tirto.id - Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Luhut Binsar Pandjaitan, menyebut lembaga nirlaba asing asal Amerika Serikat (AS) Rockefeller Foundation tertarik untuk terlibat dalam program makan bergizi gratis (MBG) yang dijalankan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Rockefeller Foundation bahkan memuji program MBG yang katanya hampir serupa dengan program yang diterapkan 130 negara di dunia.
“Saya sangat optimis karena Rockefeller Foundation memberi tahu saya tadi malam bahwa program serupa telah dilakukan di 130 negara. Mereka sangat antusias mendukung kami,” ungkap Luhut di Soehana Hall, Jakarta, Kamis (20/2/2025).
Sebagai catatan, Rockefeller Foundation merupakan yayasan swasta Amerika merupakan salah satu yayasan filantropi tertua kedua di Amerika. Yayasan ini didirikan oleh keluarga Rockefeller, pemilik Rockefeller Group yang menguasai dunia properti di Amerika Serikat.
Oleh karena itu, Luhut mengaku, pemerintah akan segera mendiskusikan detail kerja sama lebih lanjut dengan Rockefeller, termasuk mengenai teknis pembangunan ekosistem untuk program MBG tersebut. Diketahui, pemerintah Indonesia memiliki program dana desa dengan anggaran Rp1,1 miliar per desa setiap tahun.
“Dengan mencakup 74.000 desa, kami bisa belajar dari pengalaman di Korea Selatan, India, dan negara lainnya. Ini sangat mendorong kami, karena program ini bisa membantu menciptakan kesetaraan, mengatasi masalah stunting, kemiskinan, dan masih banyak hal lain yang dapat kita lakukan,” sebut Luhut.
Luhut juga menyebut program MBG menjadi salah satu pembahasan dalam lawatan Presiden Prabowo ke AS. Namun, dia menekankan rencana keterlibatan Rockefeller bukan lah soal pendanaan. Luhut beralasan, anggaran pendapatan belanja negara (APBN) Indonesia cukup untuk mendanai program MBG. Yayasan Rockefeller bergerak di bidang program kemanusiaan.
“Mereka juga telah bertemu dengan presiden, dan kami akan mendiskusikan lebih lanjut mengenai program ini. Pendanaan bukan lah masalah, karena anggaran negara kita mencukupi,” jelasnya.
Penulis: Nabila Ramadhanty
Editor: Andrian Pratama Taher