Menuju konten utama

Doa Terhindar dari Maling dan Gangguan Jin: Bacaan Latin & Artinya

Doa terhindar dari kejahatan maling yang hendak masuk ke dalam rumah atau tempat usaha, serta dari gangguan jin jahat.

Doa Terhindar dari Maling dan Gangguan Jin: Bacaan Latin & Artinya
Ilustras Dzikir. foto/IStockphoto

tirto.id - Untuk dapat terhindar dari kejahatan maling yang hendak masuk ke dalam rumah atau tempat usaha, serta dari gangguan jin jahat yang hendak mengganggu, maka ada beberapa cara yang dapat dilakukan.

Selain memperketat pengamanan dengan menambahkan kunci pada jendela dan pintu-pintu, seorang muslim pun diajarkan untuk selalu minta penjagaan dan pertolongan Allah Subhanahu Wata’ala melalui doa.

Ada doa atau amalan yang mudah dilakukan untuk dapat terhindar dari niat buruk pencuri atau maling kepada harta benda dan rumah kita.

Merujuk pada laman islamnu.or.id, ditulis bahwa Syekh Nawawi al-Bantani pada kitabnya Kasyifah al-Syaja, Syarh Safinah al-Naja mengutip amalan yang dipelajarinya dari Syekh Ahmad al-Shawi yakni membaca basmalah saat hendak tidur di malam hari sebanyak 21 kali:

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ (Bismillahirrahmanirrahiim) 21 X

Artinya: “Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.”

Pada penjelasannya, disebutkan bahwa di antara keistimewaan atau khasiat basmalah adalah jika dibaca sebelum tidur 21 kali maka pada malam itu ia aman dari gangguan syetan, maling, kematian mendadak, dan berbagai petaka lain.

Setelah membaca basmalah 21 kali maka lanjutkan dengan doa:

اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْتَحْفِظُكَ وَنَسْتَوْدِعُكَ دِيْنَنَا وَأَنْفُسَنَا وَأَهْلَنَا وَأَوْلَادَنَا وَأَمْوَالَنَا وَكُلَّ شَيْءٍ أَعْطَيْتَنَا، اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا فِي كَنَفِكَ وَأَمَانِكَ وَجِوَارِكَ وَعِيَاذِكَ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ مَرِيْدٍ وَجَبَّارٍ عَنِيْدٍ وَذِيْ عَيْنٍ وَذِيْ بَغْيٍ وَمِنْ شَرِّ كُلِّ ذِيْ شَرٍّ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

Allahumma inna nastahfidhuka wa nastaudi‘uka dinana wa anfusana wa ahlana wa auladana wa amwalana wa kulla syai’in a‘thaitana. Allahummaj ‘alna fi kanfika wa amanika wa jiwarika wa ‘iyadzika min kulli syaithanim marid wa jabbarin ‘anid wa dzi ‘ainin wa dzi baghyin wa min syarri kulli dzi syarrin innaka ‘ala kulli syai’in qadir.

Artinya, “Ya Allah, kami memohon penjagaan kepada-Mu dan kami menitipkan kepada-Mu agama kami, diri, keluarga, anak-anak, harta, dan segala sesuatu yang Engkau berikan kepada kami. Ya Allah, jadikanlah kami dalam penjagaan-Mu, tanggungan-Mu, kedekatan-Mu, dan perlindungan-Mu dari gangguan setan, orang yang kejam, mata yang berniat jahat, orang zalim, dan dari keburukan apa pun yang membawa keburukan. Sesungguhnya Engkau adalah Dzat yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

Doa agar terhindar dari kejahatan jin dan setan

Rasulullah salallahu ‘alaihi wassalam mengajarkan beberapa ayat dalam Al Qur’an yang menjadi perlindungan dari gangguan jin dan setan. Ayat tersebut kerap digunakan untuk terapi pengobatan islami terhadap sihir yakni ruqyah syar’iyah, serta juga dipakai sebagai amalan zikir sehari-hari untuk menghindar dari gangguan jin.

Allah subhanahu wata’ala berfirman:

: إِنَّهُ لَيْسَ لَهُ سُلْطَانٌ عَلَى الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ {99} إِنَّمَا سُلْطَانُهُ عَلَى الَّذِينَ يَتَوَلَّوْنَهُ وَالَّذِينَ هُمْ بِهِ مُشْرِكُونَ

“Sesungguhnya setan itu tidak ada kekuasaan atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Rabbnya. Sesungguhnya kekuasaan setan hanyalah atas orang-orang yang menjadikannya sebagai pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah“. (An Nahl / 16 : 99-100).

Sehingga penting diingat untuk selalu mentauhidkan Allah saja, tidak melakukan perbuatan syirik atau menduakan Allah sebagai sembahan, dan bertawakkal hanya pada Allah untuk bisa terhindar dari gangguan jin dan setan.

Nabi Saw berkata pada Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘anhu:

“Wahai anak, sesungguhnya aku akan mengajarkanmu beberapa kalimat. Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu…”

Maknanya adalah, sebagai muslim hendaknya selalu berusaha melakukan apa yang diperintahkan oleh Allah semisal melakukan ibadah wajib sholat, puasa, zakat, dan ibadah sunnah seperti membaca Al Qur’anm infaq, sedekah dan lainnya. Juga meninggalkan hal yang dilarang oleh Allah karena menyebabkan dosa. Dengan begitu maka insya Allah, Allah SWT juga akan selalu menjaga diri dan keluarga kita.

Berikut ayat-ayat Al Qur’an yang dimaksud, seperti dilansir laman Tafsir Web:

Al Fatihah

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

لْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ

1. Al-ḥamdu lillāhi rabbil-‘ālamīn

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

2. Ar-raḥmānir-raḥīm

Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

مَٰلِكِ يَوْمِ ٱلدِّينِ

3. Māliki yaumid-dīn

Yang menguasai di Hari Pembalasan.

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

4. iyyāka na’budu wa iyyāka nasta’īn

Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.

ٱهْدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلْمُسْتَقِيمَ

5. ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm

Tunjukilah kami jalan yang lurus

, صِرَٰطَ ٱلَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ ٱلْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا ٱلضَّآلِّينَ

7. ṣirāṭallażīna an’amta ‘alaihim gairil-magḍụbi ‘alaihim wa laḍ-ḍāllīn

(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

Al Fatihah adalah surat pertama dalam Al Qur’an yang mengandung banyak makna meliputi aqidah yakni mengesakan Allah, ibadah yakni hanya Allah saja yang berhak disembah dan diibadahi, syariah, dan keyakinan atas hari kiamat yang hanya Allah saja yang berkuasa. Juga dalam surat Al Fatihah terkandung permohonan pertolongan hanya pada Allah, yang menggambarkan betapa pentingnya surat ini karena mencakup seluruh isi Al Qur’an.

Ayat Kursi

ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْحَىُّ ٱلْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُۥ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ لَّهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۗ مَن ذَا ٱلَّذِى يَشْفَعُ عِندَهُۥٓ إِلَّا بِإِذْنِهِۦ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَىْءٍ مِّنْ عِلْمِهِۦٓ إِلَّا بِمَا شَآءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ ۖ وَلَا يَـُٔودُهُۥ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ ٱلْعَلِىُّ ٱلْعَظِيمُ

Bacaan latin:

"Allohu laa ilaaha illaa Huwal Hayyul Qoyyuum, laa ta’khudzuhuu sinatuw walaa nauum, la Huu maa fis samawaati wa maa fil ardh, mann dzalladzii yasyfa’u ‘inda Huu, illa bi idznih, ya’lamu maa bayna aidiihim wa maa kholfahum, wa laa yuhiituuna bisyayim min ‘ilmi Hii illaa bi maa syaa’, wa si’a kursiyyuus samaawaati walardh, wa laa yauudlu Huu hifdzuhumaa, wa Huwal ‘aliyyul ‘adziiim”

Artinya: “Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (QS. Al Baqoroh: 255)

3 Ayat terakhir surat Al Baqarah 284-286

لِّلَّهِ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۗ وَإِن تُبْدُوا۟ مَا فِىٓ أَنفُسِكُمْ أَوْ تُخْفُوهُ يُحَاسِبْكُم بِهِ ٱللَّهُ ۖ فَيَغْفِرُ لِمَن يَشَآءُ وَيُعَذِّبُ مَن يَشَآءُ ۗ وَٱللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ

Arab-Latin:

lillāhi mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, wa in tubdụ mā fī anfusikum au tukhfụhu yuḥāsibkum bihillāh, fa yagfiru limay yasyā`u wa yu'ażżibu may yasyā`, wallāhu 'alā kulli syai`ing qadīr (Al-Baqarah: 284)

Terjemah Arti:

Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

ءَامَنَ ٱلرَّسُولُ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيْهِ مِن رَّبِّهِۦ وَٱلْمُؤْمِنُونَ ۚ كُلٌّ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَمَلَٰٓئِكَتِهِۦ وَكُتُبِهِۦ وَرُسُلِهِۦ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِّن رُّسُلِهِۦ ۚ وَقَالُوا۟ سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ ٱلْمَصِيرُ

Arab-latin:

Amanar-rasụlu bimā unzila ilaihi mir rabbihī wal-mu`minụn, kullun āmana billāhi wa malā`ikatihī wa kutubihī wa rusulih, lā nufarriqu baina aḥadim mir rusulih, wa qālụ sami'nā wa aṭa'nā gufrānaka rabbanā wa ilaikal-maṣīr (Al Baqarah : 285)

Artinya:

Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat". (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali"

لَا يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا ٱكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ إِن نَّسِينَآ أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُۥ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِۦ ۖ وَٱعْفُ عَنَّا وَٱغْفِرْ لَنَا وَٱرْحَمْنَآ ۚ أَنتَ مَوْلَىٰنَا فَٱنصُرْنَا عَلَى ٱلْقَوْمِ ٱلْكَٰفِرِينَ

Arab-Latin:

Lā yukallifullāhu nafsan illā wus'ahā, lahā mā kasabat wa 'alaihā maktasabat, rabbanā lā tu`ākhiżnā in nasīnā au akhṭa`nā, rabbanā wa lā taḥmil 'alainā iṣrang kamā ḥamaltahụ 'alallażīna ming qablinā, rabbanā wa lā tuḥammilnā mā lā ṭāqata lanā bih, wa'fu 'annā, wagfir lanā, war-ḥamnā, anta maulānā fanṣurnā 'alal-qaumil-kāfirīn (Al Baqarah: 286)

Artinya:

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir"

Surat Al Ikhlas 3 Kali

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Bismillahirrohmanirrohiim

قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ

qul huwallāhu aḥad

اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ

allāhuṣ-ṣamad

لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ

lam yalid wa lam yụlad

وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ

wa lam yakul lahụ kufuwan aḥad

Terjemahan:

Katakanlah (Muhammad), "Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia."

Surat An Naas 3 Kali

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Bismillahirrohmanirrohiim

قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِۙ

qul a'ụżu birabbin-nās

مَلِكِ النَّاسِۙ

malikin-nās

اِلٰهِ النَّاسِۙ

ilāhin-nās

مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ەۙ الْخَنَّاسِۖ

min syarril-waswāsil-khannās

الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِۙ

allażī yuwaswisu fī ṣudụrin-nās

مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ

minal-jinnati wan-nās

Artinya:

Katakanlah, "Aku berlindung kepada Tuhannya manusia, Raja manusia, sembahan manusia, dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia."

Surat Al Falaq 3 Kali

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Bismillahirrohmanirrohiim

قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِۙ

qul a'ụżu birabbil-falaq

مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَۙ

min syarri mā khalaq

وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَۙ

wa min syarri gāsiqin iżā waqab

وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِۙ

wa min syarrin-naffāṡāti fil-'uqad

وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ

wa min syarri ḥāsidin iżā ḥasad

Artinya:

Katakanlah, "Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar), dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya), dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki."

Baca juga artikel terkait DOA atau tulisan lainnya dari Cicik Novita

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Cicik Novita
Penulis: Cicik Novita
Editor: Yulaika Ramadhani