrat. Karena partai itu telah menetapkan AHY sebagai bakal cawapresnya, kata Adi.

“Kalau dengan Prabowo harus ada restu PKB. Sedangkan dengan Anies yang memberatkan adalah Demokrat karena sudah menetapkan AHY sebagai cawapres dari Anies dan itu adalah harga mati," ujarnya.

Baca juga artikel terkait PEMILU 2024 atau tulisan lainnya dari Irfan Amin

tirto.id - Politik
Reporter: Irfan Amin
Penulis: Irfan Amin
Editor: Abdul Aziz