Menuju konten utama

Materi Khutbah Jumat 18 Juli 2025 Muharram: Kisah Nabi Ayub AS

Materi khutbah tentang kisah Nabi Ayub as dapat menjadi topik menarik yang dapat disampaikan pada khutbah Jumat 18 Juli 2025 atau 22 Muharram 1447 H.

Materi Khutbah Jumat 18 Juli 2025 Muharram: Kisah Nabi Ayub AS
Ilustrasi ceramah di masjid. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Materi khutbah tentang kisah Nabi Ayub as dapat menjadi topik menarik hingga disampaikan pada khutbah Jumat 18 Juli 2025 atau 22 Muharram 1447 H. Isi khutbah bisa menjadi panduan khatib.

Bulan Muharram merupakan bulan pertama dalam kalender Hijriah. Bulan Muharram juga termasuk salah satu bulan mulia atau syahrul hurum. Setiap perbuatan atau amal baik umat Islam akan dilipatgandakan pahalanya di bulan Muharram.

Salah satu peristiwa penting yang terjadi pada bulan Muharram ialah disembuhkannya Nabi Ayyub as dari sakit kulit yang berkepanjangan.

Isi Khutbah Jumat 18 Juli 2025 tentang Keteladanan Nabi Ayub AS

Isi khutbah Jumat 18 Juli 2025 tentang keteladanan Nabi Ayyub as bisa menjadi pilihan tema menarik untuk disampaikan khatib kepada para jemaah.

Jumat ini masih bertepatan dengan bulan Muharram. Kisah Nabi Ayyub as dapat disimak untuk memaknai bulan Muharram.

Berikut merupakan contoh naskah khutbah Jumat yang bisa digunakan pada tanggal 18 Juli 2025:

Khutbah 1

الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله وَحْدَه لَاشَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ اْلمُبِيْن. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَـمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْن. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ

Ma’asyiral muslimin, jemaah shalat Jumat yang berbahagia........

Pada khutbah Jumat kali ini, kami wasiatkan pada diri kami pribadi dan jemaah sekalian untuk senantiasa memegang teguh iman dan taqwa sampai akhir hayat. Iman dan takwa menjadi modal kita menggapai ridha Allah untuk kebaikan hidup di dunia dan akhirat.

Segala puji dan syukur mari senantiasa kita panjatkan hanya untuk Allah subhanahu wa ta’ala, Tuhan semesta alam yang paling berhak diibadahi. Dari Allah, kita semua mendapatkan limpahan nikmat dan rezeki dengan segala bentuknya. Termasuk diberi Kesehatan dan menunaikan amalan baik di bulan Muharram.

Salah satu peristiwa masyhur yang terjadi pada bulan Muharram ialah kisah Nabi Ayyub as yang disembuhkan dari penyakitnya.

Nabi Ayyub as merupakan cucu dari Nabi Ishaq bin Ibrahim. Namanya termaktub dalam Al-Qur’an yang disebut sebagai nabi yang mendapat wahyu Allah. Allah berfirman dalam Surat An-Nisa’ 163:

۞إِنَّآ أَوۡحَيۡنَآ إِلَيۡكَ كَمَآ أَوۡحَيۡنَآ إِلَىٰ نُوحٖ وَٱلنَّبِيِّ‍ۧنَ مِنۢ بَعۡدِهِۦۚ وَأَوۡحَيۡنَآ إِلَىٰٓ إِبۡرَٰهِيمَ وَإِسۡمَٰعِيلَ وَإِسۡحَٰقَ وَيَعۡقُوبَ وَٱلۡأَسۡبَاطِ وَعِيسَىٰ وَأَيُّوبَ وَيُونُسَ وَهَٰرُونَ وَسُلَيۡمَٰنَۚ وَءَاتَيۡنَا دَاوُۥدَ زَبُورٗا ١٦٣

"Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma’il, Ishak, Ya’qub dan anak cucunya, ‘Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. dan kami berikan Zabur kepada Daud," (Q.S. An-Nisa’ 4:163).

Ma’asyiral muslimin..........

Semasa hidup, Nabi Ayyub as termasuk orang yang banyak harta dan memiliki ternak yang banyak. Hidupnya sejahtera, tak membuat Nabi Ayyub as lupa dengan Allah.

Nabi Ayyub as dan istrinya Siti Rahmah binti Afraim bin Yusuf bin Ya’qub merupakan orang yang ahli beribadah. Mereka juga sosok yang dermawan kepada siapapun. Atas kebaikan yang dilakukan oleh Nabi Ayyub dan istri, malaikat memujinya.

Kebaikan Nabi Ayyub ternyata membuat iblis iri dan dengki. Iblis berniat menggoda keimanan Nabi Ayyub dengan berbagai cara. Salah satunya dengan membakar hewan ternak dan kebun yang dimiliki oleh Nabi Ayyub as.

Atas musibah tersebut, Nabi Ayyub as dan keluarganya tetap tekun beribadah kepada Allah. melihat keimanan Nabi Ayyub yang tidak goyah, iblis kembali menggoda dengan merobohkan rumah Nabi Ayyub. Atas keusilan iblis, anak-anak Nabi Ayyub meninggal dunia.

Padahal, Nabi Ayyub sangat menyayangi anak-anaknya. Namun, iblis kembali gagal menggoda keimanan Nabi Ayyub. Kemudian, menaburkan penyakit pada sekujur tubuh Nabi Ayub, sehingga menderita penyakit kulit yang amat menjijikan. Semua tetangga dan orang sekitar menjauhinya, karena takut tertular.

Akhirnya, Nabi Ayyub dan istri meninggalkan tempat tinggal dan bermukim di tempat yang jauh dari pemukiman manusia. Meski menderita penyakit yang tak sembuh selama bertahun-tahun, Nabi Ayyub tetap sabar menghadapi ujian.

Suatu hari, Rahmah hendak membeli bahan makanan dan meninggalkan rumah. Saat itu, Nabi Ayyub memanggil-manggil istrinya, namun tidak aja jawaban dari Rahmah.

Nabi Ayyub merasa kesal, terbesit dalam benak beliau bahwa Rahma sengaja pergi meninggalkan beliau. Nabi Ayyub lantas bersumpah akan memukul Rahma 100 kali, jika ia kembali nanti.

Kemudian, Nabi Ayyub meminta kepada Allah atas kesembuhan penyakitnya. Doa Nabi Ayyub diijabah Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Kemudian memerintahkan Nabi Ayyub agar menghentakkan kakinya ke tanah, lalu dari tanah itu keluar air yang sejuk dan segar. Perintah tersebut tertuang dalam Surat Shad ayat 42 yang berbunyi:

ارْكُضْ بِرِجْلِكَ ۖ هَٰذَا مُغْتَسَلٌ بَارِدٌ وَشَرَابٌ

“Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum”. [Shad: 42]

Nabi Ayyub kemudian membersihkan sekujur tubuhnya dengan air yang segar itu. Maka Allah mengangkat seluruh penyakit kulit yang diderita selama bertahun-tahun. Wajah Nabi Ayyub kembali terlihat bersinar.

Jemaah shalat Jumat yang berbahagia...........

Rahmah akhirnya pulang dan terkejut ketika melihat suaminya sudah sembuh. Ia juga meminta maaf, karena telah hampir kehilangan kesabaran dalam merawat Nabi Ayub yang sakit.

Nabi Ayyub akhirnya memaafkan istrinya. Namun, ia terlanjur bersumpah akan memukul Rahmah 100 kali. Nabi Ayyub tidak tega jika harus memukul istri yang setia menemani saat sakit.

Akhirnya, turunlah perintah Allah SWT untuk mengambil seratus helai rumput, kemudian mengikatnya dan memukulkan dengan pelan.

Dari kisah Nabi Ayyub, kita dapat memetik hikmah bahwa dalam keadaan menerima ujian berat dari Allah, hendaknya kita tetap bersabar. Tak hanya itu, hati kita juga harus bertaut dengan Allah di tengah ujian yang berat. Atas kesabaran itu, Allah akan memampukan hamba-Nya dalam menghadapi ujian yang diberikan.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ اْلكَرِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم

Khutbah 2

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَامِ أَمَّا بَعْدُ. فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى اِنَّ اللهَ وَ مَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فْي الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ. وَعَنْ اَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِهِمْ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ

عِبَادَ اللهِ اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ. وَ اشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

Baca juga artikel terkait KHUTBAH JUMAT atau tulisan lainnya dari Sarah Rahma Agustin

tirto.id - Edusains
Kontributor: Sarah Rahma Agustin
Penulis: Sarah Rahma Agustin
Editor: Beni Jo