Menuju konten utama

Mahfud Janji Sampaikan Temuan Pembunuhan Pendeta Papua ke Jokowi

Komnas HAM menemui Mahfud MD untuk menyampaikan temuan terkait pembunuhan pendeta di Papua.

Mahfud Janji Sampaikan Temuan Pembunuhan Pendeta Papua ke Jokowi
Menko Polhukam Mahfud MD (kanan) menjawab pertanyaan wartawan seusai menyerahkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) di gedung KPK, Jakarta, Senin (2/12/2019). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/ama.

tirto.id - Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD menyatakan investigasi Komisi Nasional Hak Asasi Manusia mengenai kekerasan bersenjata Intan Jaya, Papua sama dengan hasil kerja tim bentukannya.

Di antaranya temuan mengenai anggota TNI AD yang terlibat membunuh pendeta Yeremia Zanambani. Komnas HAM dengan tegas menyebut, pelakunya adalah wakil komando rayon militer Hitadipa, Alpius Hasim Madi. Sedangkan tim gabungan pencari fakta (TGPF) kementerian tak menyebut identitasnya.

Terkait beda sikap ini, Mahfud mengakui, "Hanya soal sudut pandang dan segi teknisnya, tapi secara prinsip sama."

Mahfud berjanji akan menyampaikan laporan Komnas HAM kepada Presiden Joko Widodo usai pertemuan di kantor Kemenkopolhukam, Rabu (4/11). Ia pun memastikan pemerintah akan menindaklanjuti sesuai koridor hukum yang berlaku.

"Kami akan mem-follow up sesuai jalur yang tersedia, penegakan hukum tanpa pandang bulu kepada siapapun," ujar Mahfud.

Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik mengatakan, terdapat tujuh rekomendasi kepada pemerintah untuk segera mengusut tuntas pelaku pembunuhan pemuka agama di Intan Jaya yakni pendeta Yeremia.

"Di antaranya memang adalah soal penegakan hukum terhadap kasus ini tadi seperti dikatakan Pak Menko tanpa pandang bulu, harus akuntabel, dan meyakinkan kepada seluruh masyarakat terutama di dalam memenuhi rasa keadilan dari korban dan keluarga korban," ujar Taufan.

Taufan pun mengingatkan agar pemerintah perlu memulihkan situasi keamanan dan sosial Intan Jaya usai kematian pendeta Yeremia. Ia berharap, masyarakat bisa kembali beraktivitas secara normal seperti kisah anak-anak yang kini sulit sekolah akibat aksi teror.

Selama September telah terjadi kekerasan bersenjata yang menewaskan sejumlah orang, termasuk anggota TNI yang memburu Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka. Warga sipil dari tukang, pendeta hingga katekis (pewarta kitab Injil) menjadi korban dari kekerasan bersenjata antara dua pihak.

Baca juga artikel terkait PENEMBAKAN PENDETA YEREMIA atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Hukum
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Zakki Amali