Menuju konten utama

Ledakan Alat Elektronik Terulang di Lebanon, 20 Orang Tewas

Ledakan alat elektronik berupa walkie-talkie dan dan panel surya juga mengakibatkan 450 orang luka-luka selain 20 orang meninggal dunia.

Ledakan Alat Elektronik Terulang di Lebanon, 20 Orang Tewas
Ilustrasi Ledakan. foto/istockphoto

tirto.id - Ledakan alat elektronik kembali terjadi di Lebanon. Setelah sejumlah pager meledak pada Selasa (17/9/2024) waktu setempat, sejumlah alat elektronik seperti walkie-talkie dan panel surya meledak di berbagai wilayah Lebanon pada Rabu (18/9/2024) hingga memakan korban jiwa.

Mengutip dari Antara, pusat tanggap darurat Kementerian Kesehatan mencatat jumlah korban jiwa mencapai 20 orang dan 450 orang lain luka-luka.

"Menurut data terbaru, akibat ledakan walkie-talkie sore ini, jumlah korban tewas mencapai 20 orang, dengan lebih dari 450 orang lainnya terluka," kata pusat tanggap darurat tersebut sebagaimana dikutip Antara, Kamis (19/9/2024).

Mengutip dari VOA Indonesia, seorang pakar keamanan Israel, yang juga mantan pejabat intelijen, Eyal Pinko tidak memungkiri bahwa ledakan di Lebanon berkaitan dengan operasi intelijen. Ia beralasan, bahan peledak kurang dari dua gram bisa menimbulkan ledakan seperti di Lebanon bersamaan dengan penyematan alat komunikasi pager saat diproduksi.

“Ini adalah operasi intelijen yang direncanakan dengan sangat baik selama lebih dari satu setengah tahun,” kata Pinko.

Israel tidak menanggapi tentang dua peristiwa ledakan yang terjadi di Lebanon. Akan tetapi, Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, memuji kerja pasukan dan agen intelijen Israel meski tidak menyebut peristiwa ledakan alat elektronik di Lebanon.

“Saya kira ketika Anda melihat situasinya, Pasukan Pertahanan Israel mencetak keberhasilan yang luar biasa. Bersama dengan Shin Bet, bersama dengan Mossad, pada semua lembaga dan semua kerangka – hasil kerja mereka sangat mengagumkan,” kata Gallant pada hari Rabu (18/9) dalam kunjungannya ke lanud Ramat David, Israel.

Penggunaan alat eletronik pager berlangsung setelah pemimpin mereka memerintahkan untuk tidak menggunakan telepon seluler karena berpotensi disadap Israel. Hizbullah lantas memesan pager dari perusahaan Taiwan bernama Gold Apollo. Akan tetapi, kepala perusahaan Gold Apollo, Hsu Ching-kuang, mengatakan pager mereka diproduksi oleh BAC Consulting, sebuah perusahaan Hungaria.

“Perusahaan ini telah bekerja sama dengan kami dan merepresentasikan banyak produk kami selama sekitar tiga tahun. Mereka juga ingin membuat pager dan bertanya kepada saya jika mereka bisa menggunakan merek kami. Mereka mendesain pagernya sendiri dan membayar kami biaya penggunaan merek untuk setiap pager,” sebut Ching-kuang.

Sementara itu, Amerika Serikat, lewat Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, menegaskan tidak tahu dan tidak terlibat atas ledakan yang terjadi.

“Kami sedang mengumpulkan informasi dan fakta. Secara umum, kami sudah sangat jelas menyampaikan tentang pentingnya semua pihak menghindari langkah-langkah yang bisa menimbulkan eskalasi konflik, yang sedang kita selesaikan di Gaza,” jelas Blinken.

Sementara itu, Sekjen PBB, Antonio Guterres, menyayangkan penggunaan benda sipil sebagai senjata.

“Saya kira perlu adanya kontrol efektif terhadap benda-benda sipil, tidak mempersenjatai benda-benda sipil – itu harus jadi aturan yang diterapkan pemerintah mana pun di dunia ini,” tuturnya.

Guterres khawatir akan ada kejadian lanjutan dan eskalasi di Timur Tengah imbas ledakan benda elektronik tersebut. Ia mengatakan ada “risiko serius terjadinya eskalasi secara dramatis” di kawasan dan meminta semua pihak “melakukan apapun untuk menghindari eskalasi itu.”

Sumber: VOA Indonesia

#voaindonesia

Baca juga artikel terkait LEDAKAN LEBANON

tirto.id - Hukum
Sumber: Antara
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Intan Umbari Prihatin