tirto.id - Ratusan mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa di pertigaan kampus UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, pada Sabtu (30/8/2025).
Pantauan kontributor Tirto di lokasi, aksi dimulai sejak pukul 14.30 WIB dengan menutup arus lalu lintas dan membakar material di tengah jalan.
Demonstrasi ini merupakan respons atas memburuknya kondisi politik dan ekonomi nasional. Mahasiswa menyuarakan protes terhadap DPR, kebijakan pemerintah, hingga tindakan represif aparat.
Dalam selebaran aksi yang terima Tirto, massa menyampaikan enam poin tuntutan utama yakni pembatalan kenaikan pajak, penghapusan tunjangan DPR, penyetaraan gaji anggota DPR dengan upah buruh, pelucutan senjata polisi, penyitaan harta koruptor, dan pembentukan komite aksi perlawanan rakyat.
“DPR hari ini hanya membuat aturan untuk elit dan oligarki, bukan rakyat,” kata Ketua DEMA UIN Sunan Kalijaga, Umar Ma’ruf, saat berorasi di kerumunan massa, Sabtu (30/8/2025).
Mahasiswa menilai DPR gagal menjalankan fungsi pengawasan dan representasi. Mereka juga mengecam kebijakan eksekutif yang dianggap tak berpihak pada rakyat, termasuk program makan bergizi gratis yang justru memangkas anggaran pendidikan.
Umar juga mengungkapkan bahwa pihaknya sempat mendapat tekanan dari aparat TNI sebelum aksi berlangsung. Ia menegaskan mahasiswa akan terus melawan segala bentuk intervensi terhadap gerakan rakyat.
Di sisi lain, massa menolak revisi RUU KUHP yang dianggap melemahkan supremasi hukum. Mereka juga menuntut reformasi total terhadap institusi TNI dan Polri, terutama terkait pola penanganan demonstrasi yang dinilai brutal.
“Suara rakyat adalah suara Tuhan, dan Tuhan mengecam kekerasan,” ujar salah satu orator di tengah aksi.
Aksi selesai sekitar pukul 16.00 WIB, lalu lintas yang sempat dialihkan pun sudah dibuka kembali.
Penulis: Abdul Haris
Editor: Andrian Pratama Taher
Masuk tirto.id


































