tirto.id - Salah seorang nabi dan rasul yang paling besar cobaannya di muka bumi ini adalah Nabi Ayyub. Ia pernah diberi kekayaan, namun kemudian jatuh miskin.
Anak-anaknya yang dulu sehat dan bugar, kemudian jatuh sakit dan meninggal. Tidak hanya itu, perawakannya yang kuat dan tampan kemudian digerogoti penyakit selama 18 tahun. Karena kesabarannya menanggung musibah dan cobaan itulah, Nabi Ayyub menjadi teladan dan simbol kesabaran bagi segenap umat Islam.
Di masa pandemi Covid-19 yang belum mereda di Indonesia, kesabaran Nabi Ayyub menghadapi penyakit menjadi relevan direnungkan. Kondisi Nabi Ayyub yang menderita penyakit itu tergambar dalam hadis yang diriwayatkan Anas bin Malik bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya Nabi Ayyub AS berada dalam ujiannya [menderita sakit] selama 18 tahun. Baik keluarga dekat maupun keluarga jauh menolaknya kecuali dua orang laki-laki dari saudara-saudaranya. Kedua saudara itulah yang selalu memberinya makan dan menemuinya."
Dikisahkan pula, seiring dengan sakitnya itu, kekayaan yang dimiliki Ayyub turut habis, anak-anaknya meninggal. Bahkan, ia juga tidak bisa mengurus dirinya sendiri karena tubuhnya yang lemah. Ketika ia ingin buat hajat, istrinya, Rahmah binti Afrayim yang menuntunnya dan mengurus perkara buang hajat Nabi Ayyub.
Penyakit yang menggerogoti tubuh Ayyub adalah penyakit menjijikkan. Tubuhnya gatal-gatal, berborok, serta nanah meleler keluar dari kulitnya. Badannya juga menguarkan bau busuk sehingga orang-orang tidak mau datang, serta memalingkan muka jika melihat Ayyub.
Padahal, sebelum Ayyub menderita sakit, ia adalah seseorang yang terpandang dan dihormati oleh kaumnya. Namun, sakitnya yang menjijikkan menjadikan Ayyub dijauhi oleh orang sekitar, bahkan oleh kerabatnya sendiri.
Akan tetapi, meskipun diberikan musibah yang demikian berat, Ayyub tabah menghadapi penyakit yang ia derita. Nabi Ayyub sadar bahwasanya setiap cobaan yang diberikan Allah SWT merupakan bentuk ujian yang harus ia lalui. Hal ini tergambar dalam sabda Nabi Muhammad SAW:
“Jika Allah menginginkan kebaikan pada seorang hamba, Dia akan memberinya cobaan di dunia. Jika Allah menghendaki kejelekan padanya, Dia akan mengakhirkan balasan atas dosa yang ia perbuat hingga akan ditunaikan pada hari kiamat kelak,” (H.R. Tirmidzi,).
Doa Nabi Ayyub AS Sembuh dari Sakit: Arab-Latin dan Terjemahannya
Ketika sedang menderita sakit, Nabi Ayyub bermunajat kepada Allah dengan penuh rasa tulus dan ikhlas, sampai-sampai diabadikan Allah SWT dalam Al-Quran (QS. 21: 83). Doa yang Nabi Ayyub amalkan hingga ia sembuh dari sakitnya adalah sebagai berikut:
اَنِّىۡ مَسَّنِىَ الضُّرُّ وَاَنۡتَ اَرۡحَمُ الرّٰحِمِيۡنَ
Bacaan latinnya: "Anni masanniyad dhurru wa anta ar-hamar rahimin"
Terjemahannya: "[Ya Tuhanku], sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang."
Menurut Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, doa yang dipanjatkan Nabi Ayyub di atas adalah doa yang semestinya diteladani seorang muslim, sebagaimana dikutip dari buku Fiqih Doa dan Dzikir (2012) yang ditulis Abdur Razaq Abdul Muhsin.
Bagaimana tidak, doa Nabi Ayyub berisi hakikat tauhid, penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah SWT, serta menampakkan kefakiran dan kebutuhannya pada Allah SWT.
Karena kesabarannya menanggung cobaan, Allah kemudian menyembuhkan penyakit Nabi Ayyub dengan memancarkan air di tempat Ayyub biasa mandi. Lalu, kemudian Allah berfirman kepada Ayyub, sebagaimana dikutip dari Tafsir Al-Wajiz (1992) yang ditulis Wahbah Zuhaili,
"Mandilah dengan air ini, karena di sana terdapat penyembuh bagimu, berkurbanlah untuk sahabat-sahabatmu dan mintakanlah ampunan untuk mereka, karena mereka telah bermaksiat kepada-Ku dalam masalah kamu.”
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Yulaika Ramadhani