Menuju konten utama

Lebaran Muhammadiyah 2024 Tanggal Berapa & Apa Sama dengan NU?

Lebaran Muhammadiyah 2024 tanggal berapa dan apakah sama dengan NU?

Lebaran Muhammadiyah 2024 Tanggal Berapa & Apa Sama dengan NU?
Umat Islam pengikut metode hisab atau hitung mengikuti Shalat Idul Fitri 1444 H di Lapangan Sepak Bola Situ Gintung, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (21/4/2023). Pengikut metode hisab berlebaran satu hari lebih awal dari penetapan pemerintah yang menggunakan metode rukyat atau melihat bulan dalam menentukan 1 Syawal 1444 H yakni pada Sabtu (22/4/2023). ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/rwa.

tirto.id - Lebaran Muhammadiyah 2024 sudah ditetapkan akan bertepatan dengan hari Rabu tanggal 10 April 2024. Besar kemungkinan Idul Fitri tahun ini akan dirayakan bersamaan dengan Nahdlatul Ulama (NU).

Pasalnya, jika merujuk pada data BMKG, posisi hilal pada Selasa, 9 April 2024 sudah memenuhi kriteria bulan baru yang diputuskan Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS).

Di sisi lain, Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) RI masih menunggu hasil sidang isbat penetapan 1 Syawal 1445 H. Sidang tersebut akan berlangsung pada hari yang diperkirakan sebagai hari terakhir bulan puasa, yaitu 29 Ramadhan yang bertepatan dengan Selasa (9/4).

Demikian pula dengan NU. Ikhbar tentang kapan Idul Fitri 2024 di kalangan tersebut akan menunggu hasil pemantaua hilal yang berlangsung pada Selasa (9/4). Baik pemerintah maupun NU menggunakan kriteria MABIMS untuk memastikan apakah sudah terjadi bulan baru untuk bulan Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah setiap tahunnya.

Kapan Lebaran Idul Fitri Muhammadiyah 2024?

Dalam menetapkan kalender hijriah, Muhammadiyah memakai metode hisab hakiki wujudul hilal. Sesuai dengan namanya, hisab bermakna posisi bulan yang menandai awal bulan dihitung secara matematis dan astronomis.

Dengan metode tersebut, bulan baru akan terjadi jika memenuhi 3 kriteria. Yang pertama, sudah terjadi ijtimak yang dalam perhitungan terjadi setiap 29,531 hari sekali. Selain itu, syarat berikutnya adalah ijtimak terjadi sebelum matahari terbenam, dan bulan berada di atas ufuk pada saat terbenamnya matahari.

Melalui metode hisab hakiki wujudul hilal, Muhammadiyah dapat memutuskan kapan awal bulan dalam kalender hijriah jauh-jauh hari. Misalnya, terkait awal puasa, lebaran, dan hari raya Idul Adha, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah sudah menuangkannya dalam Maklumat Nomor 1/MLM/I.0/E/2024 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1445 H.

Dalam maklumat tersebut, dijelaskan sebagai berikut.

  1. Pada hari Senin Kliwon, 29 Ramadan 1445 H bertepatan dengan 8 April 2024 M, ijtimak jelang Syawal 1445 H belum terjadi. Ijtimak jelang Syawal 1445 terjadi pada hari Selasa Legi, 30 Ramadan 1445 H bertepatan dengan 9 April 2024 M pukul 01.23.10 WIB.
  2. Tinggi Bulan pada saat Matahari terbenam tanggal 9 April 2024 M di Yogyakarta (¢ = -07° 48' LS dan l= 110° 21' BT) = +06° 08' 28'' (hilal sudah wujud) di Wilayah Indonesia pada saat Matahari terbenam Bulan berada di atas ufuk.
  3. Di Wilayah Indonesia tanggal 1 Syawal 1445 H jatuh pada hari Rabu Pahing, 10 April 2024 M.

Mengingat seluruh kriteria bulan baru sudah terpenuhi, maka Idul Fitri Muhammadiyah ditetapkan pada Rabu, 10 April 2024.

Di sisi lain, pemerintah dan NU yang memulai bulan puasa pada Selasa, 12 Maret 2024, masih menunggu hingga Selasa (9/4) untuk memastikan kapan Idul Fitri tahun ini.

Dalam kriteria MABIMS, bulan baru akan terjadi dengan syarat tinggi hilal mencapai minimal 3 derajat, dengan sudut elongasi 6,4 derajat. Jika tinggi hilal dan elongasi belum memenuhi standar tersebut, sebuah bulan akan dibulatkan jadi 30 hari, dan bulan baru akan jatuh pada hari berikutnya.

Jika pada Selasa (9/4) tinggi bulan dan elongasi tidak memenuhi kriteria MABIMS, Ramadhan akan dibulatkan jadi 30 hari, lalu Idul Fitri akan jatuh pada Kamis, 11 April 2024.

Meskipun demikian, dapat diperkirakan bahwa tidak ada perbedaan hari antara idul fitri Muhammadiyah, NU, dan Kemenag RI. Hal ini dapat mengacu pada data hilal yang dirilis banyak lembaga, termasuk Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Perkiraan Lebaran NU 2024 Sama dengan Muhammadiyah

BMKG sudah merilis laporan Informasi Prakiraan Hilal saat Matahari Terbenam Tanggal 9 April 2024 (Penentu Awal Bulan Syawal 1445 H). Dalam laporan tersebut, dijelaskan bahwa data hisab untuk hilal pada Selasa (9/4) sudah memenuhi kriteria MABIMS.

Pertama, umur bulan di Indonesia pada Selasa (9/4) saat matahari terbenam berkisar antara 14,30 jam

di Merauke, Papua sampai dengan 17,43 jam di Sabang, Aceh.

Di samping itu, ketinggian hilal di Indonesia saat matahari terbenam pada tanggal tersebut berkisar antara antara 4,88 derajat di Merauke, Papua sampai dengan 7,63 derajat di Sabang, Aceh. Elongasi geosentris di Indonesia dalam rentang 8,39 derajat di Merauke, Papua hingga 10,22 derajat di Sabang, Aceh.

Dengan mempertimbangkan data BMKG tersebut, ketinggian hilal terendah adalah 4,88 derajat, yang berarti sudah melebihi kriteria MABIMS (3 derajat). Sementara itu, sudut elongasi terendah adalah 8,39 derajat, yang juga sudah di atas kriteria MABIMS (6,4 derajat).

Kemungkinan besar, sidang isbat Kemenag akan memutuskan Idul Fitri akan terjadi pada Rabu, 10 April 2024. Demikian pula NU. Dengan demikian, Ramadhan akan berlangsung selama 29 hari.

Jadwal Libur Lebaran 2024 dan Cuti Bersama

Berkaitan Lebaran 2024, Pemerintah telah menetapkan Cuti Bersama dan Hari Libur Nasional melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama (Menag), Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Nomor SKB 855, SKB 3, dan SKB 4 Tahun 2023.

Berikut ini jadwal Libur Lebaran 2024 dan Cuti Bersama:

  • Libur Nasional Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah pada 10-11 April 2024
  • Cuti Bersama Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah pada 8, 9, 12, dan 15 April 2024.

Baca juga artikel terkait RAMADHAN 2024 atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Fitra Firdaus