Menuju konten utama

Kronologi Pelaku Serang Polisi di Polsek Wonokromo, Diduga Amaliyah

Kejadian itu bermula saat pelaku berpura-pura melapor ke SPKT, namun tiba-tiba mengeluarkan celurit dan mengenai tubuh polisi di Polsek Wonokromo.

Kronologi Pelaku Serang Polisi di Polsek Wonokromo, Diduga Amaliyah
(Ilustrasi) Tim Densus 88 Mabes Polri. ANTARA FOTO/Risky Andrianto/ama.

tirto.id - Kapolda Jawa Timur Irjen Polisi Luki Hermawan mengatakan, seorang anggota Polsek Wonokromo Aiptu Agus Sumartono diserang dengan senjata tajam pada Sabtu (17/8/2019) sore.

"Kejadiannya pukul 17.00 WIB di dalam kantor polisi," kata Luki di Mapolsek Wonokromo, Jawa Timur seperti dikutip Antara.

Menurut dia, kejadian itu bermula saat pelaku berpura-pura melapor ke SPKT, namun tiba-tiba mengeluarkan celurit dan mengenai tubuh polisi.

Akibat serangan itu, polisi yang menjadi korban itu dirawat di UGD RKZ Surabaya karena menderita luka di tangan, pipi sebelah kanan dan kepala bagian belakang.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera mengatakan, pelaku berinisial IM yang menyerang polisi itu sudah dibawa oleh Densus 88 Anti Teror Mabes Polri.

"Sementara diduga melakukan amaliyah. Indikator amaliyah itu dari pembelajaran yang disampaikan (pelaku) tadi," ujar di Mapolsek Wonokromo, Sabtu malam.

Menurut Barung, polisi sedang menyelidiki kasus ini karena pelaku penyerangan itu perseorangan.

Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Sandi Nugroho juga menambahkan, Densus 88 sedang mendalami asal jaringan pelaku IM ini.

"Untuk barang bukti yang diamankan, yakni celurit, pisau panjang, ketapel," katanya.

Polisi juga sudah menjemput keluarga pelaku yang menyerang anggota Polsek Wonokromo Ajun Inspektur Satu Agus Sumartono berinisial IM, di kawasan Sidosermo Surabaya.

Pelaku Berjualan Makaroni

Berdasarkan laporan Antara, istri dan tiga anak pelaku IM diminta ikut polisi. Petugas polisi juga turut menggeledah indekos pelaku dan mengamankan laptop, kertas, dan ponsel.

Saat ditemui wartawan, Ketua RT 03, RW 02 Sidosermo, Ainul Arif mengaku melihat perubahan para perilaku IM sejak setahun lalu.

"Kesehariannya biasa saja. Dia itu jualan sempol sama kirim kerupuk makaroni di sini. Jualannya keliling dan anaknya juga sekolah di sini," ujar Ainul.

Menurut dia, IM saat ini lebih tertutup ketika mengikuti suatu kegiatan pengajian. Selain itu, istrinya yang dulu suka bergaul juga ikut tertutup.

"Dulu dia sering jalan-jalan ke sini bersama istrinya. Setelah istrinya bercadar dan ikut itu, ya jarang lagi," ucapnya.

Kendati demikian, Ainul tidak pernah melihat adanya hal-hal mencurigakan di tempat tinggal IM.

Ainul juga mengaku tidak mengetahui pengajian apa yang sedang diikuti IM.

Baca juga artikel terkait PENYERANGAN POLISI

tirto.id - Hukum
Sumber: Antara
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Agung DH